Pengangguran: Pengertian, Penyebab, Dampak dan Jenisnya

Pengangguran adalah suatu kondisi di mana seseorang tidak memiliki pekerjaan atau tidak bekerja sama sekali, sedang mencari pekerjaan, bekerja kurang dari dua hari dalam seminggu, atau sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak12 Pengangguran merupakan salah satu masalah ekonomi dan sosial yang sering dihadapi oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Pengangguran dapat menurunkan produktivitas dan pendapatan masyarakat, menyebabkan kemiskinan, kriminalitas, konflik sosial dan politik, serta berbagai dampak negatif lainnya23

Penyebab Pengangguran

Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan pengangguran, baik dari sisi penawaran maupun permintaan tenaga kerja. Berikut adalah beberapa penyebab umum dari pengangguran: 23

  • Besarnya angkatan kerja yang tidak seimbang dengan kesempatan kerja. Angkatan kerja adalah jumlah orang yang siap dan mampu bekerja dalam suatu perekonomian. Jika angkatan kerja terlalu besar dibandingkan dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia atau dapat menyerapnya, maka akan terjadi kelebihan tenaga kerja atau pengangguran.
  • Masyarakat atau warga negara tidak memiliki keterampilan tinggi serta tingkat pendidikan yang rendah. Keterampilan dan pendidikan adalah faktor penting yang mempengaruhi kualitas dan produktivitas tenaga kerja. Jika masyarakat atau warga negara tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja atau tidak memiliki pendidikan yang cukup untuk meningkatkan keterampilannya, maka mereka akan sulit bersaing dengan tenaga kerja lain atau memenuhi persyaratan pekerjaan yang ada.
  • Adanya kemajuan teknologi yang menggantikan manusia. Kemajuan teknologi dapat meningkatkan efisiensi dan inovasi dalam berbagai sektor ekonomi, tetapi juga dapat mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia. Misalnya, dengan adanya mesin-mesin canggih, robot, komputer, internet, dan sebagainya, banyak pekerjaan yang dapat dilakukan secara otomatis atau digital tanpa melibatkan manusia. Hal ini dapat mengurangi jumlah pekerjaan yang tersedia bagi manusia atau membuat pekerjaan tersebut menjadi usang.
  • Tenaga kerja yang ada di daerah dengan di kota tidak dimanfaatkan dengan seimbang. Tenaga kerja di daerah biasanya lebih banyak daripada di kota, tetapi kesempatan kerja di daerah lebih sedikit daripada di kota. Hal ini dapat menyebabkan ketimpangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja di berbagai wilayah. Jika tenaga kerja di daerah tidak dimanfaatkan dengan baik atau tidak mendapatkan akses ke pasar kerja yang lebih luas, maka mereka akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan atau mengembangkan usaha mereka sendiri.
  • Pemerintah memberhentikan kebijakan mengirimkan tenaga kerja atau TKI ke luar negeri. Tenaga kerja Indonesia atau TKI merupakan salah satu sumber devisa negara yang cukup besar. Dengan mengirimkan TKI ke luar negeri, pemerintah dapat mengurangi jumlah pengangguran di dalam negeri dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Namun, jika pemerintah memberhentikan kebijakan ini karena alasan politik, ekonomi, sosial, atau lainnya, maka akan terjadi penumpukan tenaga kerja di dalam negeri yang tidak memiliki pekerjaan.
  • Harapan terlalu tinggi untuk tenaga kerja. Harapan terlalu tinggi untuk tenaga kerja dapat berupa harapan akan gaji, jabatan, fasilitas, lingkungan kerja, atau hal-hal lain yang berkaitan dengan pekerjaan. Jika harapan ini tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak realistis, maka tenaga kerja akan sulit mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan harapannya atau tidak puas dengan pekerjaan yang didapatkannya. Hal ini dapat menyebabkan mereka menjadi penganggur sukarela atau tidak mau bekerja.
  • PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). PHK adalah tindakan pemberhentian sepihak oleh pemberi kerja terhadap pekerja atau karyawan tanpa alasan yang sah atau tanpa memenuhi hak-hak pekerja atau karyawan yang bersangkutan. PHK dapat terjadi karena berbagai alasan, seperti krisis ekonomi, perubahan struktur organisasi, penurunan kinerja, pelanggaran aturan, dan sebagainya. PHK dapat menyebabkan pekerja atau karyawan kehilangan pekerjaannya secara tiba-tiba dan harus mencari pekerjaan baru.
  • Persaingan pasar global. Persaingan pasar global adalah kondisi di mana produk atau jasa dari berbagai negara bersaing untuk memperebutkan pangsa pasar di dunia. Persaingan ini dapat meningkatkan kualitas dan variasi produk atau jasa, tetapi juga dapat menimbulkan tantangan bagi produsen atau penyedia jasa lokal. Jika produsen atau penyedia jasa lokal tidak mampu bersaing dengan produk atau jasa asing yang lebih murah, berkualitas, atau diminati oleh konsumen, maka mereka akan mengalami penurunan omzet, laba, atau bahkan gulung tikar. Hal ini dapat berdampak pada pengurangan tenaga kerja atau pengangguran.
  • Masalah geografis / Jauh dari perkotaan. Masalah geografis adalah masalah yang berkaitan dengan lokasi, jarak, aksesibilitas, atau kondisi alam suatu wilayah. Masalah ini dapat mempengaruhi peluang kerja bagi masyarakat di wilayah tersebut. Misalnya, jika suatu wilayah terletak jauh dari perkotaan, maka masyarakat di wilayah tersebut akan sulit mendapatkan informasi, transportasi, infrastruktur, atau fasilitas lain yang dapat mendukung kegiatan ekonomi mereka. Hal ini dapat menghambat mereka untuk mencari pekerjaan di luar wilayah mereka atau mengembangkan usaha di wilayah mereka sendiri.
  • Kemiskinan. Kemiskinan adalah keadaan di mana seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya secara layak, seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Kemiskinan dapat menyebabkan pengangguran karena seseorang yang miskin tidak memiliki modal, sumber daya, keterampilan, pendidikan, atau motivasi yang cukup untuk bekerja atau berusaha. Kemiskinan juga dapat menjadi akibat dari pengangguran karena seseorang yang tidak bekerja tidak memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya.

Dampak Pengangguran

Pengangguran dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi individu, masyarakat, dan negara. Berikut adalah beberapa dampak umum dari pengangguran: 23

  • Berpotensi membuat keuangan negara membengkak. Keuangan negara dapat membengkak karena pengangguran dapat menurunkan penerimaan pajak negara dan meningkatkan pengeluaran negara untuk program-program sosial seperti bantuan langsung tunai (BLT), kartu prakerja, subsidi beras miskin (raskin), dan sebagainya. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan anggaran negara dan menimbulkan defisit anggaran.
  • Meningkatkan angka kriminalitas. Angka kriminalitas dapat meningkat karena pengangguran dapat menyebabkan frustrasi, stres, depresi, atau putus asa bagi individu yang tidak memiliki pekerjaan. Hal ini dapat mendorong mereka untuk melakukan tindakan-tindakan kriminal seperti pencurian, perampokan, penipuan, narkoba, prostitusi, dan sebagainya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
  • Dapat memunculkan konflik warga negara dengan pemerintah. Konflik warga negara dengan pemerintah dapat terjadi karena pengangguran dapat menimbulkan ketidakpuasan, kekecewaan, atau kemarahan bagi masyarakat terhadap pemerintah yang dianggap tidak mampu atau tidak serius dalam menangani masalah pengangguran. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat melakukan aksi-aksi protes, demonstrasi, unjuk rasa, atau bahkan anarkis terhadap pemerintah.
  • Dapat menyebabkan kesenjangan kesempatan bekerja. Kesenjangan kesempatan bekerja adalah ketidakadilan atau ketimpangan dalam mendapatkan pekerjaan antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda berdasarkan faktor-faktor seperti jenis kelamin, usia, etnis, agama, pendidikan, keterampilan, dan sebagainya. Pengangguran dapat menyebabkan kesenjangan kesempatan bekerja karena beberapa kelompok masyarakat mungkin lebih sulit mendapatkan pekerjaan daripada kelompok masyarakat lain karena adanya diskriminasi, stereotip, prasangka, atau hambatan-hambatan lain yang menghalangi mereka untuk bersaing secara adil di pasar kerja.
  • Dapat menyebabkan seseorang kehilangan keahlian atau keterampilan. Keahlian atau keterampilan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan atau aktivitas tertentu dengan baik. Keahlian atau keterampilan ini dapat diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, pengalaman, atau latihan. Pengangguran dapat menyebabkan seseorang kehilangan keahlian atau keterampilannya karena tidak adanya kesempatan untuk mengaplikasikan, mengembangkan, atau mempertahankan keahlian atau keterampilannya dalam pekerjaan. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kualitas dan produktivitas tenaga kerja serta kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan baru.
  • Menurunkan daya saing. Daya saing adalah kemampuan suatu negara untuk bersaing dengan negara-negara lain dalam hal ekonomi, politik, sosial, budaya, dan sebagainya. Daya saing dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah tenaga kerja. Pengangguran dapat menurunkan daya saing karena dapat mengurangi jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia bagi suatu negara. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi serta mengurangi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.
  • Meningkatkan angka kemiskinan. Angka kemiskinan adalah persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan atau tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya secara layak. Pengangguran dapat meningkatkan angka kemiskinan karena dapat menurunkan pendapatan dan konsumsi masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat serta meningkatkan risiko terjadinya kelaparan, gizi buruk, penyakit, dan kematian.
  • Dapat menyebabkan kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial adalah perbedaan atau ketidaksetaraan dalam hal status, hak, kesempatan, akses, atau perlakuan antara individu atau kelompok masyarakat yang berbeda berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan, kekayaan, pendidikan, kesehatan, kekuasaan, dan sebagainya. Pengangguran dapat menyebabkan kesenjangan sosial karena dapat memperbesar jurang antara orang-orang yang memiliki pekerjaan dan pendapatan tinggi dengan orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan dan pendapatan rendah. Hal ini dapat menimbulkan ketidakadilan, ketidakharmonisan, ketegangan, atau konflik sosial di masyarakat.
  • Menyebabkan kondisi politik di suatu negara tidak stabil. Kondisi politik di suatu negara dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kondisi ekonomi dan sosial. Pengangguran dapat menyebabkan kondisi politik di suatu negara tidak stabil karena dapat menurunkan kepercayaan, dukungan, atau legitimasi masyarakat terhadap pemerintah yang dianggap gagal dalam menyelesaikan masalah pengangguran. Hal ini dapat mengancam stabilitas, keamanan, kedaulatan, atau kedamaian suatu negara serta memicu terjadinya kudeta, pemberontakan, terorisme, atau perang.
  • Meningkatnya konflik dalam rumah tangga. Konflik dalam rumah tangga adalah perselisihan, pertengkaran, atau kekerasan yang terjadi antara anggota keluarga atau pasangan hidup dalam suatu rumah tangga. Konflik ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah masalah ekonomi. Pengangguran dapat meningkatkan konflik dalam rumah tangga karena dapat menimbulkan tekanan, ketegangan, ketidakpuasan, atau ketidakbahagiaan bagi anggota keluarga atau pasangan hidup yang tidak memiliki pekerjaan atau pendapatan. Hal ini dapat mengganggu hubungan, komunikasi, kerjasama, atau harmoni dalam rumah tangga serta berdampak pada kesehatan mental dan fisik anggota keluarga atau pasangan hidup.

Jenis-jenis Pengangguran

Pengangguran dapat dibedakan menjadi berbagai jenis berdasarkan sumber dan penyebabnya serta lama waktu bekerjanya. Berikut adalah beberapa jenis pengangguran yang umum terjadi:

Jenis-Jenis Pengangguran Berdasarkan Faktor Penyebabnya

  • Pengangguran friksional (frictional unemployment). Pengangguran friksional adalah pengangguran yang disebabkan oleh adanya proses pencocokan antara pekerja dengan pekerjaan yang sesuai. Proses ini melibatkan waktu, informasi, biaya, dan preferensi dari pekerja dan pemberi kerja. Pengangguran friksional biasanya bersifat sementara dan tidak terlalu besar jumlahnya. Contoh pengangguran friksional adalah orang-orang yang baru lulus sekolah atau kuliah, orang-orang yang berpindah tempat tinggal atau pekerjaan, orang-orang yang mengundurkan diri dari pekerjaan lama untuk mencari pekerjaan baru, dan sebagainya.
  • Pengangguran struktural (structural unemployment). Pengangguran struktural adalah pengangguran yang disebabkan oleh adanya perubahan struktur ekonomi atau pasar kerja yang menyebabkan ketidaksesuaian antara keterampilan atau kualifikasi pekerja dengan kebutuhan pemberi kerja. Perubahan ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti kemajuan teknologi, pergeseran permintaan konsumen, globalisasi, deregulasi, privatisasi, dan sebagainya. Pengangguran struktural biasanya bersifat jangka panjang dan sulit diatasi. Contoh pengangguran struktural adalah orang-orang yang kehilangan pekerjaannya karena digantikan oleh mesin atau robot, orang-orang yang tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh industri baru atau modern, orang-orang yang tidak mampu bersaing dengan tenaga kerja asing yang lebih murah atau berkualitas, dan sebagainya.
  • Pengangguran siklis (cyclical unemployment). Pengangguran siklis adalah pengangguran yang disebabkan oleh adanya fluktuasi siklus ekonomi atau bisnis yang menyebabkan turunnya permintaan agregat atau total permintaan barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Fluktuasi ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan kebijakan moneter atau fiskal, perubahan tingkat bunga, perubahan nilai tukar mata uang, perubahan harga minyak dunia, perubahan kondisi politik atau alam, dan sebagainya.
  • Pengangguran musiman (seasonal unemployment). Pengangguran musiman adalah pengangguran yang disebabkan oleh adanya perubahan permintaan tenaga kerja yang berkaitan dengan musim, cuaca, hari raya, atau kebiasaan masyarakat. Perubahan ini dapat menyebabkan peningkatan atau penurunan permintaan tenaga kerja di sektor-sektor tertentu yang bergantung pada faktor-faktor musiman tersebut. Pengangguran musiman biasanya bersifat periodik dan berulang setiap tahun. Contoh pengangguran musiman adalah orang-orang yang bekerja di sektor pertanian, pariwisata, perhotelan, ritel, atau konstruksi yang mengalami peningkatan atau penurunan pekerjaan sesuai dengan musim tanam, musim liburan, hari raya, atau kebiasaan belanja masyarakat.

Pengangguran Berdasarkan Lama Waktu Bekerja

  • Pengangguran terbuka (open unemployment). Pengangguran terbuka adalah pengangguran yang dialami oleh orang-orang yang tidak bekerja sama sekali dalam kurun waktu tertentu. Orang-orang ini biasanya sedang mencari pekerjaan atau siap bekerja jika mendapatkan pekerjaan. Pengangguran terbuka dapat diukur dengan menggunakan tingkat pengangguran terbuka, yaitu perbandingan antara jumlah penganggur terbuka dengan jumlah angkatan kerja dalam persentase.
  • Setengah menganggur (underemployment). Setengah menganggur adalah pengangguran yang dialami oleh orang-orang yang bekerja kurang dari waktu normal atau standar dalam kurun waktu tertentu. Orang-orang ini biasanya ingin bekerja lebih lama atau mencari pekerjaan tambahan jika mendapatkan kesempatan. Setengah menganggur dapat diukur dengan menggunakan tingkat setengah menganggur, yaitu perbandingan antara jumlah jam kerja aktual dengan jumlah jam kerja potensial dalam persentase.
  • Pengangguran terselubung (disguised unemployment). Pengangguran terselubung adalah pengangguran yang dialami oleh orang-orang yang bekerja lebih dari waktu normal atau standar dalam kurun waktu tertentu. Orang-orang ini biasanya bekerja secara berlebihan atau tidak produktif karena tidak adanya kesempatan kerja lain atau karena adanya kebiasaan sosial atau budaya. Pengangguran terselubung dapat diukur dengan menggunakan tingkat pengangguran terselubung, yaitu perbandingan antara jumlah jam kerja aktual dengan jumlah jam kerja optimal dalam persentase.

Sumber:
(1) Pengangguran – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran.
(2) Pengertian Pengangguran: Penyebab, Dampak dan Jenis Pengangguran. https://www.gramedia.com/literasi/pengangguran/.
(3) Pengangguran: Jenis, Dampak, Penyebab, dan Cara Mengatasinya – detikFinance. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6019444/pengangguran-jenis-dampak-penyebab-dan-cara-mengatasinya.