Menu Tutup

Proses Berbangsa Indonesia dari Masa Pra-Kolonial hingga Masa Kemerdekaan: Sebuah Kajian Sejarah dan Pancasila

Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari berbagai macam suku, bahasa, agama, dan budaya. Namun, di balik keragaman tersebut, terdapat sebuah identitas nasional yang menyatukan bangsa Indonesia. Bagaimana proses terbentuknya identitas nasional tersebut? Artikel ini akan membahas tentang proses berbangsa Indonesia dari masa pra-kolonial hingga masa kemerdekaan.

Proses Berbangsa Indonesia pada Masa Pra-Kolonial

Masa pra-kolonial adalah masa sebelum bangsa-bangsa Eropa datang dan menjajah Nusantara. Pada masa ini, terdapat perkembangan kerajaan-kerajaan di Nusantara yang memiliki pengaruh dan wilayah yang luas. Beberapa contoh kerajaan tersebut adalah Kutai, Sriwijaya, Majapahit, dan Mataram.

Kerajaan-kerajaan ini tidak hanya berkuasa secara politik, tetapi juga berperan dalam memajukan peradaban, budaya, dan agama di Nusantara. Misalnya, Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai pusat penyebaran agama Buddha dan ilmu pengetahuan di Asia Tenggara. Kerajaan Majapahit dikenal sebagai kerajaan maritim yang menguasai jalur perdagangan di kawasan ini. Kerajaan Mataram dikenal sebagai kerajaan yang mengembangkan agama Islam dan kesenian Jawa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya identitas nasional pada masa pra-kolonial antara lain adalah:

  • Agama: Agama merupakan salah satu faktor yang mempersatukan bangsa Indonesia. Meskipun terdapat berbagai macam agama yang dianut oleh masyarakat Nusantara, seperti Hindu, Buddha, Islam, Kristen, dan lain-lain, namun semua agama tersebut mengajarkan nilai-nilai moral dan kemanusiaan yang sama. Agama juga menjadi sumber inspirasi dalam menciptakan karya-karya seni dan budaya yang khas Nusantara.
  • Bahasa: Bahasa merupakan salah satu faktor yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang merupakan bahasa lingua franca atau bahasa perantara di Nusantara. Bahasa Melayu dipilih sebagai bahasa nasional karena dianggap mudah dipelajari dan dipahami oleh berbagai suku bangsa di Nusantara. Bahasa Indonesia juga mengandung unsur-unsur dari bahasa-bahasa daerah dan bahasa-bahasa asing yang menunjukkan kekayaan dan keberagaman bangsa Indonesia.
  • Budaya: Budaya merupakan salah satu faktor yang menunjukkan keunikan dan keindahan bangsa Indonesia. Budaya Indonesia merupakan hasil dari akulturasi atau percampuran antara budaya asli Nusantara dengan budaya asing yang datang melalui jalur perdagangan atau penjajahan. Budaya Indonesia mencakup berbagai aspek, seperti seni, sastra, musik, tari, arsitektur, pakaian, makanan, adat istiadat, dan lain-lain. Budaya Indonesia juga mengandung nilai-nilai luhur dan filosofi hidup yang menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia.
Baca Juga:  Makna dan Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara

Tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam menyatukan diri pada masa pra-kolonial antara lain adalah:

  • Persaingan antar kerajaan: Persaingan antar kerajaan di Nusantara sering kali menimbulkan konflik dan peperangan yang mengakibatkan kerugian baik secara materi maupun moril. Persaingan antar kerajaan juga menghambat terciptanya persatuan dan kesatuan di antara bangsa-bangsa di Nusantara.
  • Serangan dari luar: Serangan dari luar merupakan ancaman bagi kedaulatan dan kemerdekaan bangsa-bangsa di Nusantara. Beberapa contoh serangan dari luar adalah serangan Mongol pada masa Majapahit, serangan Portugis pada masa Malaka, serangan Spanyol pada masa Ternate-Tidore, dan serangan Aceh pada masa Mataram.
  • Perpecahan internal: Perpecahan internal merupakan akibat dari ketidakpuasan dan ketidakadilan yang dirasakan oleh sebagian masyarakat di Nusantara. Perpecahan internal dapat berupa pemberontakan, separatis, atau gerakan keagamaan yang menentang kebijakan atau otoritas kerajaan. Perpecahan internal juga dapat memicu intervensi dari pihak asing yang ingin memanfaatkan situasi tersebut untuk kepentingan mereka.

Proses Berbangsa Indonesia pada Masa Kolonial

Masa kolonial adalah masa ketika bangsa-bangsa Eropa datang dan menjajah Nusantara. Pada masa ini, terdapat penjajahan oleh bangsa-bangsa Eropa, seperti Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, dan Prancis. Penjajahan ini membawa dampak negatif bagi bangsa Indonesia, seperti eksploitasi sumber daya alam, penindasan hak asasi manusia, pemecahbelahan bangsa, dan penghancuran budaya.

Namun, di tengah-tengah penderitaan dan penjajahan tersebut, terdapat pula perlawanan dan perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah. Beberapa contoh pahlawan yang berjuang melawan penjajah adalah Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Sultan Hasanuddin, Cut Nyak Dien, dan Ki Hajar Dewantara. Perlawanan dan perjuangan ini menunjukkan semangat patriotisme dan nasionalisme yang tinggi dari bangsa Indonesia.

Selain itu, pada masa kolonial juga terdapat pembentukan organisasi-organisasi pergerakan nasional yang bertujuan untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Beberapa contoh organisasi tersebut adalah Budi Utomo, Sarekat Islam, Indische Partij, Perhimpunan Indonesia, dan Partai Nasional Indonesia. Organisasi-organisasi ini berperan dalam menyuarakan aspirasi dan kepentingan bangsa Indonesia, menyebarkan kesadaran politik dan sosial, serta menggalang persatuan dan solidaritas di antara rakyat Indonesia.

Baca Juga:  Kebangkitan Bangsa Timur: Nasionalisme Asia dalam Konteks Sejarah

Salah satu tonggak penting dalam proses berbangsa Indonesia pada masa kolonial adalah Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda adalah sebuah ikrar yang diucapkan oleh para pemuda-pemudi Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta. Sumpah Pemuda berisi tiga butir sumpah, yaitu:

  • Pertama: Kami putra-putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu: tanah air Indonesia.
  • Kedua: Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu: bangsa Indonesia.
  • Ketiga: Kami putra-putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan: bahasa Indonesia.

Sumpah Pemuda merupakan manifestasi dari kesadaran berbangsa dan bernegara yang telah tumbuh di kalangan pemuda-pemudi Indonesia. Sumpah Pemuda juga menjadi landasan bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia selanjutnya.

Proses Berbangsa Indonesia pada Masa Kemerdekaan

Masa kemerdekaan adalah masa ketika bangsa Indonesia berhasil membebaskan diri dari penjajahan asing dan menjadi sebuah negara merdeka yang berdaulat. Masa kemerdekaan dimulai dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno dan Hatta. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah sebuah pernyataan resmi yang menyatakan bahwa bangsa Indonesia telah merdeka dari segala bentuk penjajahan.

Setelah proklamasi kemerdekaan, bangsa Indonesia harus melakukan beberapa langkah penting dalam proses berbangsa dan bernegara, antara lain:

  • Perumusan dasar negara dan konstitusi: Dasar negara adalah ideologi atau falsafah yang menjadi landasan bagi negara dalam menjalankan fungsi dan tujuannya. Konstitusi adalah hukum dasar atau undang-undang tertinggi yang mengatur tentang bentuk dan susunan negara serta hak dan kewajiban warga negara. Dasar negara dan konstitusi Indonesia adalah Pancasila dan UUD 1945. Pancasila adalah lima sila atau prinsip yang menjadi acuan bagi bangsa Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan, yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. UUD 1945 adalah hasil dari perumusan oleh Panitia Sembilan yang terdiri dari sembilan tokoh pergerakan nasional, yaitu: Soekarno, Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, AA Maramis, Abikusno Tjokrosujoso, Agus Salim, Ahmad Subardjo, Wahid Hasjim, dan Wachid Hasyim. UUD 1945 mengatur tentang bentuk negara Indonesia sebagai negara kesatuan yang berbentuk republik, sistem pemerintahan presidensial, kedudukan MPR sebagai lembaga tertinggi negara, kedudukan presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan sekaligus panglima tertinggi angkatan perang, serta hak-hak dan kewajiban dasar warga negara.
  • Perang kemerdekaan melawan Belanda dan sekutu: Perang kemerdekaan adalah perang yang dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaannya dari upaya penjajahan kembali oleh Belanda dan sekutu. Perang kemerdekaan berlangsung dari tahun 1945 hingga 1949 dengan beberapa fase, yaitu: Agresi Militer I (1947), Agresi Militer II (1948), dan Perundingan Meja Bundar (1949). Perang kemerdekaan menimbulkan banyak korban jiwa dan materi di kedua belah pihak, tetapi juga menumbuhkan semangat juang dan solidaritas di antara rakyat Indonesia. Beberapa contoh pertempuran heroik dalam perang kemerdekaan adalah Pertempuran Surabaya (10 November 1945), Pertempuran Ambarawa (12-15 Desember 1945), Pertempuran Medan Area (15 Juli-18 Agustus 1947), Pertempuran Lengkong (23 Maret 1948), Pertempuran Bandung Lautan Api (23-24 Maret 1946), Pertempuran Lima Hari di Semarang (14-19 Oktober 1945), dan Pertempuran Bukit Jatiwangi (19 Desember 1948).
  • Pengakuan kedaulatan Indonesia oleh dunia internasional: Pengakuan kedaulatan adalah pengakuan oleh negara-negara lain bahwa suatu negara memiliki hak untuk menentukan nasibnya sendiri tanpa campur tangan dari pihak lain. Pengakuan kedaulatan Indonesia oleh dunia internasional terjadi setelah perundingan meja bundar antara Indonesia dan Belanda di Den Haag pada tanggal 2 November 1949. Dalam perundingan tersebut, Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai negara merdeka yang berdaulat atas seluruh wilayah bekas Hindia Belanda kecuali Papua Barat. Pengakuan kedaulatan ini ditandai dengan penyerahan kedaulatan secara resmi oleh Ratu Juliana dari Belanda kepada Presiden Soekarno dari RIS di Istana Dam di Amsterdam pada tanggal 27 Desember 1949.
Baca Juga:  Peresmian Nama Bahasa Indonesia : Sejarah, Peresmian, dan Dampaknya bagi Bangsa Indonesia

Sumber:

(1) “(DOC) Proses Berbangsa dan Bernegara” – Penulis: Nur Fitria – Sumber: Academia.edu. Tautan: https://www.academia.edu/6947215.

(2) “Proses Berbangsa dan Bernegara” – Sumber: Academia.edu. Tautan: https://www.academia.edu/17937090/

(3) “Nation Building, State Building, dan MP3EI” – Sumber: Academia.edu. Tautan: https://www.academia.edu/8032628/

Posted in Ragam

Artikel Terkait: