Mengapa Bahasa Berita Terkesan Kaku? Bahasa Berita yang Baku Tetapi Tidak Kaku

Bahasa berita adalah bahasa yang digunakan dalam media massa untuk menyampaikan informasi tentang suatu peristiwa atau kejadian yang aktual, penting, dan menarik bagi khalayak. Bahasa berita memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan bahasa lain, seperti bahasa sastra, bahasa ilmiah, atau bahasa sehari-hari. Salah satu ciri khas bahasa berita adalah bahasa berita terkesan kaku. Apa penyebabnya?

Kaidah Kebahasaan Teks Berita

Salah satu faktor yang membuat bahasa berita terkesan kaku adalah adanya kaidah kebahasaan yang harus diperhatikan dalam menulis teks berita. Kaidah kebahasaan teks berita adalah aturan-aturan yang berkaitan dengan penggunaan bahasa baku, verba, kata keterangan, konjungsi, dan kalimat langsung atau tidak langsung1. Berikut adalah beberapa contoh kaidah kebahasaan teks berita:

  • Penggunaan bahasa baku. Bahasa baku adalah bahasa yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Bahasa baku digunakan dalam teks berita untuk menunjukkan kewibawaan, keseragaman, dan kejelasan informasi. Bahasa baku juga berfungsi sebagai pemersatu dan pemberi kekhasan bagi masyarakat bahasa2. Contoh penggunaan bahasa baku dalam teks berita adalah sebagai berikut:

    Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan sosial kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19 sebesar Rp 300 ribu per bulan selama tiga bulan.

  • Penggunaan verba transitif dan verba pewarta. Verba transitif adalah kata kerja yang dapat diubah ke dalam bentuk pasif, sedangkan verba pewarta adalah kata kerja yang memuat sebuah percakapan. Verba transitif dan verba pewarta digunakan dalam teks berita untuk menjelaskan siapa yang melakukan atau mengalami suatu peristiwa atau kejadian. Verba transitif dan verba pewarta juga membantu dalam menyusun struktur piramida terbalik, yaitu teknik penulisan berita yang menempatkan informasi terpenting di awal paragraf dan informasi tambahan di akhir paragraf1. Contoh penggunaan verba transitif dan verba pewarta dalam teks berita adalah sebagai berikut:

    Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyatakan bahwa gempa bumi yang mengguncang Sulawesi Barat pada Jumat (15/1/2021) telah menewaskan 42 orang dan melukai ratusan lainnya.

  • Penggunaan kata keterangan tempat dan waktu (adverbia). Kata keterangan tempat dan waktu adalah kata yang menjawab pertanyaan “di mana?” dan “kapan?” terkait dengan suatu peristiwa atau kejadian. Kata keterangan tempat dan waktu digunakan dalam teks berita untuk memberikan konteks dan latar belakang informasi. Kata keterangan tempat dan waktu juga membantu dalam menjawab unsur 5W+1H (what, who, where, when, why, how) yang menjadi dasar penulisan berita1. Contoh penggunaan kata keterangan tempat dan waktu dalam teks berita adalah sebagai berikut:

    Timnas Indonesia U-19 berhasil mengalahkan Timnas Qatar U-19 dengan skor 2-1 dalam laga uji coba yang digelar di Stadion Pakansari, Bogor, pada Rabu (23/10/2019).

  • Penggunaan konjungsi temporal atau waktu. Konjungsi temporal atau waktu adalah kata hubung yang digunakan untuk menyatakan urutan atau hubungan waktu antara dua atau lebih kejadian. Konjungsi temporal atau waktu digunakan dalam teks berita untuk menjelaskan kronologis atau rentetan kejadian yang terjadi dalam suatu peristiwa atau kejadian. Konjungsi temporal atau waktu juga membantu dalam membangun alur atau plot berita yang runtut dan jelas1. Contoh penggunaan konjungsi temporal atau waktu dalam teks berita adalah sebagai berikut:

    Setelah mengikuti rapat kabinet terbatas, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumumkan bahwa pemerintah akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mulai 1 November 2024.

  • Perpaduan antara kalimat langsung atau tidak langsung. Kalimat langsung adalah kalimat yang mengutip secara persis perkataan seseorang, sedangkan kalimat tidak langsung adalah kalimat yang mengubah perkataan seseorang menjadi bentuk lain. Perpaduan antara kalimat langsung atau tidak langsung digunakan dalam teks berita untuk menyajikan informasi dari berbagai sumber, seperti narasumber, saksi, atau ahli. Perpaduan antara kalimat langsung atau tidak langsung juga membantu dalam memberikan variasi dan dinamika dalam penulisan berita1. Contoh perpaduan antara kalimat langsung atau tidak langsung dalam teks berita adalah sebagai berikut:

    “Saya sangat senang bisa mendapatkan medali emas di Olimpiade Tokyo 2020. Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan,” kata Lalu Muhammad Zohri, atlet lari Indonesia yang menjuarai nomor 100 meter putra. Zohri menyampaikan rasa syukur dan bangganya kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah mendukung dan mendoakannya.

Bahasa Baku Tetapi Tidak Kaku

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa berita terkesan kaku karena harus mengikuti kaidah kebahasaan yang ketat dan baku. Namun, hal ini tidak berarti bahwa bahasa berita tidak dapat komunikatif dan menarik. Bahasa berita dapat tetap menggunakan bahasa baku tetapi tidak kaku dengan cara-cara berikut:

  • Menggunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti. Bahasa berita harus dapat dipahami oleh khalayak yang beragam latar belakang pendidikan, sosial, dan budaya. Oleh karena itu, penggunaan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti akan membantu dalam menyampaikan informasi secara efektif dan efisien. Contoh penggunaan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti dalam teks berita adalah sebagai berikut:

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya potensi hujan lebat disertai angin kencang dan petir di sebagian besar wilayah Indonesia hingga akhir pekan ini.

  • Menggunakan kalimat yang singkat dan padat. Bahasa berita harus dapat menarik perhatian dan minat pembaca dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu, penggunaan kalimat yang singkat dan padat akan membantu dalam menyajikan informasi secara ringkas dan jelas. Contoh penggunaan kalimat yang singkat dan padat dalam teks berita adalah sebagai berikut:

    Kementerian Kesehatan mengonfirmasi adanya 5.000 kasus baru Covid-19 di Indonesia pada hari ini, membawa total akumulasi menjadi 2 juta kasus.

  • Menggunakan gaya bahasa yang menarik dan bervariasi. Bahasa berita harus dapat menghidupkan dan memperkaya informasi yang disampaikan. Oleh karena itu, penggunaan gaya bahasa yang menarik dan bervariasi akan membantu dalam memberikan nuansa dan suasana dalam penulisan berita. Contoh penggunaan gaya bahasa yang menarik dan bervariasi dalam teks berita adalah sebagai berikut:

    Tim sepak bola nasional Indonesia berjaya di Piala AFF 2024 setelah mengalahkan Thailand dengan skor telak 4-0 di final yang berlangsung sengit dan dramatis di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

Sumber:
(1) 6 Kaidah Kebahasaan di Teks Berita yang Harus Diperhatikan – Belajar Giat. https://belajargiat.id/text-berita/kaidah-bahasa/.
(2) 50 Kata Baku dan Tidak Baku yang Sering Dipakai tapi Keliru – detikcom. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5889103/50-kata-baku-dan-tidak-baku-yang-sering-dipakai-tapi-keliru.
(3) Bahasa Indonesia yang Baku dan yang Kaku – Kompasiana.com. https://www.kompasiana.com/ekadamayanti/5517ddd7a333114c07b661e5/bahasa-indonesia-yang-baku-dan-yang-kaku.
(4) Bahasa Indonesia Itu Kaku, Benarkah? – KANTOR BAHASA MALUKU. https://kantorbahasamaluku.kemdikbud.go.id/2022/11/bahasa-indonesia-itu-kaku-benarkah/.
(5) Bahasa Baku Tetapi Tidak Kaku Jadi Opsi Instansi Pemerintah Sampaikan …. https://www.diskominfo.kaltimprov.go.id/berita/bahasa-baku-tetapi-tidak-kaku-jadi-opsi-instansi-pemerintah-sampaikan-informasi.

Baca Juga:  Konteks: Memahami Makna, Peran, Jenis, Pentingnya dalam Komunikasi, Pemahaman, dan Cara Meningkatkannya