Menu Tutup

Adab Membaca Alquran dalam Islam

Alquran adalah kitab suci Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup bagi umat manusia. Membaca Alquran adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan bagi setiap muslim dan muslimah. Namun, membaca Alquran tidak boleh sembarangan, melainkan harus mengikuti adab-adab tertentu yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW dan para ulama. Berikut adalah beberapa adab membaca Alquran yang perlu kita ketahui dan amalkan:

1. Berniat Ikhlas karena Allah SWT

Adab pertama dan terpenting dalam membaca Alquran adalah berniat ikhlas karena Allah SWT, bukan karena mencari dunia atau pujian manusia. Niat ikhlas adalah kunci untuk mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT. Allah SWT berfirman:

وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ

“Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)

2. Bersuci dan Bersih

Adab kedua dalam membaca Alquran adalah bersuci dan bersih, baik dari hadas, najis, maupun kotoran lainnya. Bersuci dan bersih adalah syarat untuk menyentuh mushaf Alquran dan juga merupakan tanda penghormatan kepada firman Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:

لا يمس القرآن إلا طاهر

“Tidak boleh menyentuh Alquran melainkan orang yang suci.” (HR. Daruquthni no. 449)

Bersuci dan bersih juga mencakup membersihkan mulut dari bau tidak sedap dengan menggunakan siwak atau bahan lainnya, serta menutup aurat dengan pakaian yang sopan dan menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.

3. Duduk Menghadap Kiblat

Adab ketiga dalam membaca Alquran adalah duduk menghadap kiblat, yaitu arah Ka’bah di Makkah. Menghadap kiblat adalah tanda menghadapkan diri kepada Allah SWT dan juga merupakan sunnah Rasulullah SAW ketika membaca Alquran. Duduk menghadap kiblat juga harus dilakukan dengan sikap yang tenang, sakinah, dan sopan, serta tidak berbicara atau melakukan hal-hal yang mengganggu konsentrasi.

4. Meninggikan Kedudukan Alquran

Adab keempat dalam membaca Alquran adalah meninggikan kedudukan Alquran, yaitu meletakkannya di tempat yang tinggi, bersih, dan terhormat. Tidak boleh meletakkan Alquran di tempat yang rendah, kotor, atau tidak pantas, seperti di lantai, di bawah bantal, atau di dekat tempat sampah. Meninggikan kedudukan Alquran adalah tanda mengagungkan firman Allah SWT dan juga merupakan sunnah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bersabda:

إن الله يرفع بهذا الكتاب أقواما ويضع به آخرين

“Sesungguhnya Allah SWT meninggikan dengan kitab ini (Alquran) beberapa kaum dan merendahkan dengan kitab ini (Alquran) kaum yang lain.” (HR. Muslim no. 817)

5. Membaca Ta’awudz

Adab kelima dalam membaca Alquran adalah membaca ta’awudz, yaitu memohon perlindungan kepada Allah SWT dari godaan syaitan yang terkutuk. Membaca ta’awudz adalah perintah Allah SWT dalam Alquran, sebagaimana firman-Nya:

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)

Bacaan ta’awudz menurut mayoritas ulama adalah “a’udzu billahi minasy syaithonir rajiim”. Membaca ta’awudz adalah sunnah, bukan wajib, namun sangat dianjurkan untuk menghindari gangguan syaitan yang bisa merusak bacaan dan pemahaman kita terhadap Alquran.

6. Membaca Basmalah

Adab keenam dalam membaca Alquran adalah membaca basmalah, yaitu kalimat “bismillahir rahmanir rahim” yang berarti “dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang”. Membaca basmalah adalah sunnah Rasulullah SAW ketika membuka bacaan Alquran, kecuali pada surat At-Taubah yang tidak dimulai dengan basmalah. Membaca basmalah adalah tanda mengharapkan pertolongan dan rahmat Allah SWT dalam membaca Alquran.

7. Membaca dengan Tajwid dan Tartil

Adab ketujuh dalam membaca Alquran adalah membaca dengan tajwid dan tartil, yaitu membaca dengan mengikuti kaidah-kaidah bacaan yang benar dan indah, serta membaca dengan pelan, jelas, dan penuh penghayatan. Membaca dengan tajwid dan tartil adalah perintah Allah SWT dalam Alquran, sebagaimana firman-Nya:

وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا

“Dan bacalah Al Quran itu dengan tartil.” (QS. Al-Muzzammil: 4)

Membaca dengan tajwid dan tartil adalah cara untuk menghormati firman Allah SWT dan juga untuk memperoleh makna dan hikmah yang terkandung di dalamnya.

8. Menghayati Isi Alquran

Adab kedelapan dalam membaca Alquran adalah menghayati isi Alquran, yaitu memperhatikan makna, kandungan, dan tujuan dari setiap ayat yang dibaca. Menghayati isi Alquran adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan juga untuk mengamalkan ajaran-ajaran yang ada di dalamnya. Allah SWT berfirman:

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24)

Menghayati isi Alquran juga mencakup merenungkan ayat-ayat yang berkaitan dengan kisah-kisah para nabi, hukum-hukum syariat, janji-janji surga, ancaman neraka, nama-nama Allah SWT, dan lain-lain.

Posted in Keislaman

Artikel Lainnya