Lampung adalah salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang memiliki kekayaan budaya yang beragam, termasuk tarian tradisional. Tarian-tarian Lampung merupakan warisan leluhur yang dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Lampung. Tarian-tarian Lampung juga mencerminkan nilai-nilai kehidupan, kepercayaan, dan kearifan lokal masyarakat Lampung. Berikut adalah enam tarian adat Lampung yang penuh makna dan filosofi.
1. Tari Melinting
Tari Melinting adalah tari persembahan yang berasal dari Melinting, Lampung Timur. Tarian ini merupakan tarian yang dianggap klasik, karena tarian ini telah ada semenjak masuknya Islam di Nusantara. Tari Melinting dibawakan sebagai ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan masyarakat Lampung atas apa yang mereka dapatkan dalam kehidupan sehari-hari1.
Tari Melinting dibawakan oleh delapan orang penari, terdiri dari empat laki-laki dan empat perempuan. Penari laki-laki mengenakan busana adat Lampung berwarna hitam dengan kain sarung berwarna merah, sedangkan penari perempuan mengenakan busana adat Lampung berwarna merah dengan kain sarung berwarna hitam. Penari juga memakai aksesoris seperti selendang, mahkota, dan gelang1.
Tari Melinting memiliki beberapa babak, yaitu babak pembuka, babak gator, babak kenui melayang, dan babak penutup. Setiap babak memiliki gerakan yang berbeda-beda. Gerakan penari laki-laki cenderung lincah dan manis, sedangkan gerakan penari perempuan cenderung lembut dan anggun1. Tari Melinting diiringi oleh alat musik tradisional seperti gendang, gong, suling, dan rebana1.
2. Tari Bedana
Tari Bedana adalah tarian yang berasal dari Lampung Timur yang menjelaskan tentang ajaran Islam dan mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung. Tarian ini juga menyimbolkan tentang persahabatan dan pergaulan anak remaja di daerah Lampung2. Tari Bedana biasanya dimainkan ketika anggota keluarga khatam Al-Qur’an atau pada acara-acara tertentu seperti pernikahan, khitanan, atau penyambutan tamu1.
Tari Bedana dibawakan oleh sepuluh orang penari, terdiri dari lima laki-laki dan lima perempuan. Penari mengenakan busana adat Lampung berwarna putih dengan kain sarung berwarna merah atau kuning. Penari juga memakai aksesoris seperti selendang, mahkota, gelang, dan keris1.
Tari Bedana memiliki gerakan yang dinamis dan harmonis. Gerakan penari laki-laki menunjukkan kegagahan dan keberanian, sedangkan gerakan penari perempuan menunjukkan kelembutan dan kesopanan1. Tari Bedana diiringi oleh alat musik tradisional seperti gambus, kerenceng, ketipung, dan lagu-lagu bernuansa gembira dan riang2.
3. Tari Cangget
Tari Cangget adalah tarian yang paling terkenal di Lampung. Tarian ini merupakan tarian para pemuda dan pemudi di Provinsi Lampung. Tarian ini biasanya ditampilkan pada acara-acara yang berhubungan dengan gawi adat, seperti panen raya, upacara mendirikan rumah, atau mengantar orang yang akan berpergian menunaikan ibadah haji3. Tarian ini juga merupakan tarian penyambutan para tamu dalam acara resmi2.
Tari Cangget dibawakan oleh delapan orang penari, terdiri dari empat laki-laki dan empat perempuan. Penari mengenakan busana adat Lampung berwarna hitam dengan kain sarung berwarna merah. Penari juga memakai aksesoris seperti selendang, mahkota, gelang, dan keris3.
Tari Cangget memiliki gerakan yang lincah dan enerjik. Gerakan penari laki-laki menunjukkan keberanian dan kegembiraan, sedangkan gerakan penari perempuan menunjukkan keanggunan dan kesenangan3. Tari Cangget diiringi oleh alat musik tradisional seperti gendang, gong, suling, dan rebana3.
4. Tari Sigeh Pengunten
Tari Sigeh Pengunten adalah tarian kreasi baru dari Lampung. Tarian ini merupakan pengembangan dari tari sembah yang merupakan tarian tradisional masyarakat Lampung. Tarian ini juga merupakan tarian penyambutan para tamu dalam acara resmi2. Tarian ini juga menggambarkan tentang prosesi pernikahan adat Lampung1.
Tari Sigeh Pengunten dibawakan oleh sepuluh orang penari, terdiri dari lima laki-laki dan lima perempuan. Penari mengenakan busana adat Lampung berwarna putih dengan kain sarung berwarna merah atau kuning. Penari juga memakai aksesoris seperti selendang, mahkota, gelang, dan keris1.
Tari Sigeh Pengunten memiliki gerakan yang lembut dan anggun. Gerakan penari laki-laki menunjukkan penghormatan dan pengagungan, sedangkan gerakan penari perempuan menunjukkan kesopanan dan ketaatan1. Tari Sigeh Pengunten diiringi oleh alat musik tradisional seperti gendang, gong, suling, dan rebana1.