Menu Tutup

Sistem Politik: Pengertian, Jenis, dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

Sistem politik adalah cara atau metode yang digunakan oleh suatu negara atau masyarakat untuk mengatur kehidupan bersama, termasuk hubungan antara pemerintah dan rakyat, serta antara pemerintah dengan pemerintah lain. Sistem politik dapat berbeda-beda tergantung pada sejarah, budaya, agama, ideologi, dan kepentingan yang ada di suatu negara atau masyarakat.

Jenis-Jenis Sistem Politik

Ada banyak jenis sistem politik yang dapat dikenali, tetapi secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:

  • Sistem Demokrasi, yaitu sistem politik yang mengutamakan hak dan kewajiban setiap warga negara dalam menentukan nasib bersama melalui pemilihan umum, partisipasi politik, dan pengawasan publik. Dalam sistem demokrasi, kekuasaan berasal dari rakyat dan harus bertanggung jawab kepada rakyat. Contoh negara yang menganut sistem demokrasi adalah Amerika Serikat, Indonesia, Jepang, dan India.
  • Sistem Otoriter, yaitu sistem politik yang mengandalkan kekuasaan tunggal atau sebagian kecil dari penguasa dalam mengatur kehidupan bersama tanpa menghormati hak dan kewajiban setiap warga negara. Dalam sistem otoriter, kekuasaan tidak berasal dari rakyat dan tidak bertanggung jawab kepada rakyat. Contoh negara yang menganut sistem otoriter adalah Kuba, Suriah, China, dan Iran.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Politik

Sistem politik tidaklah statis atau tetap saja, tetapi dapat berubah seiring dengan perkembangan zaman dan kondisi sosial-budaya. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sistem politik antara lain:

  • Sejarah, yaitu latar belakang peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di suatu negara atau masyarakat sebelumnya yang membentuk karakteristik dan nilai-nilai politiknya. Sejarah dapat menjadi sumber inspirasi atau hambatan bagi perkembangan sistem politik.
  • Budaya, yaitu nilai-nilai, norma-norma, adat-istiadat, bahasa-bahasa, agama-agama, dan tradisi-tradisi yang dimiliki oleh suatu negara atau masyarakat. Budaya dapat menjadi faktor integrasi atau konflik bagi keragaman dan kesatuan sistem politik.
  • Ideologi, yaitu pandangan-pandangan filosofis tentang hak asasi manusia, keadilan sosial, kesejahteraan umum, dan tujuan-tujuan hidup manusia. Ideologi dapat menjadi landasan atau alasan bagi penyusunan dan implementasi sistem politik.
  • Kepentingan, yaitu motif-motif ekonomi, sosial-budaya, agama-agama, etnis-etnis, gender-gender, dan lain-lain yang dimiliki oleh berbagai kelompok-kelompok dalam suatu negara atau masyarakat. Kepentingan dapat menjadi sumber dukungan atau oposisi bagi perubahan atau stabilitas sistem politik.
Baca Juga:  Indikator Keberhasilan Pembangunan: Pengertian, Jenis, dan Contoh
Posted in Ragam

Artikel Terkait: