Haji Wada’
Pada tahun 10 H Nabi menunaikan ibadah Haji yang dikenal dengan Haji Wada’. Didepan kurang lebih 100.000 orang kaum muslimin Nabi berkhutbah yang isinya antara lain:
Pertama, jangan menumpahkan darah kecuali dengan hak. Kedua, jangan mengambil harta orang lain dengan bathil.
Ketiga, jangan riba dan menganiaya.
Keempat, jangan balas dendam dengan tebusan dosa.
Kelima, memperlalukuan para istri dengan baik dan lemah lembut.
Keenam, perintah menjauhi dosa.
Ketujuh, perintah saling memaafkan atas semua pertengkaran antara mereka di zaman jahiliyah,
Kedelapan, tegakkan persaudaraan dan persamaan antara manusia.
Kesembilan, perintah memperlakukan hamba sahaya dengan baik.
Kesepuluh, perintah harus berpegang teguh kepada dua sumber yang ditinggalkan Nabi, yaitu al-Qur’an dan Sunnah.65
Nabi Wafat
Tiga bulan setelah Nabi kembali ke Madinah, beliau menderita sakit. Abu Bakar disuruh Nabi mengimami kaum muslimin dalam sholat sebanyak tiga kali, bila beliau tidak sanggup melakukannya. Sakit Nabi itu berlangsung selama 14 hari. Akhirnya beliau menghembuskan nafas terakhir pada hari Senin, 12 Rabiul Awwal 11 H, dalam usia 63 tahun di rumah istrinya ‘Aisyah.
Kaum muslimin yang diberitahukan atas wafatnya Nabi itu dicekam kebingungan, tetapi Abu Bakar tampil membacakan ayat al-Qur’an Surat Ali ‘Imran ayat 144, dan berpidato: “wahai manusia, barang siapa memuja Nabi Muhammad, maka Nabi Muhammad telah wafat. Tetapi barang siapa memuja Allah Swt. maka Allah Swt. hidup selama-lamanya.
Dari perjalanan sejarah Rasulullah di atas, dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad s.a.w. di Makkah hanya sebagai seorang Rasul. Sedang di Madinah selain sebagai Rasul pemimpin agama, Nabi juga seorang Kepala Negara, komandan perang, pemimpin politik dan adminstrator yang cakap, sehingga dalam waktu 10 tahun beliau berhasil mewujudkan penduduk sahara itu ke dalam kekuasaannya. Wa Allah A’lam
Sumber: Nasution, Syamruddin. “Sejarah Perkembangan Peradaban Islam.” (2017).