Menu Tutup

Butir-Butir Pancasila: Pengertian, Sejarah, dan Makna Masing-Masing Sila

Pancasila adalah dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia yang terdiri dari lima sila yang saling berkaitan dan tidak terpisahkan. Pancasila merupakan hasil dari perjuangan dan pemikiran para founding fathers bangsa Indonesia yang menggali nilai-nilai luhur dari kebudayaan dan kearifan lokal bangsa Indonesia. Pancasila juga merupakan pedoman hidup bagi seluruh rakyat Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pengertian Butir-Butir Pancasila

Butir-butir Pancasila adalah uraian detail dari beberapa poin yang diturunkan dari substansi tiap sila dalam Pancasila, sebagai upaya melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Butir-butir Pancasila juga merupakan penjabaran dari makna dan tujuan masing-masing sila dalam Pancasila.

Sejarah Butir-Butir Pancasila

Butir-butir Pancasila pertama kali diatur melalui Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 yang berisi tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Ketetapan ini mengandung 45 butir pengamalan Pancasila yang dibagi menjadi lima bagian sesuai dengan lima sila dalam Pancasila. Namun, ketetapan ini kemudian dicabut oleh Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 yang menegaskan bahwa Pancasila sebagai satu-satunya asas organisasi kemasyarakatan.

Setelah era reformasi, butir-butir Pancasila disesuaikan kembali berdasarkan Ketetapan MPR No. I/MPR/2003 tentang Pokok-Pokok Pikiran Kebangsaan dan Peningkatan Kualitas Kehidupan Bangsa. Ketetapan ini mengandung 36 butir pengamalan Pancasila yang dibagi menjadi lima bagian sesuai dengan lima sila dalam Pancasila. Ketetapan ini juga menekankan pentingnya penghayatan, pengamalan, dan pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Makna Masing-Masing Sila dan Butir-Butirnya

Berikut adalah makna masing-masing sila dalam Pancasila dan butir-butirnya sesuai dengan Ketetapan MPR No. I/MPR/2003:

Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila pertama berarti bahwa bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Sila ini juga menunjukkan bahwa bangsa Indonesia menghormati keragaman agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia serta membina kerukunan hidup antar umat beragama dan penganut kepercayaan.

Butir-butir sila pertama adalah:

  • Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
  • Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
  • Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
  • Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
Baca Juga:  Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Konteks Kekinian

Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila kedua berarti bahwa bangsa Indonesia mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Sila ini juga menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya. Sila ini juga menuntut bangsa Indonesia untuk mengembangkan sikap saling mencintai, tenggang rasa, tepa selira, tidak semena-mena, dan berani membela kebenaran dan keadilan.

Butir-butir sila kedua adalah:

  • Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
  • Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
  • Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
  • Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
  • Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
  • Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
  • Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  • Berani membela kebenaran dan keadilan.
  • Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
  • Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

Sila ketiga berarti bahwa bangsa Indonesia mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Sila ini juga menunjukkan bahwa bangsa Indonesia menghargai kebhinekaan yang berdasarkan pada semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Sila ini juga menuntut bangsa Indonesia untuk menjaga dan memelihara kesatuan wilayah negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Baca Juga:  Pengertian, Sejarah, Teknik, Peraturan, dan Sistem Penilaian Permainan Bola Voli

Butir-butir sila ketiga adalah:

  • Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan.
  • Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
  • Menjaga ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
  • Menjalin persatuan dengan seluruh rakyat Indonesia di atas segala perbedaan agama, suku, adat istiadat, pendapat politik dan sebagainya.
  • Menghargai setiap usaha untuk memelihara dan meningkatkan persatuan bangsa.
  • Mengembangkan sikap saling mengenal, menghormati, menghargai antar warga negara Indonesia dari berbagai daerah.
  • Menjunjung tinggi semangat kebangsaan yang berlandaskan Bhinneka Tunggal Ika.
  • Menjaga dan memelihara kesatuan wilayah negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Sila keempat berarti bahwa bangsa Indonesia menjunjung tinggi kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut prinsip demokrasi dengan menjalankan sistem pemerintahan negara berdasarkan UUD 1945. Sila ini juga menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kepentingan bersama. Sila ini juga menuntut bangsa Indonesia untuk menghormati hak-hak asasi manusia serta menjalankan kewajiban sebagai warga negara dan anggota masyarakat. Sila ini juga menghendaki bangsa Indonesia untuk mengembangkan sikap demokratis, bertanggung jawab, dan berkeadilan.

Butir-butir sila keempat adalah:

  • Menjunjung tinggi kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut prinsip demokrasi dengan menjalankan sistem pemerintahan negara berdasarkan UUD 1945.
  • Mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kepentingan bersama.
  • Mengembangkan sikap saling menghormati dan menghargai pendapat orang lain dalam musyawarah.
  • Mengembangkan sikap tidak memaksakan kehendak kepada orang lain atau golongan lain jika bertentangan dengan keputusan yang telah dicapai melalui musyawarah.
  • Menghormati hak-hak asasi manusia serta menjalankan kewajiban sebagai warga negara dan anggota masyarakat.
  • Mengembangkan sikap demokratis, bertanggung jawab, dan berkeadilan.
  • Menjunjung tinggi hukum dan menjalankan pemerintahan yang baik.
Baca Juga:  Manfaat Pemberdayaan, Apa Saja?

Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sila kelima berarti bahwa bangsa Indonesia berusaha untuk mewujudkan suatu tata kemasyarakatan yang adil dan makmur, material dan spiritual, berdasarkan Pancasila. Sila ini juga menunjukkan bahwa bangsa Indonesia berkomitmen untuk menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia tanpa diskriminasi. Sila ini juga menuntut bangsa Indonesia untuk menjaga keseimbangan antara kemajuan dan kesejahteraan individu dan masyarakat. Sila ini juga mengharuskan bangsa Indonesia untuk memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana demi kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

Butir-butir sila kelima adalah:

  • Berusaha untuk mewujudkan suatu tata kemasyarakatan yang adil dan makmur, material dan spiritual, berdasarkan Pancasila.
  • Berkomitmen untuk menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia tanpa diskriminasi.
  • Mengembangkan sikap tidak mementingkan diri sendiri atau golongan sendiri.
  • Mengembangkan sikap gotong royong dan kerjasama dalam usaha meningkatkan kesejahteraan bersama.
  • Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
  • Menjaga keseimbangan antara kemajuan dan kesejahteraan individu dan masyarakat.
  • Memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana demi kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

Sumber:
(1) Isi Butir-Butir Pancasila Sila 1, 2, 3, 4, 5 dan Penjelasannya – Tirto.ID. https://tirto.id/isi-butir-butir-pancasila-sila-1-2-3-4-5-dan-penjelasannya-f5Mw.
(2) Butir-Butir Pancasila (LENGKAP) Sila ke-1, 2, 3, 4, 5 dan … – Saintif. https://saintif.com/butir-butir-pancasila/.
(3) Mengenal Butir Butir Pancasila dan Makna Masing-Masing Sila Pancasila …. https://katadata.co.id/agung/berita/63981b406caaa/mengenal-butir-butir-pancasila-dan-makna-masing-masing-sila-pancasila.
(4) Butir Butir Pancasila Lengkap dengan penjelasannya dan contoh. https://materibelajar.co.id/butir-butir-pancasila/.

Posted in Ragam

Artikel Terkait: