Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman suku, agama, budaya, dan wilayah yang sangat luas. Keberagaman ini merupakan kekayaan dan keunikan bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu merupakan nilai luhur yang mengikat seluruh rakyat Indonesia dalam persatuan dan kesatuan.
Namun, di balik keberagaman tersebut, terdapat pula berbagai ancaman yang dapat mengganggu integrasi nasional dan mengancam keutuhan negara. Ancaman tersebut dapat berasal dari dalam maupun luar negeri, serta dapat bersifat militer maupun nonmiliter. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran dan kewaspadaan dari seluruh komponen bangsa untuk menghadapi dan mengatasi ancaman-ancaman tersebut.
Ancaman Militer
Ancaman militer adalah ancaman yang datang dari militer-militer negara asing yang dapat mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Bentuk-bentuk ancaman militer antara lain:
- Tindakan pelanggaran wilayah: misalnya adanya penerbangan pesawat asing tanpa izin di wilayah udara Indonesia, atau adanya kapal asing yang masuk ke wilayah perairan Indonesia tanpa izin.
- Agresi militer asing: misalnya adanya serangan militer dari negara asing yang bertujuan untuk merebut atau menguasai sebagian atau seluruh wilayah Indonesia.
- Perkembangan persenjataan militer negara asing: misalnya adanya peningkatan kualitas dan kuantitas senjata-senjata canggih yang dimiliki oleh negara-negara tetangga atau rival Indonesia, seperti senjata nuklir, rudal balistik, atau pesawat tempur siluman.
- Pemberontakan bersenjata yang disokong asing: misalnya adanya gerakan separatis atau kelompok bersenjata yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dengan mendapatkan bantuan senjata, dana, atau pelatihan dari negara asing.
Ancaman Nonmiliter
Ancaman nonmiliter memiliki karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat. Ancaman nonmiliter ini bisa berbentuk dalam bidang:
- Ideologi: misalnya adanya pemahaman atau aliran ideologi yang bertentangan dengan Pancasila sebagai ideologi negara, seperti liberalisme, komunisme, radikalisme, atau fundamentalisme.
- Politik: misalnya adanya intimidasi, provokasi, atau blokade politik yang digencarkan oleh negara lain terhadap Indonesia, seperti campur tangan dalam urusan dalam negeri, pengaruh politik luar negeri, atau sanksi ekonomi.
- Ekonomi: misalnya adanya globalisasi ekonomi yang dapat menimbulkan ketergantungan ekonomi terhadap negara lain, seperti dominasi pasar oleh produk-produk asing, utang luar negeri yang besar, atau krisis ekonomi global.
- Sosial budaya: misalnya adanya ancaman dari dalam dan dari luar terhadap keberagaman sosial budaya Indonesia. Ancaman dari dalam misalnya timbulnya isu-isu kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan sosial, konflik etnis, agama, atau daerah yang dapat menimbulkan perpecahan bangsa. Ancaman dari luar misalnya adanya arus westernisasi dan masuknya karakter hedonisme yang dapat mengikis nilai-nilai luhur budaya Indonesia.
- Teknologi informasi: misalnya adanya penyebaran informasi-informasi palsu atau hoaks yang dapat menyesatkan masyarakat dan merusak citra negara, seperti fitnah, propaganda, atau ujaran kebencian. Selain itu, adanya ancaman siber atau cyber attack yang dapat mengganggu sistem informasi dan komunikasi negara, seperti peretasan, virus, atau malware.
- Kedaulatan umum: misalnya adanya ancaman terhadap hak-hak dasar rakyat sebagai pemegang kedaulatan negara, seperti hak untuk memilih dan dipilih, hak untuk berpendapat, hak untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.
Peran Serta Masyarakat untuk Mengatasi Berbagai Ancaman
Sebagai masyarakat yang baik, sudah seharusnya kita mengambil peran dalam mempertahankan NKRI dari segala ancaman. Adapun peran yang bisa dilakukan masyarakat untuk mengatasi berbagai ancaman dalam membangun integrasi nasional di antaranya adalah sebagai berikut:
- Tidak membeda-bedakan keberagaman misalnya pada suku, budaya, daerah dan sebagainya, tetapi menghargai dan mengakui perbedaan tersebut sebagai kekayaan bangsa.
- Menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan dan agama yang dianutnya, tetapi juga toleran dan menghormati keyakinan dan agama orang lain.
- Membangun kesadaran akan pentingnya integrasi nasional sebagai jaminan keutuhan dan keselamatan negara dari berbagai ancaman.
- Melakukan gotong royong dalam rangka peningkatan kesadaran bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta meningkatkan kesejahteraan bersama.
- Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
- Menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan dengan tidak terlibat dalam tindakan-tindakan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain, seperti narkoba, terorisme, korupsi, atau kriminalitas lainnya.
- Menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan dengan tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat merusak alam dan ekosistem, seperti pembakaran hutan, pembuangan sampah sembarangan, atau penambangan liar.
- Menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga dengan menerapkan pola hidup sehat dan bersih, serta mengikuti protokol kesehatan dalam menghadapi pandemi Covid-19.
- Menjaga kualitas diri sendiri dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan formal maupun informal, serta mengembangkan bakat dan minat sesuai dengan kemampuan dan potensi diri.
- Menjaga citra diri sendiri dan bangsa dengan bersikap sopan santun, hormat-menghormati, serta beretika dan bermoral baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di dunia maya.
Sumber:
(1) Ancaman Terhadap Negara dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika. https://kampusimpian.com/
(2) Ancaman Terhadap Integrasi Nasional dan Semboyan Bhineka Tunggal Ika. https://nasional.sindonews.com/
(3) Materi PKN Kelas 10 Bab 6 Ancaman Terhadap Negara dalam Bingkai …. https://wirahadie.com/