Menu Tutup

Go Tik Swan: Penemu Batik Indonesia yang Menggabungkan Tradisi dan Modernitas

Batik adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi sejak tahun 2009. Batik adalah seni menggambar di atas kain dengan menggunakan malam sebagai pewarna. Batik memiliki sejarah yang panjang dan beragam, serta berkembang menjadi salah satu simbol identitas bangsa Indonesia. Namun, siapakah sebenarnya penemu batik Indonesia?

Menurut beberapa sumber, penemu batik pertama di Indonesia adalah K.R.T Hardjonagoro atau lebih dikenal dengan nama Go Tik Swan. Beliau merupakan seniman asal Surakarta yang membangkitkan era seni batik klasik dan modern di Tanah Air. Sosok K.R.T Hardjonagoro dikenal pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, yang sering memesan batik dari beliau untuk keperluan kenegaraan maupun pribadi1

Go Tik Swan lahir pada tahun 1919 di Surakarta dari keluarga bangsawan Mangkunegaran. Beliau belajar batik sejak usia 12 tahun dari ibunya, R.Ay. Siti Sukesi, yang merupakan putri dari R.M. Sosrodiningrat IV, bupati Karanganyar pada masa pemerintahan Mangkunegara VII. Go Tik Swan juga belajar seni rupa dari ayahnya, R.M. Soedarsono, yang merupakan pelukis istana Mangkunegaran2

Go Tik Swan mengembangkan gaya batiknya sendiri dengan menggabungkan unsur-unsur tradisional dan modern. Beliau menciptakan motif-motif baru yang terinspirasi dari alam, budaya, sejarah, dan filsafat Jawa. Beberapa motif batik karya Go Tik Swan yang terkenal antara lain adalah Sekar Jagad, Parang Barong, Sido Mukti, Sido Asih, Truntum, dan Wahyu Tumurun. Beliau juga mengembangkan teknik pewarnaan batik dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti soga, nila, mengkudu, dan indigo2

Baca Juga:  Emile Durkheim: Sosiolog Modern yang Mengkaji Fakta Sosial, Kesadaran Kolektif, Anomie, dan Agama

Go Tik Swan tidak hanya berperan sebagai penemu batik Indonesia, tetapi juga sebagai pelestari dan pengembang batik Indonesia. Beliau mendirikan yayasan Batik Indonesia pada tahun 1952 untuk mempromosikan dan melestarikan batik sebagai warisan budaya nasional. Beliau juga mengajar banyak generasi pembatik muda, baik di dalam maupun luar negeri, untuk melanjutkan tradisi dan inovasi batik Indonesia2

Go Tik Swan meninggal pada tahun 2008 di usia 89 tahun. Beliau meninggalkan warisan yang tak ternilai bagi dunia seni dan budaya Indonesia. Batik karya Go Tik Swan telah dipamerkan di berbagai museum dan galeri seni di dalam dan luar negeri, serta menjadi koleksi para tokoh penting dunia seperti Ratu Elizabeth II dari Inggris, Presiden John F. Kennedy dari Amerika Serikat, Presiden Charles de Gaulle dari Prancis, Presiden Sukarno dan Suharto dari Indonesia, dan lain-lain2

Posted in Ragam

Artikel Terkait: