Menu Tutup

Sungai Kapuas: Sungai Terpanjang di Indonesia

Asal Usul Nama Kapuas

Nama Kapuas berasal dari nama sebuah daerah di lokasi tersebut, yaitu Kabupaten Kapuas Hulu. Daerah ini merupakan hulu sungai yang menjadi sumber air bagi Sungai Kapuas. Nama Kapuas sendiri berarti “air yang jernih” dalam bahasa Dayak Ngaju, salah satu suku yang mendiami daerah tersebut3. Sungai Kapuas juga kerap disebut Sungai Kapuas Buhang atau Sungai Batang Lawai. Buhang berarti “sungai” dalam bahasa Melayu Pontianak, sedangkan Lawai merujuk pada nama sebuah daerah yang kini dikenal sebagai Kabupaten Melawi. Anak sungai yang mengalir dari Kabupaten Melawi hingga muara disebut Sungai Batang Lawai. Batang adalah kata dari bahasa Ibanik yang berarti “air”. Bahasa Ibanik merupakan suatu bahasa yang dituturkan oleh masyarakat di bagian barat Pulau Borneo.

Baca Juga:  Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia

Legenda Sungai Kapuas

Sungai Kapuas memiliki legenda yang menarik untuk diketahui. Dalam legenda tersebut diceritakan sebuah kerajaan bernama Kerajaan Kahayan Hilir. Kerajaan tersebut aman dan sejahtera karena berada di bawah pimpinan raja yang adil dan bijaksana. Raja memiliki dua anak kembar yang bernama Naga dan Buaya. Sifat kedua putranya itu bertolak belakang sehingga sang raja menjadi ragu untuk menentukan penerus tahtanya. Sebelum mengambil keputusan, raja pergi ke suatu tempat di luar istana untuk menyepi. Urusan kerajaan diserahkan kepada kedua putranya. Ternyata, Naga menyalahgunakan kekuasaannya sehingga ditegur oleh Buaya. Hal ini membuat keduanya bertengkar hingga berperang. Raja yang mendengar hal itu menjadi marah, lalu mengutuk kedua anaknya menjadi binatang seperti nama mereka. Keduanya pun pergi dari istana dan tinggal di Sungai Kapuas. Hingga saat ini, masyarakat lokal percaya bahwa Naga dan Buaya menjadi penunggu Sungai Kapuas.

Peran Sungai Kapuas bagi Masyarakat

Sungai Kapuas memiliki peran penting bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Sungai ini menjadi sumber air, transportasi, perdagangan, pertanian, perikanan, pariwisata, dan kebudayaan. Sungai Kapuas juga menjadi pemisah antara wilayah Kota Pontianak. Kecamatan Pontianak Timur dan Pontianak Utara berada di sisi yang berbeda dengan Kecamatan Pontianak Kota. Untuk menghubungkan kedua sisi, terdapat beberapa jembatan yang melintasi Sungai Kapuas, seperti Jembatan Kapuas 1, Jembatan Kapuas 2, dan Jembatan Kapuas 3. Selain itu, terdapat juga perahu-perahu yang berfungsi sebagai angkutan umum di Sungai Kapuas. Salah satu yang terkenal adalah perahu klotok, yang merupakan perahu kayu bermesin yang dapat menampung sekitar 20 orang. Perahu klotok biasanya digunakan untuk mengantar penumpang dari satu tepian sungai ke tepian lainnya, atau dari satu kota ke kota lainnya.

Daya Tarik Wisata Sungai Kapuas

Sungai Kapuas memiliki banyak daya tarik wisata yang dapat dinikmati oleh para pengunjung. Salah satu yang paling populer adalah menonton fenomena alam yang disebut Equinox. Equinox adalah saat matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa, sehingga tidak ada bayangan yang terbentuk di bumi. Fenomena ini terjadi dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Maret dan September. Saat Equinox, matahari akan terbenam tepat di tengah Sungai Kapuas, menciptakan pemandangan yang indah dan menakjubkan. Banyak orang yang datang ke Sungai Kapuas untuk menyaksikan momen ini, baik dari tepian sungai maupun dari perahu-perahu yang berlayar di sungai.

Baca Juga:  Kerajaan Demak: Kerajaan Islam Pertama di Jawa

Selain itu, terdapat juga beberapa tempat wisata lain yang berada di sekitar Sungai Kapuas, seperti Taman Alun Kapuas, Pelabuhan Dwikora, Tugu Digulis, Masjid Mujahidin, Museum Negeri Pontianak, dan lain-lain. Taman Alun Kapuas adalah taman yang berada di tepian Sungai Kapuas, yang menjadi tempat rekreasi dan bersantai bagi masyarakat. Di sini, pengunjung dapat menikmati pemandangan sungai, bermain perahu, bersepeda, atau berjalan-jalan di sekitar taman.

Pelabuhan Dwikora adalah pelabuhan yang menjadi pusat aktivitas perdagangan dan transportasi di Sungai Kapuas. Di sini, pengunjung dapat melihat berbagai jenis perahu yang berlabuh, seperti perahu klotok, perahu motor, perahu layar, dan perahu nelayan.

Tugu Digulis adalah monumen yang berbentuk perahu layar yang menjadi simbol Kota Pontianak. Tugu ini terletak di persimpangan Jalan Ahmad Yani dan Jalan Gajah Mada, yang merupakan titik nol kota. Masjid Mujahidin adalah masjid yang menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial di Kota Pontianak. Masjid ini memiliki arsitektur yang megah dan menawan, dengan menara yang tinggi dan kubah yang besar.

Museum Negeri Pontianak adalah museum yang menyimpan berbagai koleksi sejarah, budaya, dan alam Kalimantan Barat. Di sini, pengunjung dapat melihat berbagai benda-benda peninggalan kerajaan, senjata tradisional, pakaian adat, kerajinan tangan, flora dan fauna, dan lain-lain.

Sumber:
(1) Sungai Kapuas – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Kapuas.
(2) 9 Fakta Menarik Sungai Kapuas, Sungai Terpanjang di Indonesia – Traveloka. https://www.traveloka.com/id-id/explore/

Posted in Ragam

Artikel Terkait: