Menu Tutup

Nicolaus Copernicus: Polymath Renaisans yang Mengubah Pandangan Manusia tentang Alam Semesta

Nicolaus Copernicus adalah seorang polymath Renaisans yang aktif sebagai matematikawan, astronom, dan kanonik Katolik, yang merumuskan model alam semesta yang menempatkan Matahari sebagai pusatnya, bukan Bumi. Model ini dikembangkan secara mandiri oleh Copernicus, tanpa mengenal model heliosentris yang pernah dirumuskan oleh Aristarkhos dari Samos, seorang astronom Yunani kuno, sekitar delapan belas abad sebelumnya.

Publikasi model Copernicus dalam bukunya De revolutionibus orbium coelestium (Tentang Revolusi Bola-Bola Langit), tepat sebelum kematiannya pada tahun 1543, merupakan peristiwa besar dalam sejarah sains, memicu Revolusi Kopernikan dan memberikan kontribusi perintis bagi Revolusi Ilmiah.

Copernicus lahir dan meninggal di Prusia Kerajaan, sebuah wilayah yang telah menjadi bagian dari Kerajaan Polandia sejak tahun 1466. Sebagai seorang poliglot dan polymath, ia memperoleh gelar doktor dalam bidang hukum kanon dan menjadi matematikawan, astronom, dokter, sarjana klasik, penerjemah, gubernur, diplomat, dan ekonom. Sejak tahun 1497 ia menjadi kanonik Katedral Warmia.

Pada tahun 1517 ia menurunkan teori kuantitas uang—sebuah konsep kunci dalam ekonomi—dan pada tahun 1519 ia merumuskan prinsip ekonomi yang kemudian disebut hukum Gresham-Copernicus.

Kehidupan Awal dan Pendidikan Nicolaus Copernicus

Nicolaus Copernicus lahir pada tanggal 19 Februari 1473 di kota Toruń (Thorn), di provinsi Prusia Kerajaan, di Mahkota Kerajaan Polandia. Ayahnya adalah seorang pedagang dari Kraków dan ibunya adalah putri dari seorang pedagang kaya Toruń. Nicolaus adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Kakak laki-lakinya Andreas (Andrew) menjadi kanonik Agustinian di Frombork (Frauenburg).

Kakak perempuannya Barbara, dinamai seperti ibunya, menjadi biarawati Benediktin dan, pada tahun-tahun terakhirnya, kepala biara di Chełmno (Kulm); ia meninggal setelah tahun 1517. Adik perempuannya Katharina menikah dengan Barthel Gertner (Gertner), seorang pedagang dan dewan kota Toruń; ia meninggalkan lima anak ketika ia meninggal pada tahun 1529.

Copernicus menerima pendidikan awalnya di sekolah katedral Toruń. Pada tahun 1491 ia mendaftar di Universitas Kraków, di mana ia belajar matematika, astronomi, filsafat, dan sastra klasik. Ia tidak mendapatkan gelar apapun dari universitas ini, tetapi ia memperoleh pengetahuan yang luas dan mendalam tentang berbagai bidang ilmu. Ia juga terpengaruh oleh guru dan tokoh-tokoh ilmiah yang mengajar atau belajar di sana, seperti Albert Brudzewski, Wojciech dari Brudzewo, Jan dari Głogów, dan Domenico Maria Novara da Ferrara.

Baca Juga:  Sejarah Masuk Islam di Nusantara

Pada tahun 1496 Copernicus berangkat ke Italia untuk melanjutkan studinya di bidang hukum kanon atas permintaan pamannya Lucas Watzenrode (Waczenrode), yang merupakan uskup Warmia dan ingin menjadikan Copernicus sebagai penerusnya. Di Italia Copernicus belajar di Universitas Bologna (1496-1500), Universitas Padua (1501-1503), dan Universitas Ferrara (1503).

Di Bologna ia menjadi asisten dan murid Domenico Maria Novara da Ferrara, seorang astronom terkemuka yang mengkritik sistem Ptolemaeus dan mengamati gerhana bulan bersama Copernicus pada tanggal 9 November 1497. Di Padua ia belajar kedokteran sebagai persiapan untuk menjadi dokter pribadi uskupnya. Di Ferrara ia memperoleh gelar doktor dalam bidang hukum kanon pada tanggal 31 Mei 1503. Selama masa studinya di Italia, Copernicus juga belajar bahasa Yunani, yang memungkinkannya membaca karya-karya astronomi kuno secara langsung.

Karier dan Karya Ilmiah Nicolaus Copernicus

Setelah menyelesaikan studinya di Italia, Copernicus kembali ke Polandia pada tahun 1503 dan menjadi kanonik Katedral Warmia, sebuah jabatan yang dipegangnya seumur hidupnya. Ia juga aktif sebagai seorang gubernur, diplomat, hakim, astrolog, dan dokter. Ia terlibat dalam berbagai urusan politik, ekonomi, dan militer di Prusia Kerajaan, yang saat itu berada di bawah pengaruh Teutonic Order (Ordo Teutonik), sebuah organisasi militer dan religius yang berasal dari Jerman.

Copernicus membantu mempertahankan kemerdekaan Prusia Kerajaan dari upaya aneksasi oleh Teutonic Order dan Kerajaan Polandia. Ia juga berperan dalam mereformasi sistem moneter dan perpajakan di Prusia Kerajaan. Ia menulis beberapa karya tentang ekonomi, seperti Monetae cudendae ratio (Tentang Penetapan Nilai Uang), yang mengemukakan teori kuantitas uang dan hukum Gresham-Copernicus, yaitu bahwa uang yang nilainya lebih rendah akan menggantikan uang yang nilainya lebih tinggi dalam peredaran.

Namun, karya ilmiah terbesar Copernicus adalah di bidang astronomi, yang menjadi minat dan gairah seumur hidupnya. Ia mengabdikan dirinya untuk mengamati langit dengan alat-alat sederhana seperti kuadran, jakobsstav (en), dan astrolabium (en). Ia juga membaca dan mempelajari karya-karya astronomi kuno dan kontemporer, seperti Ptolemaeus, Aristoteles, Al-Battani, Al-Tusi, Regiomontanus, dan lain-lain. Ia tidak puas dengan sistem geosentris yang berlaku saat itu, yang menempatkan Bumi sebagai pusat alam semesta dan mengharuskan penggunaan banyak epikikel (lingkaran-lingkaran kecil) untuk menjelaskan gerak planet-planet. Ia mencari sistem yang lebih sederhana dan harmonis, yang sesuai dengan prinsip-prinsip matematika dan fisika.

Baca Juga:  Kerajaan Maritim Islam di Indonesia

Pada sekitar tahun 1510 Copernicus mulai merumuskan model heliosentrisnya, yang menempatkan Matahari sebagai pusat alam semesta dan menganggap Bumi sebagai salah satu planet yang bergerak mengelilingi Matahari. Model ini lebih sesuai dengan fenomena-fenomena astronomi yang diamati, seperti gerak retrograd planet-planet luar (Mars, Jupiter, Saturnus), perubahan ukuran bulan purnama sepanjang tahun, perbedaan panjang musim di belahan bumi utara dan selatan, dan lain-lain. Model ini juga menjelaskan hubungan antara jarak planet dari Matahari dengan periode revolusinya (hukum ketiga Kepler). Model ini tidak memerlukan epikikel untuk menjelaskan gerak planet-planet, tetapi hanya menggunakan gerak seragam pada lingkaran sempurna.

Copernicus menuliskan model heliosentrisnya dalam sebuah risalah singkat yang disebut Commentariolus (Komentar Kecil), yang disebarluaskan secara terbatas kepada teman-teman dan kolega-koleganya pada sekitar tahun 1514. Risalah ini mendapat tanggapan yang bermacam-macam, mulai dari pujian hingga penolakan. Beberapa orang menganggap model Copernicus sebagai hipotesis matematika yang berguna untuk menghitung posisi planet-planet tanpa harus menerima realitas fisiknya. Beberapa orang lain mengkritik model Copernicus karena bertentangan dengan ajaran Alkitab dan filsafat Aristoteles. Namun ada juga orang-orang yang mendukung model Copernicus sebagai penjelasan ilmiah yang valid dan elegan tentang alam semesta.

