Menu Tutup

Perlawanan Banten Terhadap VOC

Banten adalah salah satu kesultanan yang sangat maju pada abad ke-17 Masehi. Banten menjadi pusat perdagangan yang menarik banyak pedagang dari berbagai negara, seperti Eropa, Persia, India, dan Cina. Banten juga memiliki hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, seperti Mataram, Makassar, dan Aceh.

VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) atau Kongsi Dagang Hindia Belanda adalah perusahaan dagang yang didirikan oleh Belanda pada tahun 1602. VOC berusaha memonopoli perdagangan rempah-rempah di kawasan Asia Tenggara, termasuk di Nusantara. VOC juga terlibat dalam urusan politik dan militer di daerah-daerah yang mereka kuasai.

VOC tertarik untuk menguasai Banten karena Banten memiliki komoditas lada yang sangat diminati di Eropa. VOC juga ingin menghalangi perdagangan antara Banten dengan negara-negara lain, terutama Cina dan Inggris. VOC berusaha menjalin hubungan dagang dengan Banten, tetapi mendapat penolakan dari Sultan Ageng Tirtayasa, yang memimpin Banten sejak tahun 1631.

Sultan Ageng Tirtayasa adalah seorang pemimpin yang bijaksana, berani, dan visioner. Ia ingin menjaga kemerdekaan dan kemakmuran Banten dari campur tangan VOC. Ia juga ingin menyatukan seluruh Nusantara di bawah bendera Islam. Ia melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan Banten, seperti memperluas wilayah kekuasaan, membangun infrastruktur, meningkatkan pertanian dan perikanan, serta mendukung pendidikan dan kebudayaan.

Perjalanan Perlawanan

Perlawanan Banten terhadap VOC dimulai sejak awal kedatangan Belanda di Banten pada tahun 1596. Saat itu, Belanda dipimpin oleh Cornelis de Houtman yang bersikap kasar dan sombong terhadap penduduk pesisir Banten. Akibatnya, Belanda diusir oleh rakyat Banten dan harus meninggalkan daerah itu.

Baca Juga:  Demokrasi dalam Kehidupan Sehari Hari: Contoh-contoh dan Manfaatnya

Perlawanan Banten terhadap VOC semakin meningkat pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Berikut adalah beberapa bentuk perlawanan yang dilakukan oleh Sultan Ageng Tirtayasa dan rakyat Banten:

  • Merusak kebun tebu milik VOC di Batavia pada tahun 1656. Kebun tebu adalah sumber pendapatan utama VOC di Nusantara. Dengan merusak kebun tebu, Sultan Ageng Tirtayasa ingin melemahkan ekonomi VOC.
  • Membantu perlawanan Trunojoyo terhadap Mataram pada tahun 1674-1677. Trunojoyo adalah seorang pemberontak yang menentang kekuasaan Sultan Agung dari Mataram. Sultan Agung adalah sekutu VOC yang bersedia membayar upeti kepada VOC. Dengan membantu Trunojoyo, Sultan Ageng Tirtayasa ingin mengganggu hubungan antara Mataram dan VOC.
  • Melindungi pelarian dari Makassar pada tahun 1667-1669. Makassar adalah salah satu kerajaan yang juga melawan VOC. Makassar dipimpin oleh Sultan Hasanuddin yang dikenal sebagai Ayam Jantan dari Timur. Pada tahun 1667, Makassar dikalahkan oleh VOC dan harus menandatangani Perjanjian Bongaya yang sangat merugikan Makassar. Beberapa orang Makassar yang tidak mau tunduk kepada VOC melarikan diri ke Banten dan mendapat perlindungan dari Sultan Ageng Tirtayasa.

Akhir Perlawanan

Perlawanan Banten terhadap VOC mengalami kemunduran karena adanya perselisihan antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan putra mahkotanya, Sultan Haji. Sultan Haji adalah seorang pemuda yang ambisius dan tidak sabar untuk menggantikan ayahnya sebagai sultan. Ia juga tidak setuju dengan kebijakan ayahnya yang anti-VOC. Ia lebih memilih untuk bekerja sama dengan VOC demi kepentingan pribadi dan kelompoknya.

Baca Juga:  Konteks: Memahami Makna, Peran, Jenis, Pentingnya dalam Komunikasi, Pemahaman, dan Cara Meningkatkannya

VOC memanfaatkan konflik antara ayah dan anak ini dengan melakukan politik adu domba. VOC menghasut Sultan Haji untuk memberontak terhadap ayahnya dan menjanjikan bantuan militer dan ekonomi kepada Sultan Haji. Sultan Haji pun tergiur dengan tawaran VOC dan membuat perjanjian rahasia dengan VOC pada tahun 1680.

Pada tahun 1681, terjadi perang saudara antara pasukan Sultan Ageng Tirtayasa dan pasukan Sultan Haji yang dibantu oleh VOC. Perang saudara ini berlangsung selama tiga tahun dan mengakibatkan banyak korban jiwa dan kerusakan. Pada akhirnya, pasukan Sultan Ageng Tirtayasa kalah dan Sultan Ageng Tirtayasa sendiri ditangkap oleh VOC pada tahun 1683. Ia dibawa ke Batavia sebagai tahanan dan meninggal di sana pada tahun 1692.

Sementara itu, Sultan Haji menjadi sultan boneka yang tunduk kepada VOC. Ia harus menyerahkan sebagian besar wilayah, hak, dan kekayaan Banten kepada VOC. Ia juga harus menghentikan perdagangan dengan negara-negara lain dan hanya boleh berdagang dengan VOC. Dengan demikian, Banten kehilangan kemerdekaan dan kemakmurannya.

Dampak Perlawanan

Perlawanan Banten terhadap VOC memiliki dampak yang signifikan bagi sejarah Indonesia. Berikut adalah beberapa dampak yang dapat dikemukakan:

  • Perlawanan Banten terhadap VOC menunjukkan semangat juang dan nasionalisme rakyat Banten yang tidak mau tunduk kepada penjajah asing. Perlawanan ini juga menjadi inspirasi bagi perlawanan-perlawanan rakyat lainnya di Nusantara, seperti perlawanan Aceh, Paderi, Diponegoro, Imam Bonjol, Pattimura, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, dan lain-lain.
  • Perlawanan Banten terhadap VOC mengguncang kekuatan dan kestabilan VOC di Nusantara. Perlawanan ini membuat VOC harus mengeluarkan banyak biaya dan tenaga untuk menghadapi Banten. Perlawanan ini juga mengganggu monopoli perdagangan VOC di kawasan pesisir Jawa. Perlawanan ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kemunduran dan kebangkrutan VOC pada abad ke-18.
  • Perlawanan Banten terhadap VOC menyisakan warisan budaya yang berharga bagi Indonesia. Perlawanan ini melahirkan tokoh-tokoh heroik yang patut dihormati dan diteladani, seperti Sultan Ageng Tirtayasa, Pangeran Purbaya, Ki Gedeng Tapa, Syekh Yusuf, dan lain-lain. Perlawanan ini juga meninggalkan jejak-jejak sejarah yang dapat dilihat hingga kini, seperti Istana Surosowan, Keraton Kaibon, Masjid Agung Banten, Benteng Speelwijk, Makam Sultan Ageng Tirtayasa, dan lain-lain.
Baca Juga:  Karakteristik Virus di Pohon Kehidupan

Kesimpulan

Perlawanan Banten terhadap VOC adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Perlawanan ini merupakan bentuk perjuangan rakyat Banten yang dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa untuk mempertahankan kemerdekaan dan kemakmuran Banten dari cengkeraman VOC. Perlawanan ini berlangsung selama lebih dari 80 tahun dengan berbagai bentuk dan strategi. Perlawanan ini berakhir dengan kekalahan Banten akibat adanya pengkhianatan dari Sultan Haji yang bekerja sama dengan VOC. Perlawanan ini memiliki dampak yang besar bagi sejarah Indonesia, baik dari segi politik, ekonomi, maupun budaya.

Sumber:

  1. Kompas.com – “Perlawanan Banten terhadap VOC.” https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/19/194717569/perlawanan-banten-terhadap-voc.
  2. Kompas.com – “Perlawanan Rakyat Banten terhadap VOC.” https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/22/180000779/perlawanan-rakyat-banten-terhadap-voc.
  3. Kompas.com – “Perlawanan Terhadap VOC di Maluku, Makassar, Mataram, dan Banten.” https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/04/181845779/perlawanan-terhadap-voc-di-maluku-makassar-mataram-dan-banten?page=all.
  4. Freedomsiana – “[SEJARAH] Perlawanan Banten Terhadap VOC.” https://www.freedomsiana.id/perlawanan-banten-terhadap-voc/.
  5. Mingseli.id – “Perlawanan Rakyat Banten dan Rakyat Makassar Terhadap VOC.” https://www.mingseli.id/2020/12/perlawanan-rakyat-banten-dan-makassar-voc.html.
Posted in Ragam

Artikel Terkait: