Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum baru yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada tahun 2022. Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan dan otonomi kepada satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal.
Implementasi Kurikulum Merdeka dapat dilakukan secara mandiri, bertahap, atau terintegrasi. Implementasi secara mandiri berarti satuan pendidikan menerapkan Kurikulum Merdeka secara penuh, sedangkan implementasi secara bertahap berarti satuan pendidikan menerapkan Kurikulum Merdeka secara bertahap, mulai dari satu mata pelajaran, satu jenjang, atau satu fase. Implementasi secara terintegrasi berarti satuan pendidikan mengintegrasikan Kurikulum Merdeka dengan kurikulum yang sedang berlaku.
Berikut adalah enam langkah implementasi Kurikulum Merdeka:
Langkah 1: Memahami Kurikulum Merdeka
Langkah pertama yang perlu dilakukan oleh guru dan kepala sekolah adalah memahami Kurikulum Merdeka, mulai dari filosofi, prinsip, struktur, dan muatan kurikulum.
Filosofi Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka berlandaskan pada filosofi pendidikan yang berpusat pada peserta didik, yaitu:
- Berdasarkan kebutuhan dan potensi peserta didik
- Mengembangkan kemandirian dan kreativitas peserta didik
- Menyenangkan dan memotivasi peserta didik
Prinsip Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka memiliki sembilan prinsip, yaitu:
- Berdasarkan pada kompetensi inti dan kompetensi dasar
- Diversifikasi dan fleksibilitas
- Pembelajaran berbasis proyek dan tematik
- Pembelajaran berdiferensiasi
- Pembelajaran berbasis portofolio
- Pembelajaran berbasis aktivitas dan berbasis proyek
- Pembelajaran berbasis komunitas belajar
- Pembelajaran berbasis penilaian autentik
Struktur Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka terdiri dari tiga fase, yaitu:
- Fase A: PAUD
- Fase B: SD dan SMP
- Fase C: SMA dan SMK
Masing-masing fase memiliki struktur kurikulum yang berbeda-beda.
Muatan Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka memiliki muatan kurikulum yang terdiri dari mata pelajaran, proyek, dan portofolio.
Mata pelajaran
Mata pelajaran di Kurikulum Merdeka dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
- Mata pelajaran inti
- Mata pelajaran pilihan
Mata pelajaran inti merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh seluruh peserta didik. Mata pelajaran pilihan merupakan mata pelajaran yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan minat dan bakat.
Proyek
Proyek merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran aktif, kolaboratif, dan berorientasi pada hasil yang nyata.
Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan karya peserta didik yang dapat digunakan untuk menilai kemajuan belajar peserta didik.
Langkah 2: Membangun Kesiapan
Setelah memahami Kurikulum Merdeka, guru dan kepala sekolah perlu membangun kesiapan untuk mengimplementasikannya. Kesiapan yang perlu dibangun antara lain:
Kesiapan personal
Kesiapan personal merupakan kesiapan guru dan kepala sekolah untuk berubah mindset dan praktik pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan dan pendampingan Kurikulum Merdeka.
Kesiapan satuan pendidikan
Kesiapan satuan pendidikan meliputi kesiapan sarana prasarana, sistem pendukung, dan budaya sekolah.
Sarana prasarana
Satuan pendidikan perlu memastikan bahwa sarana prasarana yang dimiliki sudah memadai untuk mendukung pembelajaran sesuai Kurikulum Merdeka.
Sistem pendukung
Satuan pendidikan perlu memiliki sistem pendukung yang memadai untuk mendukung pembelajaran sesuai Kurikulum Merdeka, seperti sistem informasi manajemen (SIM) pendidikan.
Budaya sekolah
Satuan pendidikan perlu memiliki budaya sekolah yang mendukung pembelajaran sesuai Kurikulum Merdeka, seperti budaya belajar mandiri dan budaya kerja sama.
Langkah 3: Merencanakan Implementasi
Setelah membangun kesiapan, guru dan kepala sekolah perlu merencanakan implementasi Kurikulum Merdeka. Perencanaan implementasi Kurikulum Merdeka meliputi:
Merumuskan visi, misi, dan tujuan pendidikan satuan pendidikan
Visi, misi, dan tujuan pendidikan satuan pendidikan perlu dirumuskan ulang agar sejalan dengan Kurikulum Merdeka.
Menyusun program dan kegiatan pembelajaran
Program dan kegiatan pembelajaran perlu disusun dengan mengacu pada Kurikulum Merdeka.
Mengorganisasikan sumber daya
Sumber daya yang diperlukan untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka perlu diorganisasikan secara efektif.
Langkah 4: Melaksanakan Implementasi
Implementasi Kurikulum Merdeka dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Guru dan kepala sekolah perlu melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk memastikan implementasi Kurikulum Merdeka berjalan sesuai rencana.
Langkah 5: Melakukan Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan implementasi Kurikulum Merdeka. Evaluasi dapat dilakukan secara internal oleh satuan pendidikan atau secara eksternal oleh pihak lain.
Langkah 6: Melakukan Revisi
Hasil evaluasi digunakan untuk melakukan revisi terhadap rencana implementasi Kurikulum Merdeka. Revisi dapat dilakukan secara menyeluruh atau hanya pada bagian tertentu.
Penutup
Implementasi Kurikulum Merdeka merupakan proses yang berkelanjutan. Guru dan kepala sekolah perlu melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas implementasi Kurikulum Merdeka secara bertahap.
Contoh-contoh praktik baik penerapan Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan
Berikut adalah beberapa contoh praktik baik penerapan Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan:
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Cileungsi, Bogor, menerapkan Kurikulum Merdeka secara mandiri. Sekolah ini melakukan berbagai upaya untuk mempersiapkan implementasi Kurikulum Merdeka, seperti mengadakan pelatihan bagi guru dan kepala sekolah, menyediakan sarana prasarana yang memadai, dan membangun budaya sekolah yang mendukung pembelajaran sesuai Kurikulum Merdeka.
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Yogyakarta, menerapkan Kurikulum Merdeka secara bertahap. Sekolah ini memulai implementasi Kurikulum Merdeka dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran tertentu.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Purwokerto, menerapkan Kurikulum Merdeka secara terintegrasi. Sekolah ini mengintegrasikan Kurikulum Merdeka dengan kurikulum yang sedang berlaku, yaitu Kurikulum 2013.
Tantangan-tantangan yang dihadapi dalam implementasi Kurikulum Merdeka
Berikut adalah beberapa tantangan yang dihadapi dalam implementasi Kurikulum Merdeka:
- Perubahan mindset dan praktik pembelajaran
Kurikulum Merdeka menuntut perubahan mindset dan praktik pembelajaran dari guru dan kepala sekolah. Guru dan kepala sekolah perlu beralih dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
- Ketersediaan sarana prasarana
Implementasi Kurikulum Merdeka membutuhkan sarana prasarana yang memadai, seperti ruang kelas yang nyaman, peralatan pembelajaran yang sesuai, dan akses internet.
- Dukungan dari pemerintah dan masyarakat
Implementasi Kurikulum Merdeka membutuhkan dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Pemerintah perlu menyediakan kebijakan dan anggaran yang memadai untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Masyarakat perlu mendukung implementasi Kurikulum Merdeka dengan memberikan pemahaman dan sosialisasi kepada masyarakat luas.