Orang pertama yang menyelenggarakan perayaan maulid nabi adalah Raja Mudzofaruddin Abu Said al-Kaukaburii ibnu Zainuddin Ali bin Baktakin.
Pendapat para ulama’ tentang Maulid Nabi.
Syeikh Taqiyudin Ibnu Taymiah
Beliau berkata: “mengagungkan maulid nabi adalah menganndung pahala yang sangat agung, karena hal itu adalah wujud ta’dzim kepada Rasulullah.”[1]
Imam Jalaluddin as-Suyuthi
Beliau berkata: “perayaan maulid nabi adalah bid’ah hasanah. Orang yang merayakannya diberi pahala olehnya.”
Imam Suyuthi juga berkata: “disunnahkan bagi kita untuk menampakkan rasa syukur atas lahirnya Rasulullah. Dan juga beliau berkata: tidak ada rumah atau masjid atau apa saja yang dibacakan maulid di dalamnya kecuali mendapatkan rahmat dari allah.”[2]
[1] . Al-halabi “sirah halabiah”,juz.1,hal.83-84.
[2] . Suyuthi “al-wasa’il fi syarhil masa’il”
Sumber: Amaliah NU dan dalilnya.