Menu Tutup

Go Tik Swan: Pelopor Batik Indonesia yang Diakui Dunia

Batik adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity pada tahun 2009. Batik adalah seni mewarnai kain dengan menggunakan lilin panas sebagai pewarna. Batik memiliki berbagai motif dan corak yang mencerminkan kekayaan budaya, sejarah, dan nilai-nilai lokal dari berbagai daerah di Indonesia.

Namun, tahukah Anda siapa pelopor batik di Indonesia? Nama yang paling sering disebut sebagai pelopor batik adalah Go Tik Swan atau K.R.T. Hardjonagoro. Dia adalah seorang budayawan, seniman, dan penari Jawa yang lahir dari keluarga Tionghoa di Solo, Jawa Tengah pada 11 Mei 1931123. Ayahnya, Go Dhian Ik, adalah seorang pengusaha batik yang membuat Go Tik Swan sangat mengenal dan mencintai batik sejak kecil.

Go Tik Swan menempuh pendidikan di Jurusan Sastra Jawa Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1955. Di sana, ia menunjukkan bakatnya sebagai penari Jawa alusan. Ia pernah menari di Istana Negara di hadapan Presiden Soekarno pada peringatan Dies Natalis UI. Ia membawakan tarian Gambir Anom, sebuah tarian klasik Jawa bergaya Solo, yang membuat Bung Karno kagum12.

Bung Karno kemudian menjadikan Go Tik Swan sebagai staf ahli kebudayaan dan memintanya untuk menciptakan “batik Indonesia” sekitar tahun 1957. Bung Karno ingin ada batik yang memiliki ciri khas nasional dan dapat mempersatukan berbagai motif batik dari berbagai daerah124.

Baca Juga:  Masuknya Jepang dan Jatuhnya Hindia Belanda

Go Tik Swan menerima tantangan tersebut dengan penuh semangat. Ia melakukan riset dan eksperimen untuk mencari inspirasi dan ide untuk menciptakan batik Indonesia. Ia mengunjungi berbagai tempat, seperti museum, makam raja-raja, candi-candi, hingga pasar-pasar tradisional. Ia juga belajar dari para maestro batik, seperti Hardjowirogo, Sutjipto Nagaria, dan Suryobrongto12.

Hasil karya Go Tik Swan adalah batik yang memiliki corak yang lebih nasionalistik dan merupakan penggabungan rasa persatuan, nasionalisme, dan romantisme. Beberapa motif batik yang diciptakannya antara lain adalah Parang Barong, Parang Kusumo, Wahyu Tumurun, Truntum Kamulyan, Sekar Jagad, Sido Mukti, Sido Asih, Sido Luhur, dan Satrio Manah124.

Batik-batik karya Go Tik Swan mendapat apresiasi dari Bung Karno dan masyarakat luas. Batik-batik tersebut juga dipakai oleh para pejabat negara, tokoh-tokoh penting, hingga keluarga kerajaan. Go Tik Swan juga mendapat gelar Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Hardjonagoro dari Pakubuwono XII sebagai penghargaan atas jasanya dalam melestarikan dan mengembangkan batik12.

Go Tik Swan tidak hanya berjasa sebagai pelopor batik Indonesia, tetapi juga sebagai pelestari dan pengembang batik. Ia mendirikan Yayasan Batik Indonesia pada tahun 1976 untuk memberikan bantuan dan bimbingan kepada para perajin batik. Ia juga menulis buku-buku tentang sejarah dan teknik batik, seperti “Batik: The Impact of Time and Environment”, “Batik: Fabled Cloth of Java”, dan “Batik: Creating an Identity”12.

Baca Juga:  Mahatma Gandhi: Bapak Bangsa India yang Menginspirasi Dunia

Go Tik Swan meninggal dunia pada 5 November 2008 di usia 77 tahun. Namun, warisan dan karyanya tetap hidup dan dihormati hingga kini. Pada 11 Mei 2021, Google merayakan hari kelahirannya dengan membuat Google Doodle bertema batik2. Hal ini menunjukkan betapa penting dan berpengaruhnya sosok Go Tik Swan sebagai pelopor batik Indonesia.

Posted in Ragam

Artikel Terkait: