Pergerakan Nasional Indonesia: Periode Bertahan dan Dampaknya

Periode bertahan adalah fase ketiga dari pergerakan nasional Indonesia yang berlangsung dari tahun 1930 hingga 1942. Periode ini ditandai dengan melemahnya gerakan radikal atau non-kooperatif yang diwakili oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Partai Nasional Indonesia (PNI) akibat penindasan dan penangkapan oleh pemerintah kolonial Belanda. Di sisi lain, gerakan moderat atau kooperatif yang diwakili oleh Sarekat Islam (SI), Partai Islam Indonesia (PII), dan Partai Indonesia Raya (Parindra) mengalami perkembangan dan mendapat pengakuan dari pemerintah kolonial.

Penyebab Melemahnya Gerakan Radikal

Gerakan radikal yang dipimpin oleh PKI dan PNI mengalami kemunduran karena beberapa faktor, antara lain:

  • Pemberontakan PKI pada tahun 1926-1927 yang gagal dan berujung pada pembubaran PKI oleh pemerintah kolonial. Para pemimpin dan anggota PKI ditangkap, diasingkan, atau dibunuh. PKI kemudian berusaha bangkit kembali dengan membentuk Partai Komunis Indonesia Baru (PKIB) pada tahun 1935, tetapi tidak berhasil mengembalikan pengaruhnya.
  • Penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sartono, dan para pemimpin PNI lainnya pada tahun 1929-1930 dalam kasus Indische Vereeniging. Mereka dituduh melakukan makar terhadap pemerintah kolonial dan diadili dalam sidang Bandung. Soekarno divonis empat tahun penjara, sedangkan Hatta divonis tiga tahun penjara. PNI kemudian dibubarkan oleh pemerintah kolonial pada tahun 1931.
  • Perpecahan internal di dalam PNI yang menyebabkan terbentuknya tiga fraksi, yaitu PNI-Baru yang dipimpin oleh Mohammad Hoesni Thamrin, PNI-Pusat yang dipimpin oleh Sutan Sjahrir, dan PNI-Merdek yang dipimpin oleh Sukiman Wirjosandjojo. Ketiga fraksi ini memiliki perbedaan pandangan tentang strategi perjuangan dan hubungan dengan pemerintah kolonial.

Perkembangan Gerakan Moderat

Gerakan moderat yang bersikap kooperatif dengan pemerintah kolonial mengalami perkembangan karena beberapa faktor, antara lain:

  • Adanya kebijakan Volksraad atau Dewan Rakyat yang memberikan kesempatan kepada wakil-wakil pribumi untuk berpartisipasi dalam proses legislatif. Meskipun Volksraad tidak memiliki kekuasaan eksekutif dan hanya bersifat konsultatif, tetapi gerakan moderat memanfaatkannya sebagai sarana untuk menyuarakan aspirasi rakyat dan menuntut perbaikan-perbaikan.
  • Adanya kebijakan Politik Balas Budi atau Politik Kebudayaan yang memberikan bantuan-bantuan kepada rakyat pribumi dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, dan budaya. Gerakan moderat menganggap kebijakan ini sebagai langkah positif dari pemerintah kolonial untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menghormati nilai-nilai budaya lokal.
  • Adanya organisasi-organisasi pergerakan moderat yang memiliki basis massa yang luas dan beragam, seperti Sarekat Islam (SI) yang bergerak di bidang sosial, agama, dan politik; Partai Islam Indonesia (PII) yang bergerak di bidang politik dan agama; Partai Indonesia Raya (Parindra) yang bergerak di bidang politik dan nasionalisme; Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) yang bergerak di bidang sosial dan agama; Budi Utomo, Taman Siswa, dan Jong Java yang bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan.

Dampak Periode Bertahan

Periode bertahan memiliki dampak positif dan negatif bagi pergerakan nasional Indonesia, antara lain:

  • Dampak positif: gerakan moderat berhasil memperoleh beberapa konsesi dari pemerintah kolonial, seperti pengakuan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, penghapusan pajak tanah bagi petani, pengurangan pajak kepala, dan pembentukan badan-badan perwakilan rakyat di tingkat daerah. Gerakan moderat juga berhasil membangun jaringan kerjasama dengan organisasi-organisasi pergerakan di Asia dan Afrika, seperti Kongres Asia Timur Raya pada tahun 1933 dan Kongres Asia pada tahun 1937.
  • Dampak negatif: gerakan radikal mengalami kemunduran dan kehilangan momentum untuk melancarkan perjuangan bersenjata. Gerakan moderat juga tidak mampu menantang kedaulatan pemerintah kolonial secara fundamental dan hanya bersikap kompromistis. Pergerakan nasional juga mengalami perpecahan dan persaingan antara kelompok-kelompok yang berbeda ideologi, agama, suku, dan kelas.

Sumber:
(1) Pergerakan Nasional di Indonesia, Diawali Organisasi Budi Utomo. https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/30/060000269/pergerakan-nasional-di-indonesia-diawali-organisasi-budi-utomo.
(2) Pergerakan Nasional: Sejarah, Lahirnya, Masa Awal, Tujuan, Organisasi. https://www.studiobelajar.com/pergerakan-nasional/.
(3) 6 Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia – Kompas.com. https://www.kompas.com/skola/read/2022/08/08/130000369/6-organisasi-pergerakan-nasional-indonesia.
(4) Pengertian dan Contoh Pergerakan Nasional – Quipper Blog. https://www.quipper.com/id/blog/mapel/sejarah/pergerakan-nasional/.
(5) Budi Utomo 20 Mei 1908, Awal Pergerakan Nasional Indonesia menuju …. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/muspres/budi-utomo-20-mei-1908-awal-pergerakan-nasional-indonesia-menuju-indonesia-merdeka/.