Menu Tutup

Ciri-ciri, Klasifikasi, dan Peranan Filum Nematoda dan Arthropoda dalam Ekosistem

Filum Nematoda

Filum Nematoda adalah filum yang mencakup hewan-hewan yang dikenal sebagai cacing gilig atau cacing gelang. Nama filum ini berasal dari bahasa Yunani nema yang berarti benang dan eidos yang berarti bentuk, karena tubuh cacing ini berbentuk silindris dan memanjang1

Ciri-ciri Umum Nematoda

Ciri-ciri umum Nematoda adalah sebagai berikut:

  • Tubuh bersegmen, simetris bilateral, dan beruas-ruas.
  • Memiliki kutikula yang melapisi tubuh dan melindungi dari kerusakan mekanis, dehidrasi, dan infeksi.
  • Memiliki rongga tubuh (pseudoselom) yang berisi cairan dan organ-organ internal.
  • Memiliki sistem pencernaan lengkap dengan mulut, faring, usus, dan anus.
  • Memiliki sistem saraf tangga tali dengan otak anterior dan tali saraf ventral.
  • Memiliki sistem ekskresi dengan tubulus Malpighi atau kelenjar ekskretori.
  • Memiliki sistem reproduksi dengan alat kelamin terpisah (gonokoristik) atau bersatu (hermafrodit).
  • Melakukan perkembangbiakan secara seksual dengan pembuahan dalam atau luar, atau secara aseksual dengan fragmentasi atau partenogenesis.
  • Melakukan perkembangan tidak langsung dengan tahap larva yang mengalami pergantian kulit (ekdisis) beberapa kali sebelum menjadi dewasa.

Klasifikasi Nematoda

Nematoda dibagi menjadi dua kelas utama, yaitu:

  • Kelas Enoplea: mencakup cacing-cacing yang memiliki faring berotot dan biasanya hidup bebas di tanah atau air. Contoh: Trichinella spiralis (cacing pemicu trikinosis), Trichuris trichiura (cacing kremi), dan Dracunculus medinensis (cacing Guinea).
  • Kelas Chromadorea: mencakup cacing-cacing yang memiliki faring tidak berotot dan banyak yang hidup sebagai parasit pada tumbuhan atau hewan. Contoh: Ascaris lumbricoides (cacing perut), Enterobius vermicularis (cacing kremi), Necator americanus dan Ancylostoma duodenale (cacing tambang).

Peranan Nematoda

Nematoda memiliki peranan yang bermacam-macam dalam ekosistem, antara lain:

  • Sebagai dekomposer yang membantu menguraikan bahan organik di tanah atau air.
  • Sebagai konsumen primer yang memakan bakteri, jamur, protozoa, atau detritus.
  • Sebagai konsumen sekunder atau tingkat lebih tinggi yang memakan cacing-cacing lain atau hewan-hewan kecil lainnya.
  • Sebagai parasit yang menyerang tumbuhan atau hewan dan menyebabkan penyakit atau kerugian ekonomi. Beberapa contoh penyakit yang disebabkan oleh nematoda parasit pada manusia adalah trikinosis, filariasis, askariasis, enterobiasis, ankilostomiasis, dan drakunkuliasis.
  • Sebagai agen pengendali hayati yang dapat digunakan untuk mengatasi hama tanaman atau hewan. Contoh: Steinernema carpocapsae (nematoda entomopatogenik yang dapat membunuh larva ngengat), Heterorhabditis bacteriophora (nematoda entomopatogenik yang dapat membunuh larva kumbang), dan Meloidogyne incognita (nematoda fitopatogenik yang dapat menghambat pertumbuhan gulma).
Baca Juga:  Sistem Imun Bawaan: Pengertian, Cara Kerja, dan Hubungannya dengan Sistem Imun Adaptif

Filum Arthropoda

Filum Arthropoda adalah filum yang mencakup hewan-hewan yang memiliki kaki beruas-ruas atau berbuku-buku. Nama filum ini berasal dari bahasa Yunani arthron yang berarti sendi atau ruas dan podos yang berarti kaki2 Arthropoda merupakan filum terbesar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan, dan hewan sejenis lainnya. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit3

Ciri-ciri Umum Arthropoda

Ciri-ciri umum Arthropoda adalah sebagai berikut:

  • Tubuh bersegmen, simetris bilateral, dan terbagi menjadi beberapa tagma (bagian tubuh yang terbentuk dari penggabungan beberapa segmen). Contoh tagma adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen).
  • Memiliki rangka luar (eksoskeleton) yang terbuat dari kitin dan protein yang melindungi tubuh dan memberi bentuk. Rangka luar harus diganti secara berkala dengan proses pergantian kulit (ekdisis) agar dapat menyesuaikan dengan pertumbuhan tubuh.
  • Memiliki kaki beruas-ruas (appendage) yang bermacam-macam bentuk dan fungsinya. Contoh: kaki jalan, kaki renang, kaki raba, kaki gigit, kaki kait, sayap, dll.
  • Memiliki sistem pencernaan lengkap dengan mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Mulut dilengkapi dengan alat pengunyah yang disesuaikan dengan jenis makanannya. Contoh: mandibel (rahang bawah), maksila (rahang atas), labium (bibir bawah), labrum (bibir atas), dll.
  • Memiliki sistem peredaran darah terbuka dengan jantung dorsal dan hemolimfa sebagai cairan peredarannya. Hemolimfa mengandung pigmen pernapasan yang berbeda-beda sesuai dengan lingkungan hidupnya. Contoh: hemoglobin (berwarna merah), hemeritrin (berwarna pink), hemositin (berwarna biru), klorokruorin (berwarna hijau), dll.
  • Memiliki sistem respirasi yang bervariasi sesuai dengan lingkungan hidupnya. Contoh: insang (brankia) untuk hewan air, trakea dan spirakel untuk hewan darat, paru-paru buku untuk hewan darat tertentu, permukaan tubuh untuk hewan kecil atau larva.
  • Memiliki sistem saraf tangga tali dengan otak anterior yang terhubung dengan ganglion subesofagus dan tali saraf ventral yang memiliki ganglion pada setiap segmen. Memiliki organ indera yang beragam seperti mata majemuk, mata tunggal (oseli), antena, seta, statosista, dll.
  • Memiliki sistem ekskresi yang bervariasi sesuai dengan lingkungan hidupnya. Contoh: kelenjar hijau atau antenal untuk hewan air, kelenjar maxilla atau coxal untuk hewan air tertentu, tubulus Malpighi untuk hewan darat.
  • Memiliki sistem reproduksi dengan alat kelamin terpisah (gonokoristik) atau bersatu (hermafrodit). Melakukan perkembangbiakan secara seksual dengan pembuahan dalam atau luar. Melakukan perkembangan langsung atau tidak langsung dengan tahap larva yang berbeda-beda sesuai dengan kelompoknya.
Baca Juga:  Manfaat Daun Pepaya untuk Ayam Kampung: Nutrisi Alami Kaya Manfaat

Klasifikasi Arthropoda

Arthropoda dibagi menjadi empat subfilum utama, yaitu:

  • Subfilum Trilobitomorpha: mencakup hewan-hewan yang telah punah sejak zaman Paleozoikum. Tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala (sefalum), dada (toraks), dan ekor (pigidium). Contoh: trilobit.
  • Subfilum Chelicerata: mencakup hewan-hewan yang memiliki sepasang chelicerae (alat gigit depan) dan empat pasang kaki. Tubuhnya terbagi menjadi dua bagian yaitu prosoma (bagian depan) dan opistosoma (bagian belakang). Contoh: laba-laba, kalajengking, tungau, lipan laut.
Posted in Ragam

Artikel Terkait: