Menu Tutup

Tamak dan Dampak Negatifnya

Pengertian Tamak

Secara bahasa tamak berarti rakus. Sedang menurut istilah tamak adalah cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum haram yang mengakibatkan adanya dosa besar.

Tamak adalah sikap rakus terhadap hal-hal yang bersifat duniawi sehingga menyebabkan manusia menjadi hina. Sifat ini digambarkan oleh Rasulullah Saw. seperti orang yang haus yang hendak minum air laut, semakin banyak ia meminum air laut, semakin bertambah rasa dahaganya. Maksudnya, bertambahnya harta tidak akan menghasilkan kepuasan hidup karena keberhasilan dalam mengumpulkan harta akan menimbulkan harapan untuk mendapatkan harta benda baru yang lebih banyak tanpa memperhitungkan mana yang halal dan haram.

Perilaku Orang Yang Tamak

Orang yang tamak senantiasa lapar dan dahaga akan kehidupan dunia. Makin banyak yang diperoleh dan menjadi miliknya, semakin rasa lapar dan dahaga untuk mendapatkan lebih banyak lagi. Jadi, mereka sebenarnya tidak dapat menikmati kebaikan dari apa yang dimiliki, tetapi sebaliknya menjadi satu beban hidup.

Selanjutnya, kehidupannya hanya disibukkan untuk terus mendapat apa yang diinginkannya, karena orang tamak lupa tujuan sebenarnya amanah hidup di dunia ini. Mereka tidak peduli hal lain, melainkan mengisi segenap ruang untuk memuaskan nafsu tamaknya. Sesungguhnya Allah menciptakan manusia sebagai khalifah untuk melaksanakantanggung jawab sebagai hamba-Nya. Seperti dalam firman-Nya:

Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzaariyaat [51]:56)

Sifat tamak ini akan menjerumuskannya ke dalam bahaya riya’ serta akan mencabut kemanisan beribadah kepada Allah. Akhirnya ia akan menjadi hamba abdi kepada makhluq setelah Allah membebaskannya daripada perhambaan sesama makhluq.

Firman Allah dalam al-Qur’an:

Artinya: “Wahai orang beriman, janganlah kamu dilalaikan oleh (urusan) harta benda kamu dan anak-pinak kamu daripada mengingati Allah (dengan menjalankan perintah- Nya) dan (ingatlah), siapa yang melakukan demikian, maka mereka itulah orang yang rugi.” (QS. Al-Munafiqun [63]:9)

Baca Juga: