Menu Tutup

Sejarah dan Perkembangan Bola Voli: Dari Mintonette hingga Olimpiade

Bola voli adalah salah satu olahraga yang populer di dunia, termasuk di Indonesia. Olahraga ini dimainkan oleh dua tim yang berlawanan, dengan masing-masing tim beranggotakan enam orang. Tujuan dari permainan ini adalah memukul bola agar melewati jaring dan jatuh di wilayah lawan, atau membuat lawan gagal mengembalikan bola. Bola voli memiliki berbagai variasi, seperti voli pantai, voli duduk, dan voli mini. Namun, tahukah Anda siapa yang pertama kali menemukan bola voli? Bagaimana sejarah dan perkembangan olahraga ini? Artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

William G. Morgan: Penemu Bola Voli

William G. Morgan (1870-1942) adalah seorang guru pendidikan jasmani asal Amerika Serikat yang dikenal sebagai penemu bola voli. Ia lahir di Lockport, New York, dan belajar di Springfield College of YMCA (Young Men’s Christian Association), sebuah organisasi sosial dan keagamaan yang bergerak di bidang kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat. Di sana, ia berteman dengan James Naismith, penemu bola basket.

Pada tahun 1895, Morgan bekerja sebagai direktur pendidikan jasmani di YMCA di Holyoke, Massachusetts. Ia menciptakan sebuah permainan baru yang dimaksudkan untuk anggota YMCA yang sudah tidak berusia muda lagi, sehingga tidak seaktif dan sekeras bola basket. Permainan baru itu ia beri nama Mintonette, yang merupakan gabungan dari beberapa jenis permainan, yaitu bisbol, tenis, dan bola tangan (handball).

Mintonette dimainkan oleh dua tim dengan jumlah pemain tidak terbatas. Bola yang digunakan adalah sebuah balon udara yang dibungkus dengan kulit. Jaring yang dipasang di tengah lapangan memiliki tinggi 1,98 meter. Tidak ada batasan jumlah sentuhan bola dalam satu tim, asalkan bola tidak menyentuh lantai. Tidak ada pula sistem skor atau rotasi pemain.

Baca Juga:  Ciri-Ciri Sejarah sebagai Kisah: Fakta, Interpretasi, dan Narasi

Perubahan Nama dari Mintonette menjadi Volleyball

Pada tahun 1896, Morgan diminta untuk mendemonstrasikan permainan Mintonette di International YMCA Training School di Springfield. Di sana, ia membawa dua tim dengan masing-masing lima orang pemain. Salah satu penonton demonstrasi itu adalah Alfred Halstead, seorang guru pendidikan jasmani dari YMCA di Brooklyn. Halstead menyarankan agar nama Mintonette diganti menjadi Volleyball (bola voli), karena permainan itu melibatkan banyak pukulan bola secara bolak-balik (volley) melewati jaring.

Nama Volleyball kemudian diterima secara luas dan digunakan hingga sekarang. Morgan sendiri tidak keberatan dengan perubahan nama itu, dan menganggapnya sebagai penghargaan atas karyanya.

Perkembangan Bola Voli di Dunia

Bola voli mulai menyebar ke berbagai negara melalui YMCA dan tentara Amerika Serikat yang bertugas di luar negeri. Pada tahun 1900-an, bola voli sudah dimainkan di Kanada, Kuba, Meksiko, Puerto Riko, Filipina, Tiongkok, Jepang, India, dan beberapa negara Eropa.

Pada tahun 1916, sistem rotasi pemain diperkenalkan untuk meningkatkan kesempatan setiap pemain untuk melakukan servis (pukulan awal). Pada tahun 1917, sistem skor rally point diterapkan untuk mempercepat permainan. Pada tahun 1920-an, tinggi jaring dinaikkan menjadi 2,43 meter untuk pria dan 2,24 meter untuk wanita.

Pada tahun 1928, didirikan United States Volleyball Association (USVBA) sebagai organisasi induk bola voli di Amerika Serikat. Pada tahun 1947, didirikan Federation Internationale de Volleyball (FIVB) sebagai organisasi induk bola voli dunia. FIVB kemudian menetapkan peraturan-peraturan resmi dan standar internasional untuk bola voli.

Pada tahun 1955, bola voli mulai dipertandingkan di Asian Games. Pada tahun 1964, bola voli menjadi cabang olahraga Olimpiade untuk pertama kalinya di Tokyo. Pada tahun 1986, bola voli pantai (beach volleyball) diperkenalkan sebagai variasi bola voli yang dimainkan di pasir dengan dua orang pemain setiap tim.

Baca Juga:  Definisi Antropologi Menurut Para Ahli

Perkembangan Bola Voli di Indonesia

Bola voli masuk ke Indonesia melalui Hindia Belanda pada tahun 1928. Pada tahun 1932, didirikan Persatuan Olahraga Bola Voli Hindia Belanda (POBVHB) sebagai organisasi induk bola voli di Indonesia. Pada tahun 1934, POBVHB mengirimkan tim bola voli pertama Indonesia ke turnamen bola voli di Singapura.

Setelah kemerdekaan Indonesia, POBVHB berganti nama menjadi Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) pada tahun 1951. PBVSI kemudian menjadi anggota FIVB pada tahun 1955. Pada tahun 1958, tim bola voli putra Indonesia meraih medali emas di Asian Games di Tokyo, mengalahkan Uni Soviet yang saat itu merupakan juara dunia.

Sejak saat itu, bola voli menjadi salah satu olahraga favorit di Indonesia, baik sebagai olahraga prestasi maupun rekreasi. Bola voli juga sering dipertandingkan dalam berbagai ajang olahraga nasional, seperti Pekan Olahraga Nasional (PON), Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS), dan Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS).

Posted in Ragam

Artikel Terkait: