Menu Tutup

Peninggalan Peradaban Hindu-Buddha di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sejarah dan kebudayaan yang sangat kaya dan beragam. Salah satu aspek yang menarik untuk dikaji adalah peninggalan peradaban Hindu-Buddha yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Peradaban Hindu-Buddha berkembang di Indonesia sejak abad ke-4 Masehi hingga abad ke-15 Masehi, dan membentuk beberapa kerajaan besar seperti Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Mataram Kuno, Kediri, Singhasari, Majapahit, dan Bali. Peninggalan peradaban Hindu-Buddha dapat dilihat dari berbagai bentuk, seperti candi, prasasti, arca, kitab-kitab suci, serta seni dan arsitektur. Berikut adalah penjelasan lebih lengkap tentang masing-masing peninggalan tersebut.

Candi

Candi adalah bangunan suci yang dibangun oleh penganut agama Hindu atau Buddha sebagai tempat pemujaan atau persembahan kepada dewa-dewa atau Buddha. Candi biasanya memiliki bentuk menyerupai gunung atau piramida bertingkat, yang melambangkan kosmos atau alam semesta. Candi juga memiliki unsur-unsur arsitektur seperti kaki candi, tubuh candi, atap candi, tangga masuk, pintu masuk, ruang utama, ruang samping, arca-arca, relief-relief, stupa, dan yoni. Candi-candi di Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan corak agamanya, yaitu candi Hindu, candi Buddha, dan candi Hindu-Buddha.

Candi Hindu

Candi Hindu adalah candi yang dibangun oleh penganut agama Hindu sebagai tempat pemujaan kepada dewa-dewa Hindu seperti Siwa, Wisnu, Brahma, Ganesha, Durga, dan lain-lain. Candi Hindu biasanya memiliki bentuk segi empat atau segi delapan dengan atap berbentuk limas atau kubah. Candi Hindu juga memiliki yoni sebagai simbol kesuburan dan lingga sebagai simbol kekuatan. Contoh candi Hindu di Indonesia adalah:

  • Candi Prambanan: Candi ini terletak di perbatasan Kabupaten Sleman dan Klaten. Candi ini merupakan kompleks candi terbesar di Indonesia yang terdiri dari 240 candi. Candi ini dibangun pada abad ke-9 Masehi oleh raja Rakai Pikatan dari Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini didedikasikan untuk Trimurti, yaitu tiga dewa utama dalam agama Hindu, yaitu Siwa, Wisnu, dan Brahma1.
  • Candi Penataran: Candi ini terletak di Desa Penataran, Kabupaten Blitar. Candi ini merupakan candi terbesar di Jawa Timur yang dibangun pada abad ke-12 hingga abad ke-15 Masehi oleh beberapa raja dari Kerajaan Kediri, Singhasari, dan Majapahit. Candi ini didedikasikan untuk dewa Siwa2.

Candi Buddha

Candi Buddha adalah candi yang dibangun oleh penganut agama Buddha sebagai tempat pemujaan kepada Buddha atau bodhisatwa. Candi Buddha biasanya memiliki bentuk bundar atau persegi dengan atap berbentuk stupa atau kubah. Candi Buddha juga memiliki arca-arca Buddha atau bodhisatwa dengan berbagai mudra atau sikap tangan. Contoh candi Buddha di Indonesia adalah:

  • Candi Borobudur: Candi ini terletak di Magelang, Jawa Tengah. Candi ini merupakan candi Buddha terbesar di dunia yang dibangun pada abad ke-8 hingga abad ke-9 Masehi oleh raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra. Candi ini memiliki bentuk mandala yang melambangkan alam semesta dalam ajaran Buddha1.
  • Candi Sewu: Candi ini terletak di sebelah utara kompleks candi Prambanan. Candi ini merupakan candi Buddha terbesar kedua di Indonesia setelah Borobudur yang dibangun pada abad ke-8 Masehi oleh raja Indra dari Wangsa Syailendra. Candi ini didedikasikan untuk bodhisatwa Manjusri1.

Candi Hindu-Buddha

Candi Hindu-Buddha adalah candi yang dibangun oleh penganut agama Hindu dan Buddha secara bersama-sama atau bergantian sebagai tempat pemujaan kepada dewa-dewa Hindu dan Buddha. Candi Hindu-Buddha biasanya memiliki unsur-unsur arsitektur dari kedua agama tersebut, seperti yoni, lingga, stupa, dan arca-arca. Contoh candi Hindu-Buddha di Indonesia adalah:

  • Candi Plaosan: Candi ini terletak di sebelah timur candi Prambanan. Candi ini merupakan candi Hindu-Buddha yang dibangun pada abad ke-9 Masehi oleh raja Rakai Pikatan dan permaisurinya Pramodhawardhani yang beragama Buddha. Candi ini memiliki dua kelompok utama, yaitu Plaosan Lor dan Plaosan Kidul. Candi ini memiliki arca-arca Buddha dan dewa-dewi Hindu1.
  • Candi Dieng: Candi ini terletak di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara. Candi ini merupakan candi Hindu-Buddha tertua di Jawa yang dibangun pada abad ke-7 hingga abad ke-8 Masehi oleh raja Sanjaya dari Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini terdiri dari beberapa candi kecil yang diberi nama-nama dewa-dewa Hindu seperti Arjuna, Srikandi, Gatotkaca, Bima, Dwarawati, dan lain-lain. Candi ini juga memiliki arca-arca Buddha1.
Baca Juga:  SSCN: Sistem Seleksi Calon ASN Secara Nasional

Prasasti

Prasasti adalah dokumen atau piagam yang tertulis pada batu, tembaga, atau bahan lain yang bersifat tahan lama. Prasasti biasanya berisi tentang sejarah, peristiwa, keputusan, hukum, atau pujian yang berkaitan dengan kerajaan atau raja yang mengeluarkannya. Prasasti merupakan sumber sejarah yang penting untuk mengetahui asal-usul, perkembangan, dan kejayaan kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Prasasti-prasasti di Indonesia biasanya ditulis dengan huruf Pallawa dalam bahasa Sansekerta, Jawa Kuno, atau Melayu Kuno.

Prasasti Huruf Pallawa Bahasa Sansekerta

Prasasti huruf Pallawa bahasa Sansekerta adalah prasasti yang ditulis dengan huruf Pallawa yang berasal dari India dalam bahasa Sansekerta yang merupakan bahasa klasik dan sakral dalam agama Hindu dan Buddha. Prasasti ini biasanya berisi tentang silsilah raja-raja, pemberian tanah atau desa kepada pendeta atau kuil, atau pujian kepada dewa-dewa atau Buddha. Contoh prasasti huruf Pallawa bahasa Sansekerta adalah:

  • Prasasti Yupa: Prasasti ini terdiri dari tujuh batu tiang atau yupa yang ditemukan di Muara Kaman, Kalimantan Timur. Prasasti ini merupakan prasasti tertua di Indonesia yang berasal dari abad ke-4 Masehi. Prasasti ini berisi tentang pemberian sapi sebagai korban suci kepada dewa-dewa oleh raja Mulawarman dari Kerajaan Kutai1.
  • Prasasti Kalasan: Prasasti ini berupa lempengan tembaga yang ditemukan di Desa Kalasan, Sleman. Prasasti ini berasal dari tahun 778 Masehi. Prasasti ini berisi tentang permintaan para pendeta Buddha kepada raja Tejahpurnapane Panamkarana dari Wangsa Syailendra untuk membangun sebuah candi dan biara bagi bodhisatwa Tara1.

Prasasti Huruf Pallawa Bahasa Melayu Kuno

Prasasti huruf Pallawa bahasa Melayu Kuno adalah prasasti yang ditulis dengan huruf Pallawa dalam bahasa Melayu Kuno yang merupakan bahasa daerah yang berkembang di Sumatera dan sekitarnya. Prasasti ini biasanya berisi tentang sejarah, peristiwa, keputusan, hukum, atau pujian yang berkaitan dengan kerajaan atau raja atau raja yang berkaitan dengan kerajaan atau raja yang mengeluarkannya. Prasasti ini merupakan sumber sejarah yang penting untuk mengetahui asal-usul, perkembangan, dan kejayaan kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Prasasti-prasasti di Indonesia biasanya ditulis dengan huruf Pallawa dalam bahasa Sansekerta, Jawa Kuno, atau Melayu Kuno.

Prasasti Huruf Pallawa Bahasa Melayu Kuno

Prasasti huruf Pallawa bahasa Melayu Kuno adalah prasasti yang ditulis dengan huruf Pallawa dalam bahasa Melayu Kuno yang merupakan bahasa daerah yang berkembang di Sumatera dan sekitarnya. Prasasti ini biasanya berisi tentang sejarah, peristiwa, keputusan, hukum, atau pujian yang berkaitan dengan kerajaan atau raja yang mengeluarkannya. Contoh prasasti huruf Pallawa bahasa Melayu Kuno adalah:

  • Prasasti Kedukan Bukit: Prasasti ini berupa batu bertulis yang ditemukan di Bukit Seguntang, Palembang. Prasasti ini merupakan prasasti tertua di Sumatera yang berasal dari tahun 682 Masehi. Prasasti ini berisi tentang perjalanan Dapunta Hyang Sri Jayanasa yang menaklukkan wilayah-wilayah di sekitar Sungai Musi dan mendirikan Kerajaan Sriwijaya.
  • Prasasti Talang Tuo: Prasasti ini berupa batu bertulis yang ditemukan di Desa Karang Anyar, Kabupaten Muara Enim. Prasasti ini berasal dari tahun 684 Masehi. Prasasti ini berisi tentang pemberian tanah sima atau tanah bebas pajak oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa kepada pendeta Buddha bernama Sakyakirti untuk membangun sebuah taman dan biara.

Prasasti Huruf Pallawa Bahasa Jawa Kuno

Prasasti huruf Pallawa bahasa Jawa Kuno adalah prasasti yang ditulis dengan huruf Pallawa dalam bahasa Jawa Kuno yang merupakan bahasa daerah yang berkembang di Jawa dan sekitarnya. Prasasti ini biasanya berisi tentang sejarah, peristiwa, keputusan, hukum, atau pujian yang berkaitan dengan kerajaan atau raja yang mengeluarkannya. Contoh prasasti huruf Pallawa bahasa Jawa Kuno adalah:

  • Prasasti Canggal: Prasasti ini berupa batu bertulis yang ditemukan di Desa Canggal, Magelang. Prasasti ini merupakan prasasti tertua di Jawa yang berasal dari tahun 732 Masehi. Prasasti ini berisi tentang pendirian sebuah lingga oleh raja Sanjaya dari Kerajaan Mataram Kuno sebagai tanda penghormatan kepada dewa Siwa.
  • Prasasti Mantyasih: Prasasti ini berupa lempengan tembaga yang ditemukan di Desa Mantyasih, Magelang. Prasasti ini berasal dari tahun 907 Masehi. Prasasti ini berisi tentang silsilah raja-raja dari Wangsa Syailendra dan Wangsa Sanjaya yang bergabung menjadi Wangsa Isyana. Prasasti ini juga berisi tentang pemberian gelar Maharaja kepada raja Balitung dari Kerajaan Mataram Kuno.
Baca Juga:  Cara Menjalankan Bisnis Usaha Ternak Sapi Bagi Hasil dengan Sukses

Arca

Arca adalah patung atau ukiran yang dibuat dari batu, logam, kayu, atau bahan lain yang menggambarkan sosok manusia, binatang, atau makhluk gaib. Arca biasanya dibuat sebagai hiasan, simbol, atau objek pemujaan dalam agama Hindu atau Buddha. Arca-arca di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan corak agamanya, yaitu arca Hindu dan arca Buddha.

Arca Hindu

Arca Hindu adalah arca yang menggambarkan dewa-dewa atau tokoh-tokoh dalam agama Hindu seperti Siwa, Wisnu, Brahma, Ganesha, Durga, Rama, Sinta, Hanoman, dan lain-lain. Arca Hindu biasanya memiliki ciri-ciri seperti banyak tangan, banyak kepala, banyak mata, atribut-atribut khusus, atau kendaraan-kendaraan khas. Contoh arca Hindu di Indonesia adalah:

  • Arca Siwa Mahadewa: Arca ini berupa patung batu yang menggambarkan dewa Siwa sebagai penguasa alam semesta. Arca ini memiliki empat tangan yang memegang trisula, cakra, gada, dan abhaya mudra. Arca ini juga memiliki tiga mata yang melambangkan matahari, bulan, dan api. Arca ini ditemukan di Candi Prambanan.
  • Arca Ganesha: Arca ini berupa patung batu yang menggambarkan dewa Ganesha sebagai dewa kebijaksanaan dan kesuksesan. Arca ini memiliki kepala gajah, perut buncit, dan empat tangan yang memegang kapak, cambuk, mangkuk, dan tangannya sendiri. Arca ini juga memiliki tikus sebagai kendaraannya. Arca ini ditemukan di Candi Penataran.

Arca Buddha

Arca Buddha adalah arca yang menggambarkan Buddha atau bodhisatwa sebagai pencerah atau pembimbing dalam agama Buddha. Arca Buddha biasanya memiliki ciri-ciri seperti usnisa atau tonjolan di atas kepala, urna atau titik di antara alis, mudra atau sikap tangan, asana atau sikap duduk, dan halau atau sinar di belakang kepala. Contoh arca Buddha di Indonesia adalah:

  • Arca Buddha Amitabha: Arca ini berupa patung batu yang menggambarkan Buddha Amitabha sebagai Buddha yang menguasai alam murni Sukhavati. Arca ini memiliki usnisa, urna, dan halau. Arca ini juga memiliki mudra dhyana atau meditasi dan asana padmasana atau duduk bersila. Arca ini ditemukan di Candi Borobudur.
  • Arca Bodhisatwa Avalokitesvara: Arca ini berupa patung batu yang menggambarkan bodhisatwa Avalokitesvara sebagai bodhisatwa yang penuh kasih sayang dan belas kasihan. Arca ini memiliki empat tangan yang memegang bunga teratai, tasbih, cangkir, dan abhaya mudra. Arca ini juga memiliki sebelas kepala yang melambangkan kemahatahuan dan kemurahan hatinya. Arca ini ditemukan di Candi Plaosan.

Kitab-kitab Suci Hindu-Buddha

Kitab-kitab suci Hindu-Buddha adalah kumpulan teks-teks yang berisi tentang ajaran, cerita, hukum, atau filsafat yang berkaitan dengan agama Hindu atau Buddha. Kitab-kitab suci Hindu-Buddha biasanya ditulis dengan huruf Pallawa atau Kawi dalam bahasa Sansekerta, Jawa Kuno, atau Bali Kuno. Kitab-kitab suci Hindu-Buddha dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan corak agamanya, yaitu kitab suci Hindu dan kitab suci Buddha.

Kitab Suci Hindu

Kitab suci Hindu adalah kitab-kitab yang berisi tentang ajaran, cerita, hukum, atau filsafat yang berkaitan dengan agama Hindu. Kitab suci Hindu dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu Sruti dan Smriti. Sruti adalah kitab-kitab yang dianggap sebagai wahyu langsung dari dewa-dewa, seperti Veda dan Upanisad. Smriti adalah kitab-kitab yang dianggap sebagai hasil karya manusia yang terinspirasi oleh Sruti, seperti Itihasa, Purana, Dharma Sastra, dan lain-lain. Contoh kitab suci Hindu adalah:

  • Veda: Veda adalah kitab suci tertua dan terpenting dalam agama Hindu yang terdiri dari empat bagian, yaitu Rig Veda, Sama Veda, Yajur Veda, dan Atharva Veda. Veda berisi tentang himne-himne pujian, mantra-mantra ritual, pengetahuan kosmik, dan filsafat spiritual.
  • Ramayana: Ramayana adalah kitab suci yang termasuk dalam kelompok Itihasa atau kisah sejarah yang berisi tentang cerita epik tentang kehidupan dan perjuangan Rama sebagai avatar dewa Wisnu melawan raja rakshasa Ravana yang menculik istrinya Sinta.
Baca Juga:  Futsal di Indonesia: Sejarah, Perkembangan, dan Prestasi

Kitab Suci Buddha

Kitab suci Buddha adalah kitab-kitab yang berisi tentang ajaran, cerita, hukum, atau filsafat yang berkaitan dengan agama Buddha. Kitab suci Buddha dapat dibagi menjadi tiga keranjang atau Tripitaka, yaitu Vinaya Pitaka, Sutta Pitaka, dan Abhidhamma Pitaka. Vinaya Pitaka berisi tentang aturan-aturan monastik untuk para biksu dan biksuni. Sutta Pitaka berisi tentang khotbah-khotbah atau dialog-dialog Buddha dengan murid-muridnya atau orang-orang lain. Abhidhamma Pitaka berisi tentang analisis filosofis dan psikologis tentang ajaran Buddha. Contoh kitab suci Buddha adalah:

  • Dhammapada: Dhammapada adalah kitab suci yang termasuk dalam kelompok Sutta Pitaka yang berisi tentang 423 bait puisi yang mengandung intisari ajaran Buddha tentang etika, kebijaksanaan, dan pembebasan.
  • Saddharma Pundarika Sutra: Saddharma Pundarika Sutra adalah kitab suci yang termasuk dalam kelompok Mahayana Sutra yang berisi tentang ajaran Buddha tentang kesempurnaan kebuddhaan, kesetaraan semua makhluk, dan kemahakuasaan bodhisatwa.

Seni dan Arsitektur

Seni dan arsitektur adalah bentuk-bentuk ekspresi kreatif yang berkembang dalam peradaban Hindu-Buddha di Indonesia. Seni dan arsitektur dapat mencerminkan nilai-nilai, kepercayaan, dan budaya masyarakat yang menciptakannya. Seni dan arsitektur dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan corak agamanya, yaitu seni dan arsitektur Hindu dan seni dan arsitektur Buddha.

Seni dan Arsitektur Hindu

Seni dan arsitektur Hindu adalah seni dan arsitektur yang berkembang dalam masyarakat yang menganut agama Hindu di Indonesia. Seni dan arsitektur Hindu dapat mencakup berbagai bentuk, seperti relief, lukisan, wayang, tari, musik, sastra, candi, istana, gapura, dan lain-lain. Seni dan arsitektur Hindu biasanya memiliki ciri-ciri seperti menggambarkan dewa-dewa atau tokoh-tokoh dalam mitologi Hindu, menggunakan simbol-simbol atau motif-motif khas Hindu, atau mengikuti aturan-aturan atau proporsi tertentu. Contoh seni dan arsitektur Hindu adalah:

  • Relief Ramayana: Relief Ramayana adalah relief yang menggambarkan cerita Ramayana yang terdapat di dinding-dinding candi Prambanan. Relief ini terdiri dari 240 panel yang mengisahkan tentang kehidupan dan perjuangan Rama melawan Ravana.
  • Tari Barong: Tari Barong adalah tari yang berasal dari Bali yang menggambarkan pertarungan antara Barong sebagai simbol kebaikan dengan Rangda sebagai simbol kejahatan. Tari ini menggunakan kostum-kostum yang menyerupai binatang-binatang seperti singa, macan, babi, atau naga.

Seni dan Arsitektur Buddha

Seni dan arsitektur Buddha adalah seni dan arsitektur yang berkembang dalam masyarakat yang menganut agama Buddha di Indonesia. Seni dan arsitektur Buddha dapat mencakup berbagai bentuk, seperti relief, lukisan, wayang, tari, musik, sastra, candi, stupa, biara, dan lain-lain. Seni dan arsitektur Buddha biasanya memiliki ciri-ciri seperti menggambarkan Buddha atau bodhisatwa dalam berbagai sikap atau gestur, menggunakan simbol-simbol atau motif-motif khas Buddha, atau mengikuti aturan-aturan atau proporsi tertentu. Contoh seni dan arsitektur Buddha adalah:

  • Relief Lalitavistara: Relief Lalitavistara adalah relief yang menggambarkan cerita kehidupan Buddha dari kelahirannya hingga pencerahannya yang terdapat di dinding-dinding candi Borobudur. Relief ini terdiri dari 120 panel yang mengisahkan tentang peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Buddha.
  • Stupa Borobudur: Stupa Borobudur adalah stupa yang berada di puncak candi Borobudur yang berbentuk kubah besar dengan lubang-lubang berisi arca-arca Buddha. Stupa ini melambangkan alam Nirwana atau alam sempurna dalam ajaran Buddha.

Sumber:
(1) Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha di Indonesia – Kompas.com. https://www.kompas.com/skola/read/2020/05/22/164500669/peninggalan-sejarah-hindu-buddha-di-indonesia.
(2) 8 Peninggalan dari Masa Hindu Budha di Indonesia Beserta … – Mamikos. https://mamikos.com/info/peninggalan-masa-hindu-budha-di-indonesia-pljr/.
(3) Kunci Jawaban IPS Kelas 8 Halaman 54,Candi Peninggalan Masa Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. https://www.msn.com/id-id/berita/other/kunci-jawaban-ips-kelas-8-halaman-54candi-peninggalan-masa-kerajaan-hindu-buddha-di-indonesia/ar-AA1eVQOc.
(4) 10 Peninggalan Sejarah Hindu Budha di Indonesia – MateriIPS.com. https://materiips.com/peninggalan-sejarah-hindu-budha.
(5) Pengaruh Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia – Kompas.com. https://www.kompas.com/skola/read/2020/05/27/194500369/pengaruh-kebudayaan-hindu-buddha-di-indonesia.
(6) Mengenal Peninggalan Hindu Buddha di Indonesia, Materi IPS Kelas 7. https://kids.grid.id/read/473084100/mengenal-peninggalan-hindu-buddha-di-indonesia-materi-ips-kelas-7.

Posted in Ragam

Artikel Terkait: