Menu Tutup

Pengertian Ar-Razzāq dan Teladannya

Pengertian Ar-Razzāq

Nama ar-Razzāq merupakan nama ke-18 dari 99 al-Asmā` al-Ḥusnā. Kata Ar- Razzāq terambil dari akar kata ra`, za`, dan qaf, berarti rezeki atau penghidupan. Dalam KBBI, rezeki berarti sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan, dapat berupa makanan, nafkah, dan hal-hal lain. Imam Ghazali menjelaskan kata ar-Razzāq adalah Dia yang menciptakan rezeki dan menciptakan yang memberi rezeki, serta Dia pula yang mengantarnya kepada mereka dan menciptakan sebab-sebab sehingga mereka dapat menikmatinya.

Dalam al-Qur`an, ayat-ayat yang menggunakan akar kata razaqa banyak  ditemukan. Akan tetapi ayat yang mengandung kata ar-Razzāq hanya ditemukan pada Surah ad-Dzāriyāt [51]: 58:

“Sesungguhnya Allah adalah Ar-Razzāq (Maha Pemberi Rezeki) yang memiliki kekuatan yang kukuh”. (QS. ad-Dzāriyāt [51]: 58)

Teladan dari sifat Ar-Razzāq

a. Meyakini bahwa Allah menjamin rezeki setiap makhluk-Nya serta berusaha mendapatkan rezeki

Sebagai makhluk Allah, kita harus meyakini bahwa Dia telah menjamin rezeki makhluk-makhluknya. Tidak ada makhluk-Nya yang dibiarkan terlunta-lunta kecuali karena perbuatan pengerusakan dari makhluk-Nya sendiri. Allah Swt. berfirman:

“Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauḥ al-Maḥfuẓ). (QS. Hūd [11]: 6)

Dengan jaminan rezeki yang Allah berikan ini, kita harus senantiasa berdoa kepada-Nya untuk diberikan petunjuk atas letak rezeki-Nya dan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan rezeki yang telah dijamin oleh Allah. Allah Swt. berfirman

“Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (QS. Al-Mulk [67]: 15)

Allah menjamin rezeki makhluknya dengan menjadikan bumi ini sebagai bahagian dari rezeki-Nya. Allah menjadikan bumi ini kaya akan sumber daya alam yang dapat dikelola oleh manusia. Oleh karena itu, kita harus jeli melihat peluang rezeki dalam bumi yang kaya ini. Agar jeli melihat peluang ini, kita harus melewati tiga syarat yaitu: 1) Berusaha dengan maksimal dengan cara yang baik;

2) Yakin bahwa keberhasilan akan diraih dengan usaha maksimal; 3) Memasrahkan diri atas hasil apapun yang telah didapatkan.

b. Saling berbagi rezeki kepada makhluk lain

Sebagian dari cerminan nilai Ar-Razzāq dalam kehidupan di dunia ialah dengan senang hati membagikan rezeki dari Allah kepada setiap makhluk-Nya. Sikap membagikan rezeki kepada setiap makhluk Allah merupakan wujud dari perantara sampainya rezeki Allah. Sebagaimana Allah Swt. berfirman:

“Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka” (QS. Al-An’ām [6]: 151)

Sikap membagikan rezeki merupakan perintah dari Allah Swt. Jika sikap ini diaktualisasikan, maka silaturahmi dengan sesama akan semakin erat dengan sendirinya. Sebaliknya jika sikap ini ditinggalkan, maka sifat individual akan semakin marak dan sifat peduli terhadap orang lain akan menurun. Allah Swt. berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebahagian rezeki yang telah kami berikan kepadamu” (QS. Al-Baqarah [2]: 254)

Dalam membagikan rezeki, kita tak diperkenankan untuk menyertainya dengan perbuatan maupun perkataan yang menyakiti hati. Perbuatan dan perkataan yang menyakiti hati akan melemahkan silaturahmi. Lebih baik berbuat dan berkata baik daripada membagikan rezeki dengan perbuatan dan perkataan yang buruk. Allah Swt. berfirman:

“Perkataan yang baik dan pemberian maaf itu lebih baik dari sedekah yang diiringi tindakan menyakiti. Allah Mahakaya, Maha Penyantun”. (QS. Al- Baqarah [2]: 263)