Indonesia adalah salah satu negara pendiri Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), organisasi internasional yang bertujuan untuk menjaga perdamaian dan keamanan dunia. Indonesia bergabung dengan PBB pada 27 September 1950, setelah mendapatkan pengakuan kemerdekaannya dari Belanda. Namun, pada 20 Januari 1965, Indonesia menyatakan keluar dari PBB sebagai bentuk protes terhadap terpilihnya Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Apa latar belakang dan alasan di balik keputusan kontroversial ini?
Latar Belakang
Latar belakang Indonesia keluar dari PBB berkaitan dengan konflik antara Indonesia dan Malaysia yang disebut sebagai Konfrontasi Indonesia-Malaysia. Konflik ini bermula ketika Inggris mengumumkan rencana pembentukan Federasi Malaysia pada tahun 1961, yang akan mencakup Persekutuan Tanah Melayu, Singapura, Sarawak, Brunei, dan Sabah. Indonesia dan Filipina menentang rencana ini karena menganggapnya sebagai bentuk neokolonialisme Inggris di Asia Tenggara. Indonesia juga merasa terancam dengan adanya negara baru yang berbatasan langsung dengan Kalimantan.
Presiden Soekarno mengeluarkan Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957, yang menyatakan bahwa seluruh wilayah perairan di sekitar kepulauan Nusantara merupakan bagian dari wilayah Indonesia. Deklarasi ini bertentangan dengan perjanjian perbatasan laut antara Inggris dan Belanda yang ditandatangani pada tahun 1891, yang membagi wilayah perairan di sekitar Borneo menjadi dua bagian. Dengan demikian, Indonesia mengklaim bahwa Sabah dan Sarawak termasuk dalam wilayahnya.
Pada 16 September 1963, Federasi Malaysia resmi dibentuk tanpa persetujuan Indonesia dan Filipina. Hal ini memicu reaksi keras dari Soekarno, yang menyebut Malaysia sebagai “boneka Inggris” dan “musuh Ganyang Malaysia”. Soekarno memerintahkan militer dan sukarelawan untuk melakukan infiltrasi dan sabotase di wilayah Malaysia. Konfrontasi ini berlangsung hingga tahun 1966, dengan korban jiwa di kedua belah pihak.
Alasan
Alasan utama Indonesia keluar dari PBB adalah karena merasa tidak dihargai dan didiskriminasi oleh organisasi tersebut. Indonesia merasa bahwa PBB telah melanggar Piagam PBB yang menjamin hak setiap negara untuk menentukan nasib sendiri. Indonesia juga merasa bahwa PBB telah menjadi alat politik Barat, khususnya Amerika Serikat dan Inggris, untuk mengintervensi urusan dalam negeri negara-negara berkembang.
Puncak ketidakpuasan Indonesia terhadap PBB terjadi pada 7 Januari 1965, ketika Malaysia terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 1965-1966. Indonesia menganggap hal ini sebagai penghinaan dan pengkhianatan terhadap prinsip solidaritas Asia-Afrika. Indonesia juga menuduh bahwa pemilihan Malaysia didukung oleh suara-suara bayaran dari negara-negara Afrika yang telah menerima bantuan dari Inggris.
Pada 20 Januari 1965, Menteri Luar Negeri Subandrio mengirimkan surat kepada Sekretaris Jenderal PBB U Thant, yang menyatakan bahwa Indonesia keluar dari PBB sejak tanggal 1 Januari 1965. Surat ini juga menyatakan bahwa Indonesia akan tetap bersikap kooperatif dengan negara-negara sahabat yang tidak tergabung dalam blok politik manapun. Dengan demikian, Indonesia menjadi negara pertama dan satu-satunya yang pernah keluar dari PBB.
Akibat
Akibat dari keluarnya Indonesia dari PBB adalah terisolirnya Indonesia dari dunia internasional. Indonesia kehilangan hak suara dan pengaruhnya dalam menyelesaikan berbagai masalah global, seperti konflik Vietnam, Timur Tengah, dan Afrika. Indonesia juga kehilangan kesempatan untuk mendapatkan bantuan dan kerjasama dari negara-negara anggota PBB, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, maupun pendidikan.
Selain itu, keluarnya Indonesia dari PBB juga memperburuk situasi dalam negeri Indonesia. Konfrontasi dengan Malaysia semakin memakan biaya dan korban yang besar, tanpa ada jaminan kemenangan. Ekonomi Indonesia semakin terpuruk akibat inflasi, korupsi, dan ketergantungan pada bantuan luar negeri. Politik Indonesia semakin tidak stabil akibat adanya pemberontakan dan gerakan komunis. Semua faktor ini berujung pada terjadinya peristiwa G30S/PKI pada 30 September 1965, yang menggulingkan Soekarno dari kekuasaan.
Kesimpulan
Indonesia keluar dari PBB pada tahun 1965 sebagai bentuk protes terhadap terpilihnya Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Hal ini didasari oleh konflik antara Indonesia dan Malaysia yang disebut sebagai Konfrontasi Indonesia-Malaysia, yang bermula dari rencana pembentukan Federasi Malaysia oleh Inggris pada tahun 1961. Indonesia merasa bahwa PBB telah melanggar hak setiap negara untuk menentukan nasib sendiri dan telah menjadi alat politik Barat untuk mengintervensi urusan dalam negeri negara-negara berkembang.
Keputusan ini menimbulkan akibat yang merugikan bagi Indonesia, baik di tingkat internasional maupun nasional. Indonesia terisolir dari dunia internasional dan kehilangan hak suara dan pengaruhnya dalam menyelesaikan berbagai masalah global. Indonesia juga kehilangan kesempatan untuk mendapatkan bantuan dan kerjasama dari negara-negara anggota PBB. Di dalam negeri, Indonesia menghadapi berbagai masalah ekonomi, politik, dan sosial yang berujung pada peristiwa G30S/PKI yang menggulingkan Soekarno dari kekuasaan.
Sumber:
(1) Mengapa Indonesia Keluar dari PBB pada 1965? – Kompas.com. https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/10/120000069/mengapa-indonesia-keluar-dari-pbb-pada-1965.
(2) Penyebab Indonesia Keluar dari Keanggotaan PBB – Zenius Education. https://www.zenius.net/blog/indonesia-keluar-dari-pbb.
(3) Kembalinya Indonesia ke PBB – Kompas.com. https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/27/110000579/kembalinya-indonesia-ke-pbb.
(4) 7 Januari 1965: Keluarnya Indonesia dari PBB – Elshinta.com. https://www.elshinta.com/news/255789/2022/01/07/7-januari-1965-keluarnya-indonesia-dari-pbb.
(5) Mengetahui Alasan Indonesia Keluar dari PBB Pada Tahun 1965. https://kumparan.com/berita-hari-ini/mengetahui-alasan-indonesia-keluar-dari-pbb-pada-tahun-1965-1zAunMFu5vB.