Demak, yang kini dikenal sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah, memiliki sejarah panjang yang berakar dari masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Sebelum menjadi pusat Kesultanan Demak, wilayah ini merupakan bagian dari Kadipaten Majapahit yang dikenal dengan nama Glagah Wangi atau Bintoro.
Asal Usul Nama Demak
Nama “Demak” diyakini berasal dari kata dalam bahasa Jawa “delemak,” yang berarti tanah berair atau rawa-rawa, mencerminkan kondisi geografis wilayah ini pada masa lalu. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa “Demak” berasal dari kata Arab “dimak,” yang berarti air mata, melambangkan perjuangan dan pengorbanan dalam penyebaran Islam di Jawa.
Peran Raden Patah dalam Transformasi Demak
Raden Patah, yang diyakini sebagai putra Prabu Kertabhumi (Brawijaya V) dari Majapahit dengan seorang putri dari Campa, memainkan peran penting dalam transformasi Demak. Setelah berguru kepada Sunan Ampel, salah satu Wali Songo, Raden Patah mendirikan pusat penyebaran Islam di Glagah Wangi. Dengan dukungan Wali Songo, ia berhasil mengembangkan wilayah ini menjadi pusat perdagangan dan penyebaran Islam yang signifikan.
Demak sebagai Kesultanan Islam Pertama di Jawa
Pada akhir abad ke-15, seiring dengan melemahnya kekuasaan Majapahit, Demak memproklamirkan diri sebagai kesultanan Islam pertama di Jawa. Di bawah kepemimpinan Raden Patah, yang bergelar Sultan Fatah, Demak berkembang pesat dan menjadi pusat kekuatan politik serta agama di Jawa. Kesultanan Demak memainkan peran krusial dalam penyebaran Islam di Nusantara dan menjadi pelopor dalam mengintegrasikan ajaran Islam dengan budaya lokal.
Peninggalan Sejarah di Demak
Salah satu peninggalan bersejarah yang masih ada hingga kini adalah Masjid Agung Demak, yang didirikan oleh Raden Patah bersama Wali Songo. Masjid ini menjadi simbol kejayaan Demak sebagai pusat penyebaran Islam dan merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia. Selain itu, makam para raja Demak dan Wali Songo juga menjadi situs ziarah yang penting bagi umat Islam.
Kesimpulan
Sebelum menjadi kesultanan Islam pertama di Jawa, Demak merupakan bagian dari Kadipaten Majapahit dengan nama Glagah Wangi atau Bintoro. Transformasi Demak menjadi pusat kekuatan politik dan agama tidak lepas dari peran Raden Patah dan dukungan Wali Songo dalam menyebarkan Islam di Jawa. Peninggalan sejarah seperti Masjid Agung Demak menjadi saksi bisu dari perjalanan panjang Demak dalam sejarah Indonesia.