Menu Tutup

Sumber dan Jenis-jenis Sampah Anorganik 

Sampah anorganik merupakan salah satu penyumbang utama pencemaran lingkungan. Berbeda dengan sampah organik yang mudah terurai, sampah anorganik umumnya membutuhkan waktu lama untuk terurai, bahkan ada yang tidak dapat terurai sama sekali. Hal ini dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, seperti pencemaran tanah, air, dan udara.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami sumber dan jenis-jenis sampah anorganik agar dapat mengelolanya dengan tepat.

Sumber Sampah Anorganik

Sampah anorganik berasal dari berbagai sumber, baik rumah tangga, industri, maupun kegiatan lainnya. Berikut adalah beberapa sumber utama sampah anorganik:

Rumah tangga:

  • Dapur: Plastik pembungkus makanan, botol dan kaleng bekas, styrofoam, aluminium foil, gelas plastik, dan lain-lain.
  • Kamar mandi: Botol sabun, sampo, pasta gigi, sikat gigi, plastik pembungkus kosmetik, dan lain-lain.
  • Ruang tamu: Elektronik bekas, baterai bekas, lampu neon bekas, kaleng cat bekas, dan lain-lain.
  • Halaman rumah: Ban bekas, potongan kayu, besi tua, mainan plastik bekas, dan lain-lain.

Industri:

  • Industri manufaktur: Plastik, logam, kaca, kertas, tekstil, karet, bahan kimia, dan lain-lain.
  • Industri pertambangan: Limbah B3, batu bara, logam berat, dan lain-lain.
  • Industri konstruksi: Kayu, besi, beton, plastik, dan lain-lain.

Kegiatan lainnya:

  • Pertanian: Plastik pembungkus pupuk dan pestisida, botol pestisida bekas, plastik mulsa, dan lain-lain.
  • Konstruksi: Kayu, besi, beton, plastik, dan lain-lain.
  • Perkantoran: Kertas, plastik, toner printer, baterai bekas, dan lain-lain.
Baca Juga:  Penegakan Hukum Lalu Lintas di Indonesia

Jenis-jenis Sampah Anorganik

Sampah anorganik dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, seperti bahan, bentuk, dan sifatnya. Berikut adalah beberapa jenis sampah anorganik yang umum:

Berdasarkan bahan:

  • Logam: Besi, baja, aluminium, tembaga, kuningan, dan lain-lain. Contohnya: kaleng bekas, panci bekas, rangka bangunan, dan lain-lain.
  • Plastik: PET, HDPE, PVC, PP, PS, dan lain-lain. Contohnya: botol plastik, tas kresek, styrofoam, plastik pembungkus makanan, dan lain-lain.
  • Kaca: Kaca botol, kaca jendela, kaca spion, dan lain-lain.
  • Kertas: Kertas koran, majalah, kardus, karton, dan lain-lain.
  • Karet: Ban bekas, sepatu bot bekas, selang air bekas, dan lain-lain.
  • Tekstil: Pakaian bekas, kain perca, sepatu bekas, tas bekas, dan lain-lain.
  • Elektronik: Televisi bekas, komputer bekas, handphone bekas, kulkas bekas, dan lain-lain.

Berdasarkan bentuk:

  • Sampah padat: Botol plastik, kaleng bekas, kardus, elektronik bekas, dan lain-lain.
  • Sampah cair: Minyak goreng bekas, cat bekas, thinner bekas, dan lain-lain.
  • Sampah gas: Asap pabrik, gas buang kendaraan, dan lain-lain.

Berdasarkan sifatnya:

  • Sampah beracun: Baterai bekas, lampu neon bekas, kaleng cat bekas, botol pestisida bekas, dan lain-lain.
  • Sampah tidak beracun: Botol plastik, kaleng bekas, kardus, kertas, dan lain-lain.

Dampak Sampah Anorganik

Sampah anorganik dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi lingkungan, seperti:

  • Pencemaran tanah: Sampah anorganik yang terkubur di tanah dapat mencemari tanah dan merusak kesuburan tanah.
  • Pencemaran air: Sampah anorganik yang dibuang ke sungai, danau, atau laut dapat mencemari air dan membahayakan biota air.
  • Pencemaran udara: Pembakaran sampah anorganik dapat menghasilkan emisi gas beracun yang mencemari udara dan menyebabkan berbagai penyakit pernapasan.
  • Menimbulkan banjir: Sampah anorganik yang menyumbat saluran drainase dapat menyebabkan banjir.
  • Menyebabkan global warming: Pembakaran sampah anorganik dan produksi plastik menghasilkan gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Baca Juga:  Makan Malam: Lebih dari Sekadar Memenuhi Kebutuhan Gizi
Posted in Saintek

Artikel Terkait: