Menu Tutup

Mengapa Gen Z Identik dengan Generasi Malas?

Dalam diskusi mengenai karakteristik generasi, sering kali muncul stereotip bahwa Generasi Z (Gen Z), yang mencakup individu yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, adalah generasi yang malas. Persepsi ini sering kali berasal dari kebiasaan dan gaya hidup mereka yang berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Namun, untuk memahami lebih dalam mengapa Gen Z diidentikkan dengan “malas,” penting untuk meneliti konteks sosial, teknologi, dan ekonomi yang membentuk pengalaman mereka.

1. Perubahan dalam Cara Bekerja dan Belajar

Salah satu faktor utama yang berkontribusi pada stereotip ini adalah cara Gen Z berinteraksi dengan dunia kerja dan pendidikan. Mereka adalah generasi digital natives yang tumbuh dengan teknologi yang memudahkan akses informasi dan layanan. Misalnya, dibandingkan dengan generasi sebelumnya yang harus berjuang untuk mendapatkan pekerjaan paruh waktu, banyak Gen Z lebih memilih cara alternatif untuk menghasilkan uang, seperti melalui platform online dan media sosial.

Kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi ini telah menciptakan budaya ketergantungan pada kenyamanan dan efisiensi, sehingga tindakan proaktif dalam beberapa situasi dianggap tidak perlu. Makanan dapat dipesan dengan mudah melalui aplikasi, dan informasi tersedia hanya dengan beberapa klik. Hal ini sering kali disalahartikan sebagai bentuk kemalasan, padahal bisa jadi ini adalah adaptasi terhadap cara hidup yang lebih efisien.

2. Kecemasan dan Kesehatan Mental

Gen Z juga merupakan generasi yang paling banyak melaporkan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi, terutama selama masa pandemi COVID-19. Banyak dari mereka merasa tertekan oleh ekspektasi sosial yang tinggi, termasuk kebutuhan untuk tampil baik di media sosial. Ketika mereka berjuang dengan kesehatan mental, ini bisa terlihat sebagai kurangnya motivasi atau kemalasan, padahal sebenarnya mereka sedang menghadapi tantangan yang kompleks.

3. Budaya Instant Gratification

Budaya yang mengedepankan kepuasan instan juga berkontribusi pada citra Gen Z sebagai generasi malas. Mereka terbiasa dengan akses cepat ke berbagai layanan dan informasi, yang menciptakan harapan bahwa segala sesuatu harus segera tersedia. Ketergantungan ini dapat membuat mereka terlihat kurang sabar atau tidak ingin berusaha keras untuk mencapai tujuan.

4. Kesalahan Persepsi dan Stereotip

Stereotip tentang kemalasan Gen Z sering kali dihasilkan dari kesalahpahaman mengenai cara mereka beroperasi dalam dunia yang telah berubah. Masyarakat yang lebih tua mungkin melihat kebiasaan Gen Z, seperti menghindari pekerjaan paruh waktu, sebagai tanda kemalasan, tanpa mempertimbangkan konteks ekonomi yang berbeda, seperti biaya pendidikan yang tinggi dan sulitnya mendapatkan pekerjaan yang layak.

Referensi:

  • Stanford University. (n.d.). What to know about Gen Z. Stanford Report. Retrieved from Stanford Report.
  • Lee, Henry Rose. (n.d.). Who is Gen Z? Lazy & Entitled or Misunderstood & Mismanaged? Inter-Generational Expert. Retrieved from Inter-Generational Expert.
  • Dashevsky, Polina. (2021). Laziness highlights flaws of Generation Z. The Standard. Retrieved from The Standard.

Lainnya