Salah satu pendukung Copernicus adalah Georg Joachim Rheticus, seorang matematikawan dan astronom dari Wittenberg, yang mengunjungi Copernicus di Frombork pada tahun 1539 dan menjadi murid dan asistennya. Rheticus membujuk Copernicus untuk menerbitkan karya besarnya, De revolutionibus orbium coelestium (Tentang Revolusi Bola-Bola Langit), yang merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari model heliosentris yang disajikan dalam Commentariolus. Rheticus juga menulis sebuah ringkasan dari karya Copernicus, yang disebut Narratio prima (Laporan Pertama), yang diterbitkan pada tahun 1540 dan menjadi karya heliosentris pertama yang dicetak.

De revolutionibus terdiri dari enam buku, yang membahas tentang berbagai aspek model heliosentris Copernicus, seperti struktur alam semesta, gerak benda-benda langit, kalender, tabel-tabel astronomi, dan metode-metode pengamatan. Buku ini ditulis dalam bahasa Latin dan menggunakan matematika yang rumit. Buku ini diterbitkan pada tahun 1543 di Nürnberg, dengan bantuan Andreas Osiander, seorang teolog Lutheran yang menambahkan sebuah prakata tanpa sepengetahuan Copernicus, yang menyatakan bahwa model heliosentris hanyalah sebuah hipotesis matematika dan tidak harus dianggap sebagai kebenaran fisik. Prakata ini dimaksudkan untuk menghindari kontroversi dan kritik dari pihak-pihak yang menolak model heliosentris karena alasan teologis atau filosofis.

Baca Juga:  Kerajaan Demak: Asal-Usul, Perkembangan, dan Keruntuhan Kerajaan Islam Pertama di Jawa

Copernicus menerima salinan pertama dari bukunya pada tanggal 24 Mei 1543, saat ia sedang sakit parah. Ia meninggal dunia pada tanggal 24 Mei atau 21 Mei 1543 di Frombork, di usia 70 tahun. Ia dimakamkan di bawah lantai katedral Frombork, tetapi lokasi tepat makamnya tidak diketahui sampai tahun 2005, ketika sebuah tim ilmuwan Polandia menemukan sisa-sisa tulang belulang yang diduga milik Copernicus. Pada tahun 2008, analisis DNA mengkonfirmasi bahwa tulang belulang tersebut memang milik Copernicus. Pada tahun 2010, ia dimakamkan kembali dengan upacara resmi di katedral Frombork.

Kematian dan Warisan Nicolaus Copernicus

Nicolaus Copernicus meninggalkan warisan yang sangat besar bagi perkembangan sains modern, terutama di bidang astronomi. Model heliosentrisnya menjadi dasar bagi Revolusi Kopernikan, yaitu perubahan paradigma dalam memahami alam semesta, yang berlanjut dengan karya-karya astronom-astronom seperti Tycho Brahe, Johannes Kepler, Galileo Galilei, Isaac Newton, dan lain-lain. Model heliosentris juga memberikan kontribusi bagi perkembangan matematika, fisika, kosmologi, astrofisika, dan ilmu-ilmu lainnya.

Copernicus juga dihormati sebagai salah satu polymath terbesar dalam sejarah. Ia tidak hanya menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan, tetapi juga berbagai bidang seni dan humaniora. Ia fasih berbicara dalam bahasa Latin, Yunani, Jerman, Polandia, dan Italia. Ia juga menulis puisi Latin dan menerjemahkan karya-karya sastra Yunani ke dalam bahasa Latin. Ia juga memiliki bakat dalam bidang musik, lukis, arsitektur, dan seni rupa lainnya.

Sebagai penghargaan atas jasanya, nama Copernicus telah digunakan untuk menamai berbagai hal yang berkaitan dengan astronomi dan sains. Beberapa contohnya adalah:

  • Planet minor 1322 Coppernicus (en), yang ditemukan oleh Max Wolf pada tahun 1934.
  • Kawah Copernicus (en), sebuah kawah besar di Bulan yang memiliki diameter sekitar 93 km.
  • Satelit buatan Copernicus (en), sebuah satelit observatorium orbit tinggi yang diluncurkan oleh NASA pada tahun 1972.
  • Universitas Nicolaus Copernicus (en), sebuah universitas negeri di Toruń yang didirikan pada tahun 1945.
  • Medali Copernicus (en), sebuah penghargaan yang diberikan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia kepada ilmuwan-ilmuwan yang berjasa bagi perkembangan sains Polandia.

Sumber:

Posted in Ragam

Artikel Terkait: