Menu Tutup

Perkembangan Kehidupan Manusia Praaksara di Indonesia: Dari Zaman Batu Hingga Zaman Logam

Manusia praaksara adalah manusia yang hidup sebelum mengenal tulisan. Masa praaksara di Indonesia dimulai sejak manusia pertama kali muncul di wilayah ini sampai dengan abad ke-5 Masehi, ketika ditemukan prasasti-prasasti tertua yang berisi tulisan. Kehidupan manusia praaksara di Indonesia sangat beragam dan menarik untuk dikaji, karena mencerminkan perkembangan budaya, sosial, ekonomi, dan kepercayaan dari masyarakat awal di nusantara.

Zaman Batu dan Zaman Logam

Berdasarkan benda-benda yang digunakan sebagai alat, masa praaksara di Indonesia dibagi menjadi dua zaman, yaitu zaman batu dan zaman logam. Zaman batu adalah zaman ketika manusia praaksara menggunakan batu sebagai bahan utama untuk membuat alat-alat seperti kapak, pisau, tombak, dan panah. Zaman batu sendiri dibagi menjadi tiga periode, yaitu paleolitikum (zaman batu tua), mesolitikum (zaman batu tengah), dan neolitikum (zaman batu muda).

Zaman logam adalah zaman ketika manusia praaksara mulai mengenal dan menggunakan logam sebagai bahan untuk membuat alat-alat seperti pedang, perisai, cincin, gelang, dan kalung. Zaman logam juga dibagi menjadi tiga periode, yaitu perunggu awal, perunggu akhir, dan besi.

Masa Berburu, Mengumpulkan Makanan, Bercocok Tanam, dan Perundagian

Berdasarkan kemampuan dan kegiatan ekonominya, masa praaksara di Indonesia dibagi menjadi empat masa, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, masa perundagian, dan masa perdagangan.

Masa berburu dan mengumpulkan makanan adalah masa ketika manusia praaksara hidup secara nomaden atau berpindah-pindah tempat. Mereka bergantung pada alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka berburu binatang-binatang liar seperti gajah, badak, banteng, rusa, dan kerbau. Mereka juga mengumpulkan buah-buahan, umbi-umbian, daun-daunan, dan jamur yang tumbuh di sekitar mereka. Alat-alat yang digunakan pada masa ini terbuat dari batu kasar yang belum diasah.

Masa bercocok tanam adalah masa ketika manusia praaksara mulai hidup secara semi nomaden atau menetap di suatu tempat untuk sementara waktu. Mereka mulai mengenal cara bercocok tanam dengan menggunakan teknik ladang berpindah atau tebang bakar. Mereka menanam tanaman-tanaman seperti padi, jagung, ubi jalar, singkong, dan kacang-kacangan. Mereka juga memelihara hewan-hewan seperti ayam, babi, anjing, dan kambing. Alat-alat yang digunakan pada masa ini terbuat dari batu yang sudah diasah atau dipoles.

Masa perundagian adalah masa ketika manusia praaksara mulai hidup secara menetap atau permanen di suatu tempat. Mereka mulai membangun rumah-rumah yang lebih kokoh dan permanen dari bahan-bahan seperti kayu, bambu, jerami, dan tanah liat. Mereka juga mulai mengembangkan teknik bercocok tanam dengan menggunakan irigasi atau pengairan buatan. Mereka menanam tanaman-tanaman seperti padi sawah, gandum, jelai, dan kapas. Mereka juga memelihara hewan-hewan seperti sapi, kerbau, kuda, dan unta. Alat-alat yang digunakan pada masa ini terbuat dari logam seperti tembaga, perunggu, dan besi.

Masa perdagangan adalah masa ketika manusia praaksara mulai berinteraksi dengan masyarakat lain di luar wilayahnya. Mereka mulai melakukan perdagangan baik secara lokal maupun regional. Mereka menukar barang-barang yang mereka hasilkan atau miliki dengan barang-barang yang mereka butuhkan atau inginkan. Mereka juga mulai mengenal mata uang sebagai alat tukar yang lebih praktis dan efisien. Alat-alat yang digunakan pada masa ini terbuat dari logam seperti emas, perak, dan tembaga.

Sistem Kepercayaan Manusia Praaksara Indonesia

Berdasarkan sistem kepercayaannya, manusia praaksara Indonesia memiliki beberapa bentuk kepercayaan yang berbeda-beda. Beberapa bentuk kepercayaan yang diketahui adalah sebagai berikut:

  • Animisme adalah kepercayaan bahwa semua benda atau makhluk hidup memiliki jiwa atau roh yang dapat memberi pengaruh baik atau buruk kepada manusia. Manusia praaksara melakukan ritual-ritual untuk menghormati atau menenangkan jiwa-jiwa tersebut agar mendapatkan perlindungan atau kesejahteraan.
  • Dinamisme adalah kepercayaan bahwa ada kekuatan gaib yang menguasai alam semesta dan segala isinya. Manusia praaksara melakukan ritual-ritual untuk meminta atau menghindari kekuatan gaib tersebut agar mendapatkan manfaat atau menghindari bencana.
  • Totemisme adalah kepercayaan bahwa ada hubungan kerabat antara manusia dengan binatang, tumbuhan, atau benda tertentu yang dianggap sebagai leluhur atau pelindung. Manusia praaksara melakukan ritual-ritual untuk menghormati atau menyembah totem-totem tersebut agar mendapatkan identitas atau perlindungan.

Sumber:
(1) Kehidupan Manusia Praaksara di Indonesia – Kompas.com. https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/01/180000069/kehidupan-manusia-praaksara-di-indonesia.
(2) Corak Hidup Manusia Zaman Praaksara – Gramedia Literasi. https://www.gramedia.com/literasi/corak-hidup-manusia-zaman-praaksara/.
(3) Mengulas Kehidupan Masyarakat Praaksara di Indonesia – detikcom. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5926981/mengulas-kehidupan-masyarakat-praaksara-di-indonesia.
(4) Kehidupan Masyarakat Masa PraAksara di Indonesia. https://buguruku.com/kehidupan-masyarakat-masa-praaksara-di-indonesia/.

Posted in Ragam

Artikel Terkait: