Menu Tutup

Hikmah Gerakan dan Bacaan Shalat

Hikmah Shalat Dimulai Dengan Takbir

Hikmah shalat dimulai dengan takbir adalah dalam rangka memulai ibadah shalat dengan menyucikan dan mengagungkan Allah SWT serta menyifatinya dengan sifat-sifat kesempurnaan. Menurut Al-Qadhi ‘Iyadh, hikmahnya adalah orang yang shalat dikondisikan untuk menghadirkan sifat keagungan Zat-Nya dan dipersiapkan untuk patuh dan berdiri di hadapan-Nya agar ia penuh rasa takut sehingga hatinya hadir, benar-benar khusyuk, serta tidak ada kesempatan baginya untuk bersenda gurau.

Hikmah Mengangkat Kedua Tangan

Para ulama sedikit berbeda dalam menguraikan hikmah tentang mengangkat kedua tangan. Menurut Imam Asy-Syafi’I, hikmahnya adalah untuk mengagungkan Allah SWT dan mengikuti jejak langkah Rasulullah SAW. Ada ulama lain yang berpendapat, mengangkat dua tangan itu karena tunduk, merendahkan diri, pasrah, dan patuh. Ini dianalogikan dengan orang yang tertawan. Ketika ia sudah terkalahkan, maka dia mengangkat kedua tangan sebagai tanda kepasrahan.

Hikmah Meletakkan Dua Tangan di Bawah Dada dan di Atas Pusar

Hikmah meletakkan dua tangan di bawah dada dan di atas pusat adalah agar kedua tangan itu berada  di atas anggota badan yang paling mulia, yaitu hati. Hal itu dimaksudkan untuk menjaga iman di dalamnya, karena orang yang ingin memelihara sesuatu, maka kedua tangannya harus diletakkan di atas sesuatu tersebut. Ada yang berpendapat bahwa hal ini lebih mendorong kekhusyukan dalam melaksanakan shalat.

Hikmah Doa Iftitah

Doa iftitah merupakan ketetapan dari Rasulullah SAW pada awal rakaat pertama shalat. Doa iftitah berisi ungkapan pujian kepada Allah SWT, pengakuan diri akan kelengahan dan aniaya, permohonan ampunan pada Allah SWT, dan permintaan memiliki akhlak yang terbaik, serta permohonan perlindungan kepada Allah agar dijauhkan dari akhlak buruk.

Hikmah Membaca Surah Al-Fatihah

Membaca Al-Fatihah dimulai dengan basmalah menunjukkan bahwa hanya dengan nama Zat yang menjadi tujuan pelaksanaan kewajiban, orang shalat bisa memiliki kemampuan untuk melaksanakan setiap kewajiban. Ia pun bisa memohon pertolongan Allah SWT untuk mencapai keridhaan dan rahmat-Nya, juga memohon untuk dijauhkan dari siksa-Nya.

Hikmah Membaca Surah Setelah Membaca Al-Fatihah

Hikmahnya adalah untuk mengikuti jejak langkah Nabi Muhammad SAW, seperti yang terdapat dalam riwayat Al-Bukhari dan Muslim.

Hikmah Rukuk

Yaitu agar orang yang shalat termasuk dalam kelompok orang yang diseru dalam firman Allah QS. Al-Hajj ayat 77.

Hikmah Iktidal Berdiri

Yaitu sebagai suatu penggambaran diri seseorang di sisi Allah Azza wa Jalla untuk memperingatkan hati agar tetap bersikap rendah diri, merasa hina, menjauhi sifat gila jabatan dan perilaku sombong, serta mengingatkan betapa bahayanya berdiri di sisi Allah.

Hikmah Sujud

Yaitu untuk menghina setan yang tidak mau sujud kepada Nabi Adam as. sujud juga dapat memudahkan diterimanya doa. Hikmah lainnya menurut Imam Al-Iraqi yaitu menanamkan sikap rendah hati, karena orang yang sujud itu mengguling-gulingkan wajahnya di tempat sujud.

Hikmah Mengangkat Jari Telunjuk ketika Membaca Syahadat

Yaitu menunjukkan bahwa Tuhan yang berhak disembah hanyalah Tuhan Yang Maha Esa. Jadi, pada waktu mengangkat jari telunjuk tersebut orang yang shalat menyelaraskan antara ucapan, pekerjaan, dan keyakinan dalam mengesakan Allah SWT.

Hikmah Bacaan Pada Waktu Tasyahud

Dua kalimat syahadat disebut tasyahud karena dikalimat itu ada dua kesaksian. Pertama, kesaksian akan keesaan Allah SWT. Kedua, kesaksian akan kerasulan Nabi Muhammad SAW. Tujuan bacaan tasyahud adalah memuji Allah SWT yang memiliki seluruh penghormatan yang datang dari makhluk. Kata at-tahiyyat sendiri berbentuk jamak, karena setiap raja itu mempunyai penghormatan tersendiri yang dikenal luas untuk dihormati.

Hikmah Mengucapkan Salam

Menurut Al-Qaffal, saat bertakbiratul ihram orang yang shalat berpaling dari manusia dan hanya menghadap Allah SWT, sedangkan pada waktu salam ia menghadap manusia kembali.

DAFTAR PUSTAKA

  • Ash-Shiddieqy, Muhammad, Tengku, Pedoman Sholat. Jakarta: Bulan Bintang, Cet. 21, 1993.
  • Masykuri , Abdurrahman, Kupas Tuntas Salah. Jakarta: Erlangga, 2006.

Baca Juga: