Gangguan pada Sistem Gerak Manusia: Penyebab, Gejala, dan Pencegahan

Sistem gerak manusia adalah sistem yang terdiri dari tulang, otot, sendi, ligamen, tendon, dan tulang rawan yang berfungsi untuk menghasilkan dan mengontrol gerakan tubuh. Sistem gerak manusia juga berperan dalam menjaga postur, menopang berat badan, dan melindungi organ-organ vital di dalam tubuh. Namun, sistem gerak manusia bisa mengalami gangguan atau kelainan yang dapat mengganggu fungsi dan kesehatan tubuh.

Gangguan pada sistem gerak manusia bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti genetik, infeksi, kerusakan otak, cedera, gangguan saraf, gangguan metabolisme, efek samping obat, atau keracunan12. Gangguan pada sistem gerak manusia dapat menimbulkan gejala yang bervariasi, tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Beberapa gejala umum yang dapat muncul adalah nyeri, bengkak, kaku, lemah, gemetar, sulit bergerak, atau gerakan tidak normal. Gangguan pada sistem gerak manusia dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal, seperti menjaga pola hidup sehat, mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, menghindari cedera, dan memeriksakan diri secara berkala.

Jenis-Jenis Gangguan pada Sistem Gerak Manusia

Ada banyak jenis gangguan pada sistem gerak manusia yang dapat terjadi, di antaranya adalah:

Osteoporosis

Osteoporosis adalah kondisi yang ditandai dengan penurunan kepadatan dan kualitas tulang, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Osteoporosis lebih sering terjadi pada wanita, terutama setelah menopause. Faktor risiko osteoporosis antara lain adalah usia lanjut, riwayat keluarga, kurang kalsium dan vitamin D, merokok, minum alkohol, dan kurang berolahraga3. Gejala osteoporosis biasanya tidak terlihat sampai terjadi patah tulang.

Baca Juga:  Gangguan pada Tulang: Penyebab, Gejala, dan Penanganan

Patah tulang yang sering terjadi akibat osteoporosis adalah pada tulang pinggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan. Osteoporosis dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan yang kaya kalsium dan vitamin D, berolahraga secara teratur, menghindari rokok dan alkohol, dan mengontrol berat badan. Osteoporosis dapat diobati dengan obat-obatan yang dapat menghambat kerusakan tulang atau meningkatkan pembentukan tulang baru, seperti bisfosfonat, kalsitonin, estrogen, atau teriparatide3.

Cedera Otot dan Tendon

Cedera otot dan tendon adalah kerusakan pada jaringan otot atau tendon yang menghubungkan otot dengan tulang. Cedera otot dan tendon bisa terjadi akibat gerakan yang berlebihan, cedera fisik, atau kecelakaan. Cedera otot dan tendon dapat menimbulkan gejala seperti nyeri, bengkak, memar, lemah, atau sulit bergerak pada bagian yang terkena.

Cedera otot dan tendon dapat dicegah dengan melakukan pemanasan sebelum berolahraga, menghindari gerakan yang tiba-tiba atau berat, dan menggunakan alat pelindung saat beraktivitas. Cedera otot dan tendon dapat diobati dengan istirahat, kompres dingin, penggunaan perban atau bidai, dan obat pereda nyeri. Dalam beberapa kasus, cedera otot dan tendon yang parah mungkin memerlukan operasi untuk memperbaiki jaringan yang robek4.

Artritis

Artritis adalah peradangan pada sendi yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, autoimun, atau usia. Artritis dapat menyerang satu atau lebih sendi di tubuh. Artritis dapat menimbulkan gejala seperti nyeri, bengkak, kaku, merah, atau hangat pada sendi yang terkena. Artritis juga dapat mengurangi rentang gerak dan fungsi sendi.

Artritis dapat dicegah dengan menjaga berat badan ideal, berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan anti-inflamasi, dan menghindari cedera. Artritis dapat diobati dengan obat-obatan yang dapat meredakan peradangan dan nyeri, seperti aspirin, ibuprofen, atau kortikosteroid. Dalam beberapa kasus, artritis yang parah mungkin memerlukan operasi untuk mengganti sendi yang rusak dengan sendi buatan.

Baca Juga:  Gangguan pada Tulang: Penyebab, Gejala, dan Penanganan

Skoliosis

Skoliosis adalah kondisi yang ditandai dengan pembengkokan tulang belakang ke samping. Skoliosis bisa terjadi akibat faktor genetik, kelainan bawaan, cedera, infeksi, atau penyakit saraf. Skoliosis biasanya terjadi pada masa pertumbuhan, terutama pada anak-anak dan remaja.

Skoliosis dapat menimbulkan gejala seperti bahu atau pinggul yang tidak sejajar, punggung yang bengkok, atau postur tubuh yang miring. Skoliosis dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan rutin pada tulang belakang, terutama pada anak-anak dan remaja. Skoliosis dapat diobati dengan menggunakan alat penyangga atau korset untuk mencegah pembengkokan yang semakin parah. Dalam beberapa kasus, skoliosis yang parah mungkin memerlukan operasi untuk memperbaiki posisi tulang belakang.

Kesimpulan

Sistem gerak manusia adalah sistem yang penting untuk menjaga kesehatan dan kualitas hidup. Sistem gerak manusia bisa mengalami gangguan atau kelainan yang dapat mengganggu fungsi dan kesehatan tubuh. Gangguan pada sistem gerak manusia bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti genetik, infeksi, kerusakan otak, cedera, gangguan saraf, gangguan metabolisme, efek samping obat, atau keracunan. Gangguan pada sistem gerak manusia dapat dicegah dengan melakukan pola hidup sehat, mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, menghindari cedera, dan memeriksakan diri secara berkala. Gangguan pada sistem gerak manusia dapat diobati dengan obat-obatan, alat penyangga, atau operasi, tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya.

Sumber:

1. Ini Beberapa Gangguan pada Tulang yang Sering Terjadi. [alodokter.com]
2. Macam-Macam Kelainan Tulang yang Perlu Diwaspadai – Alodokter. [alodokter.com]
3. Jelaskan Beberapa Contoh Gangguan Atau Kelainan Pada Tulang. [gooddoctor.id]
4. Jenis-Jenis Kelainan Pada Tulang dan Cara Pencegahannya. [gramedia.com]
5. Patah Tulang – Gejala, penyebab dan mengobati – Alodokter. [alodokter.com]

Baca Juga:  Pertumbuhan Tulang: Proses, Faktor, dan Gangguannya