Gerakan Wanita di Indonesia: Sejarah, Peran, dan Tantangan

Gerakan wanita di Indonesia adalah istilah yang mengacu pada berbagai organisasi, kelompok, dan aktivitas yang dilakukan oleh perempuan Indonesia untuk memperjuangkan hak-hak, kesejahteraan, dan kemajuan mereka dalam bidang sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama. Gerakan wanita di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan beragam, mulai dari masa kolonial hingga masa reformasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa aspek penting dari gerakan wanita di Indonesia, yaitu:

  • Latar belakang munculnya gerakan wanita di Indonesia
  • Organisasi-organisasi perempuan yang berpengaruh dalam gerakan wanita di Indonesia
  • Peran dan kontribusi gerakan wanita di Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan nasional
  • Tantangan dan isu-isu yang dihadapi oleh gerakan wanita di Indonesia saat ini

Latar Belakang Munculnya Gerakan Wanita di Indonesia

Gerakan wanita di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari konteks sejarah, sosial, politik, dan budaya yang melingkupinya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya kesadaran perempuan Indonesia untuk bergerak dan berorganisasi, antara lain:

  • Pengaruh pendidikan Barat yang diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda melalui kebijakan Politik Etis pada awal abad ke-20. Kebijakan ini memberikan kesempatan bagi sebagian perempuan pribumi untuk mengenyam pendidikan formal di sekolah-sekolah modern. Pendidikan ini membuka wawasan dan pengetahuan perempuan tentang dunia luar, hak-hak asasi manusia, demokrasi, nasionalisme, dan feminisme.
  • Pengaruh gerakan nasional yang berkembang sejak akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Gerakan nasional ini dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti Ki Hajar Dewantara, Dr. Soetomo, Mohammad Hatta, Soekarno, dan lain-lain. Gerakan nasional ini menumbuhkan semangat perlawanan terhadap penjajahan Belanda dan aspirasi untuk merdeka. Perempuan Indonesia juga terlibat dalam gerakan nasional ini, baik sebagai anggota organisasi maupun sebagai pelopor organisasi sendiri.
  • Pengaruh gerakan perempuan internasional yang berkembang sejak akhir abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20. Gerakan perempuan internasional ini dipicu oleh berbagai peristiwa penting seperti Revolusi Industri, Perang Dunia I dan II, Gerakan Hak Suara Perempuan (Suffrage Movement), Gerakan Pembebasan Perempuan (Women’s Liberation Movement), dan lain-lain. Gerakan perempuan internasional ini menuntut kesetaraan gender dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, dan agama. Perempuan Indonesia juga terinspirasi oleh gerakan perempuan internasional ini melalui media massa, literatur, pertemuan-pertemuan regional dan global.

Organisasi-Organisasi Perempuan yang Berpengaruh dalam Gerakan Wanita di Indonesia

Sejak awal abad ke-20 hingga kini, ada banyak organisasi perempuan yang berdiri dan berkembang di Indonesia. Organisasi-organisasi perempuan ini memiliki berbagai latar belakang ideologi, agama, etnis, kelas sosial, dan tujuan. Beberapa organisasi perempuan yang berpengaruh dalam gerakan wanita di Indonesia adalah:

  • Putri Mardika: Organisasi perempuan pertama di Indonesia yang didirikan pada tahun 1912 oleh Nyai Ahmad Dahlan (istri pendiri Muhammadiyah), Nyai Haji Siti Walidah (istri pendiri Nahdlatul Ulama), Nyai Haji Siti Aisyah (istri pendiri Persatuan Islam), Nyai Haji Siti Fatimah (istri pendiri Sarekat Islam), dan dua perempuan lainnya. Organisasi ini bertujuan untuk membimbing perempuan pribumi dalam menempuh pendidikan, meningkatkan kesejahteraan hidup, dan memperjuangkan hak-hak perempuan. Organisasi ini juga terlibat dalam gerakan nasional melalui kerjasama dengan organisasi-organisasi laki-laki seperti Sarekat Islam, Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama.
  • Istri Sedar: Organisasi perempuan kedua di Indonesia yang didirikan pada tahun 1928 oleh Nyai Haji Siti Aisyah (istri pendiri Persatuan Islam), Nyai Haji Siti Fatimah (istri pendiri Sarekat Islam), Nyai Haji Siti Walidah (istri pendiri Nahdlatul Ulama), dan Nyai Haji Siti Khadijah (istri pendiri Al-Irsyad). Organisasi ini merupakan organisasi perempuan pertama yang bersifat politik, yaitu menuntut kesetaraan hak politik antara laki-laki dan perempuan. Organisasi ini juga mendukung gerakan nasional dengan menggalang dana, menyelenggarakan rapat-rapat, dan mengirim delegasi ke Kongres Perempuan Indonesia I pada tahun 1928.
  • Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani): Organisasi perempuan ketiga di Indonesia yang didirikan pada tahun 1950 oleh enam wakil organisasi perempuan yang ada di Jawa. Organisasi ini memiliki hubungan yang kuat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), tetapi sebenarnya merupakan organisasi independen yang memperhatikan masalah-masalah sosialisme dan feminisme. Organisasi ini memperjuangkan reformasi hukum perkawinan, hak-hak buruh, dan nasionalisme Indonesia. Organisasi ini juga menjadi pendukung kuat Presiden Soekarno, yang dihormati karena nasionalisme dan kebijakan sosialisnya. Organisasi ini memiliki puncak pengikut sekitar 1,5 juta anggota pada tahun 1965. Namun, setelah meletusnya peristiwa Gerakan 30 September 1965, organisasi ini dilarang, difitnah, dan dibantai oleh rezim Orde Baru.
  • Kowani: Organisasi perempuan keempat di Indonesia yang didirikan pada tahun 1952 oleh sembilan wakil organisasi perempuan yang ada di seluruh Indonesia. Organisasi ini merupakan organisasi perempuan pertama yang bersifat nasional, yaitu mencakup berbagai lapisan masyarakat, agama, etnis, dan daerah. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan Indonesia dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, budaya, dan agama. Organisasi ini juga berperan aktif dalam mendukung pembangunan nasional melalui berbagai program kerjasama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya.
  • Solidaritas Perempuan: Organisasi perempuan kelima di Indonesia yang didirikan pada tahun 1990 oleh sekelompok aktivis perempuan yang terlibat dalam gerakan mahasiswa dan rakyat pada tahun 1980-an. Organisasi ini merupakan organisasi perempuan pertama yang bersifat feminis radikal, yaitu menolak segala bentuk penindasan terhadap perempuan berdasarkan gender, kelas, etnis, agama, dan seksualitas. Organisasi ini memperjuangkan hak-hak reproduksi perempuan, kekerasan terhadap perempuan, buruh migran perempuan, hak asasi manusia, demokrasi, dan lingkungan hidup. Organisasi ini juga menjadi salah satu pelopor gerakan reformasi pada tahun 1998.

Peran dan Kontribusi Gerakan Wanita di Indonesia dalam Perjuangan Kemerdekaan dan Pembangunan Nasional

Gerakan wanita di Indonesia memiliki peran dan kontribusi yang besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan nasional. Beberapa contoh dari peran dan kontribusi tersebut adalah:

  • Mengembangkan kesadaran politik dan nasionalisme di kalangan perempuan Indonesia melalui pendidikan, literatur, media massa, rapat-rapat, demonstrasi-demonstrasi, dan lain-lain.
  • Memberikan dukungan moral, materi, dan tenaga dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia melawan penjajah Belanda dan Jepang. Beberapa contoh dari dukungan tersebut adalah: menyumbang dana, pakaian, makanan, obat-obatan, dan senjata; menyelenggarakan dapur umum, rumah sakit lapangan, dan sekolah darurat; menjadi kurir, pengintai, penyiar radio, dan pejuang bersenjata; serta mengikuti berbagai organisasi perjuangan seperti Barisan Pelopor Wanita Indonesia (BPWI), Laskar Wanita Indonesia (LWI), Gerakan Wanita Indonesia Sedar (Gerwis), dan lain-lain.
  • Mengisi kemerdekaan Indonesia dengan berpartisipasi dalam pembentukan negara dan pemerintahan yang baru. Beberapa contoh dari partisipasi tersebut adalah: menghadiri Sidang PPKI dan BPUPKI sebagai anggota atau peninjau; menyusun Undang-Undang Dasar 1945 yang mengakui hak-hak perempuan; menjadi anggota DPR, MPR, Kabinet, atau lembaga-lembaga negara lainnya; serta mendirikan atau bergabung dengan partai-partai politik yang mewakili aspirasi perempuan.
  • Mendorong pembangunan nasional dalam berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, budaya, dan agama. Beberapa contoh dari dorongan tersebut adalah: mendirikan atau mengembangkan sekolah-sekolah, universitas-universitas, rumah sakit-rumah sakit, koperasi-koperasi, yayasan-yayasan, lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan organisasi-organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang-bidang tersebut; menjadi guru, dokter, pengusaha, pegawai negeri, aktivis, seniman, penulis, ilmuwan, atau profesional lainnya yang berkontribusi dalam pembangunan nasional; serta mengadvokasi kebijakan-kebijakan publik yang pro-perempuan dan pro-rakyat.

Tantangan dan Isu-Isu yang Dihadapi oleh Gerakan Wanita di Indonesia Saat Ini

Meskipun gerakan wanita di Indonesia telah banyak berperan dan berkontribusi dalam sejarah bangsa ini, gerakan wanita di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan dan isu-isu yang harus diselesaikan. Beberapa tantangan dan isu-isu tersebut adalah:

  • Diskriminasi gender yang masih terjadi dalam berbagai aspek kehidupan seperti hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan agama. Beberapa contoh dari diskriminasi gender tersebut adalah: ketimpangan akses dan kualitas pendidikan antara laki-laki dan perempuan; ketidakadilan hukum perkawinan yang tidak memberikan perlindungan bagi perempuan; kesenjangan partisipasi politik antara laki-laki dan perempuan; ketidaksetaraan ekonomi antara laki-laki dan perempuan dalam hal penghasilan, pekerjaan, kepemilikan aset, dan kredit; kekerasan terhadap perempuan yang meliputi kekerasan fisik, psikologis, seksual, ekonomi, budaya, dan agama; serta stereotip dan norma sosial yang membatasi peran dan potensi perempuan.
  • Kemunduran demokrasi yang mengancam hak-hak sipil dan politik perempuan. Beberapa contoh dari kemunduran demokrasi tersebut adalah: peningkatan intoleransi dan radikalisme agama yang menyerang kebebasan beragama dan berkeyakinan perempuan; penyalahgunaan wewenang oleh aparat negara yang menindas hak-hak asasi manusia perempuan; korupsi dan nepotisme yang merugikan kepentingan publik perempuan; serta lemahnya partisipasi masyarakat sipil dalam pengawasan dan pengambilan keputusan publik.
  • Krisis lingkungan hidup yang mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan perempuan. Beberapa contoh dari krisis lingkungan hidup tersebut adalah: pemanasan global dan perubahan iklim yang menyebabkan bencana alam, kenaikan permukaan air laut, dan penurunan kualitas udara dan air; degradasi sumber daya alam yang menyebabkan kerusakan hutan, tanah, dan laut; serta pencemaran lingkungan hidup yang menyebabkan penyakit, keracunan, dan kematian.

Sumber:

(1) Gerakan Wanita Indonesia – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Wanita_Indonesia.
(2) Organisasi Pergerakan Perempuan di Indonesia – Kompas.com. https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/22/125616469/organisasi-pergerakan-perempuan-di-indonesia.
(3) Sejarah Gerwani, Gerakan Wanita Indonesia – Kompas.com. https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/18/100000979/sejarah-gerwani-gerakan-wanita-indonesia.
(4) Sejarah Gerwani sebagai organisasi perempuan progresif pasca … – BBC. https://www.bbc.com/indonesia/media-58731310.