
Palagan Ambarawa adalah sebuah peristiwa sejarah yang menunjukkan semangat perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah. Peristiwa ini terjadi di daerah Ambarawa, Jawa Tengah, antara tanggal 20 Oktober hingga 15 Desember 1945. Dalam peristiwa ini, Tentara Indonesia berhasil mengalahkan Tentara Inggris yang dibantu oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration), sebuah organisasi sipil Belanda yang bertujuan untuk mengembalikan kekuasaan kolonial di Indonesia.
Latar Belakang
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Belanda tidak mau mengakui kedaulatan Republik Indonesia dan berusaha untuk merebut kembali wilayah jajahannya. Belanda memanfaatkan bantuan dari Sekutu, terutama Inggris, yang memiliki misi untuk mengurus tawanan perang dan tentara Jepang yang masih berada di Indonesia.
Pada tanggal 20 Oktober 1945, Tentara Inggris di bawah pimpinan Brigjen Bethel mendarat di Semarang dengan maksud untuk membebaskan para tawanan perang Belanda yang ditahan oleh Jepang di Ambarawa dan Magelang. Namun, ternyata Tentara Inggris juga mempersenjatai para tawanan tersebut dan membantu mereka untuk melawan Tentara Indonesia.
Tindakan ini menimbulkan kemarahan dan protes dari pihak Indonesia, yang merasa bahwa Tentara Inggris telah melanggar kesepakatan gencatan senjata yang telah dibuat sebelumnya. Presiden Soekarno pun turun tangan untuk menenangkan situasi dan melakukan perundingan dengan Brigjen Bethel pada tanggal 2 November 1945. Namun, perundingan ini tidak menghasilkan solusi yang memuaskan bagi kedua belah pihak.
Kronologi Pertempuran
Pada tanggal 12 November 1945, Tentara Inggris secara diam-diam meninggalkan Magelang menuju ke benteng Ambarawa, yang merupakan pusat pertahanan mereka. Mereka juga mencoba untuk menduduki beberapa desa di sekitar Ambarawa, seperti Bringin dan Tuntang.
Tentara Indonesia tidak tinggal diam dan segera melakukan pengepungan terhadap Tentara Inggris dari berbagai arah. Pasukan-pasukan Indonesia yang terlibat dalam pengepungan ini antara lain adalah:
- Resimen I Kedu di bawah pimpinan Letkol M. Sarbini
- Resimen II Banyumas di bawah pimpinan Kol Soedirman
- Resimen III Pemalang di bawah pimpinan Letkol Gatot Soebroto
- Resimen IV Surakarta di bawah pimpinan Letkol Soeharto
- Resimen V Yogyakarta di bawah pimpinan Letkol Suhardiman
- Resimen VI Kedu Tengah di bawah pimpinan Letkol Isdiman
Salah satu tokoh yang gugur dalam pertempuran ini adalah Letkol Isdiman, yang tewas saat memimpin serangan terhadap desa Bringin pada tanggal 15 November 1945. Ia dikenal sebagai pahlawan Palagan Ambarawa dan namanya diabadikan sebagai nama jalan di kota Semarang.
Pertempuran berlangsung sengit selama lebih dari sebulan. Tentara Inggris mengalami kesulitan untuk mendapatkan bantuan dan persediaan dari luar karena jalur darat dan udara telah diputus oleh Tentara Indonesia. Mereka juga harus menghadapi serangan-serangan gerilya dari rakyat sipil yang membantu Tentara Indonesia.
Akhirnya, pada tanggal 15 Desember 1945, Tentara Inggris menyerah tanpa syarat kepada Tentara Indonesia. Mereka meninggalkan benteng Ambarawa dan menyerahkan senjata-senjata mereka kepada Kol Soedirman. Sebanyak 3.000 tentara Inggris dan 1.500 tentara Belanda menjadi tawanan perang.
Akibat dan Makna
Palagan Ambarawa merupakan salah satu kemenangan besar Tentara Indonesia dalam perjuangan melawan penjajah. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Tentara Indonesia mampu menghadapi dan mengalahkan tentara-tentara asing yang lebih modern dan terlatih.
Palagan Ambarawa juga menjadi bukti bahwa rakyat Indonesia bersatu dan berjuang bersama-sama untuk mempertahankan kemerdekaan. Rakyat Indonesia tidak takut untuk berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.
Palagan Ambarawa menjadi inspirasi dan motivasi bagi generasi-generasi selanjutnya untuk terus menjaga dan mengisi kemerdekaan dengan semangat patriotisme dan nasionalisme. Palagan Ambarawa juga menjadi salah satu sumber sejarah yang penting untuk dipelajari dan dihormati.
Untuk mengenang dan menghargai jasa-jasa para pahlawan Palagan Ambarawa, setiap tahun pada tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Juang Kartika atau Hari Infanteri. Di daerah Ambarawa, terdapat Monumen Palagan Ambarawa yang didirikan sebagai tanda penghormatan kepada para pejuang kemerdekaan.
Sumber:
(1) Palagan Ambarawa : Latar Belakang, Kronologi, dan Tokoh yang Gugur. https://regional.kompas.com/read/2022/02/10/195300678/palagan-ambarawa-latar-belakang-kronologi-dan-tokoh-yang-gugur.
(2) Palagan Ambarawa – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Palagan_Ambarawa.
(3) Pertempuran Ambarawa: Latar Belakang, Tokoh, Akibat, dan Akhir – Kompas.com. https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/22/161749679/pertempuran-ambarawa-latar-belakang-tokoh-akibat-dan-akhir.