Oogenesis: Proses, Tahap, dan Hormon Pembentukan Sel Telur

Sel telur atau ovum adalah sel kelamin perempuan yang berperan dalam reproduksi seksual. Sel telur berasal dari sel induk telur yang disebut oogonium. Oogonium adalah sel yang memiliki 23 pasang kromosom atau bersifat diploid. Sel-sel oogonium terdapat di dalam ovarium atau indung telur, yaitu organ reproduksi perempuan yang berbentuk kantung kecil di kedua sisi rahim. Ovarium berfungsi untuk menghasilkan sel telur dan hormon seksual perempuan, yaitu estrogen dan progesteron.

Oogenesis adalah proses pembentukan dan pematangan sel telur di dalam ovarium. Oogenesis berlangsung sejak individu masih berupa embrio hingga mencapai usia pubertas. Oogenesis dipengaruhi oleh beberapa hormon, seperti FSH, LH, estrogen, dan progesteron. Oogenesis terdiri dari beberapa tahap, yaitu mitosis, meiosis I, dan meiosis II. Pada setiap tahap, terjadi perubahan jumlah dan bentuk sel telur. Berikut adalah penjelasan lebih lengkap tentang oogenesis.

Tahap Mitosis

Tahap mitosis adalah tahap awal oogenesis yang terjadi saat individu masih berupa embrio. Pada tahap ini, sel-sel oogonium membelah diri secara mitosis, yaitu pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak yang identik dengan sel induk. Mitosis bertujuan untuk menggandakan jumlah sel oogonium. Pada saat lahir, seorang perempuan memiliki sekitar 1-2 juta oosit primer, yaitu sel telur yang belum matang dan berhenti pada tahap pertama meiosis. Oosit primer juga bersifat diploid, yaitu memiliki 23 pasang kromosom.

Tahap Meiosis I

Tahap meiosis I adalah tahap kedua oogenesis yang terjadi saat individu mencapai usia pubertas. Pada tahap ini, oosit primer akan melanjutkan pembelahan meiosis I, yaitu pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak yang memiliki setengah jumlah kromosom dari sel induk. Meiosis I bertujuan untuk mengurangi jumlah kromosom sehingga sel telur menjadi haploid, yaitu memiliki 23 kromosom tunggal. Meiosis I terdiri dari empat sub tahap, yaitu profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I.

Baca Juga:  Reproduksi Seksual Makhluk Hidup: Proses, Keuntungan, Kerugian, dan Contoh

Pada profase I, kromosom akan menggulung diri menjadi bentuk X dan berpasangan dengan kromosom homolognya, yaitu kromosom yang memiliki ukuran dan bentuk yang sama. Pada pasangan kromosom ini, terjadi pertukaran segmen DNA yang disebut crossing over. Crossing over bertujuan untuk meningkatkan variasi genetik pada sel telur.

Pada metafase I, pasangan kromosom akan bergerak ke tengah sel dan berbaris pada bidang ekuator. Pada anafase I, pasangan kromosom akan terpisah dan bergerak ke arah kutub sel yang berlawanan. Pada telofase I, sel akan terbagi menjadi dua sel anak yang masing-masing memiliki 23 kromosom berbentuk X.

Hasil dari meiosis I adalah dua sel anak yang disebut oosit sekunder dan badan polar primer. Oosit sekunder adalah sel telur yang berukuran besar dan memiliki sitoplasma yang banyak. Badan polar primer adalah sel telur yang berukuran kecil dan memiliki sitoplasma yang sedikit. Kedua sel ini bersifat haploid, yaitu memiliki 23 kromosom tunggal.

Tahap Meiosis II

Tahap meiosis II adalah tahap ketiga oogenesis yang terjadi saat terjadi ovulasi, yaitu pelepasan sel telur dari ovarium. Pada tahap ini, oosit sekunder akan melanjutkan pembelahan meiosis II, yaitu pembelahan sel yang menghasilkan empat sel anak yang masing-masing memiliki 23 kromosom tunggal. Meiosis II terdiri dari empat sub tahap, yaitu profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II.

Baca Juga:  Anthony Van Leeuwenhoek: Bapak Mikrobiologi Modern

Pada profase II, kromosom berbentuk X akan menggulung diri menjadi lebih padat. Pada metafase II, kromosom akan bergerak ke tengah sel dan berbaris pada bidang ekuator. Pada anafase II, kromosom akan terpisah menjadi dua kromatid yang bergerak ke arah kutub sel yang berlawanan. Pada telofase II, sel akan terbagi menjadi dua sel anak yang masing-masing memiliki 23 kromosom tunggal.

Hasil dari meiosis II adalah empat sel anak yang disebut ootid dan tiga badan polar sekunder. Ootid adalah sel telur yang berukuran besar dan memiliki sitoplasma yang banyak. Ootid akan mengalami diferensiasi menjadi ovum, yaitu sel telur yang matang dan siap untuk dibuahi oleh sperma. Tiga badan polar sekunder adalah sel telur yang berukuran kecil dan memiliki sitoplasma yang sedikit. Tiga badan polar sekunder akan mengalami degenerasi, yaitu proses peluruhan atau kemunduran.

Hormon yang Terlibat dalam Oogenesis

Oogenesis dipengaruhi oleh beberapa hormon, yaitu FSH, LH, estrogen, dan progesteron. Hormon-hormon ini berperan dalam mengatur siklus menstruasi, yaitu siklus bulanan yang terjadi pada perempuan yang berkaitan dengan pelepasan sel telur dan penebalan dinding rahim.

FSH adalah singkatan dari follicle stimulating hormone, yaitu hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari anterior. FSH berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan pematangan folikel, yaitu kantong kecil yang berisi sel telur di dalam ovarium. FSH juga merangsang folikel untuk menghasilkan estrogen, yaitu hormon seksual perempuan yang berperan dalam perkembangan karakteristik seksual sekunder, seperti payudara, pinggul, dan rambut kemaluan.

Baca Juga:  Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kemiskinan

LH adalah singkatan dari luteinizing hormone, yaitu hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari anterior. LH berfungsi untuk merangsang ovulasi, yaitu pelepasan sel telur dari ovarium. LH juga merangsang folikel yang pecah menjadi korpus luteum, yaitu struktur sementara yang menghasilkan progesteron, yaitu hormon seksual perempuan yang berperan dalam mempersiapkan dinding rahim untuk menerima embrio jika terjadi pembuahan.

Estrogen dan progesteron adalah hormon seksual perempuan yang dihasilkan oleh ovarium. Estrogen dan progesteron berfungsi untuk mengatur siklus menstruasi, yaitu siklus bulanan yang terjadi pada perempuan yang berkaitan dengan pelepasan sel telur dan penebalan dinding rahim. Estrogen dan progesteron juga berperan dalam perkembangan karakteristik seksual sekunder, seperti payudara, pinggul, dan rambut kemaluan.

Kesimpulan

Oogenesis adalah proses pembentukan dan pematangan sel telur di dalam ovarium. Oogenesis berlangsung sejak individu masih berupa embrio hingga mencapai usia pubertas. Oogenesis dipengaruhi oleh beberapa hormon, seperti FSH, LH, estrogen, dan progesteron. Oogenesis terdiri dari beberapa tahap, yaitu mitosis, meiosis I, dan meiosis II. Pada setiap tahap, terjadi perubahan jumlah dan bentuk sel telur. Hasil akhir dari oogenesis adalah ovum, yaitu sel telur yang matang dan siap untuk dibuahi oleh sperma.