Pengaruh Faktor-Faktor Fisiologis terhadap Tekanan Darah dan Siklus Kardiak Manusia

Pengertian Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut – 120/80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole1

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, di mana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi pada waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari1

Kelainan Tekanan Darah

Kelainan pada tekanan darah arteri dibagi ke dalam dua jenis yaitu tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tekanan darah rendah (hipotensi). Kedua tekanan darah ini terjadi ketika tekanan darah arteri melebihi atau kurang dari tekanan darah yang normal pada manusia yaitu 90/60 sampai 120/80 mmHg2

Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih2

Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer (esensial) atau hipertensi sekunder. Sekitar 80–95% kasus tergolong “hipertensi primer”, yang berarti tekanan darah tinggi tanpa penyebab medis yang jelas. Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal, arteri, jantung, atau sistem endokrin menyebabkan 5-10% kasus lainnya (hipertensi sekunder)2

Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk stroke, infark miokard (serangan jantung), gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta), penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik. Bahkan peningkatan sedang tekanan darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek2

Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi risiko terkait komplikasi kesehatan. Meskipun demikian, obat sering kali diperlukan pada sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup dan biasanya obat harus diminum seumur hidup sampai dokter memutuskan tidak perlu lagi minum obat. Seseorang yang pernah mengalami tekanan darah tinggi, pada kondisi normal dapat saja mengalami tekanan darah kembali dan ini yang harus diwaspadai. Banyak kasus stroke terjadi pada saat seseorang lepas obat. Dan banyak orang tidak menyangka bahwa seseorang yang biasanya mengalami tekanan darah rendah suatu kali dapat juga mengalami tekanan darah tinggi2

Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)

Tekanan darah rendah atau hipotensi adalah kondisi medis dengan tekanan darah di arteri menurun. Penurunan ini menyebabkan aliran darah ke organ-organ vital seperti otak, jantung, dan ginjal berkurang. Tekanan darah rendah terjadi bila berada di bawah 90/60 mmHg3

Hipotensi terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebab dan gejala yang timbul, yaitu hipotensi ortostatik, hipotensi postprandial, hipotensi akibat dehidrasi, hipotensi akibat kehilangan darah, hipotensi akibat infeksi, hipotensi akibat reaksi alergi, dan hipotensi akibat gangguan saraf3

Hipotensi dapat menyebabkan gejala seperti pusing, lemas, mual, penglihatan kabur, sesak napas, nyeri dada, dan bahkan pingsan. Hipotensi yang berat dan berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan organ permanen atau kematian3

Penanganan hipotensi tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kondisi tersebut. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi atau mencegah hipotensi adalah minum air yang cukup, mengonsumsi garam yang seimbang, menghindari alkohol dan kafein, mengubah posisi tubuh secara perlahan, mengenakan kaus kaki kompresi, dan mengonsumsi obat-obatan sesuai resep dokter3

Pengertian Siklus Kardiak

Siklus kardiak adalah rangkaian peristiwa yang terjadi dalam satu denyutan jantung. Siklus kardiak meliputi fase sistole (kontraksi) dan diastole (relaksasi) dari atrium (serambi) dan ventrikel (bilik) jantung. Siklus kardiak juga melibatkan pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran darah yang melalui ruang-ruang dan masuk ke arteri4

Siklus kardiak dapat dibagi menjadi tiga tahap utama yaitu:

Tahap I: Sistol Atrium

Pada tahap ini, atrium kanan dan kiri berkontraksi secara bersamaan dan memompa darah ke ventrikel kanan dan kiri melalui katup trikuspidalis dan bikuspidalis (mitral). Katup semilunar (pulmonalis dan aorta) masih tertutup pada tahap ini. Tekanan darah sistolik atrium mencapai sekitar 5 mmHg4

Tahap II: Sistol Ventrikel

Pada tahap ini, ventrikel kanan dan kiri berkontraksi secara bersamaan dan memompa darah ke arteri pulmonalis dan aorta melalui katup semilunar. Katup trikuspidalis dan bikuspidalis menutup untuk mencegah aliran balik darah ke atrium. Tekanan darah sistolik ventrikel mencapai sekitar 120 mmHg pada ventrikel kiri dan 25 mmHg pada ventrikel kanan4

Tahap III: Diastol Umum

Pada tahap ini, atrium dan ventrikel berelaksasi secara bersamaan dan diisi oleh darah yang datang dari vena kava superior dan inferior (ke atrium kanan), vena pulmonalis (ke atrium kiri), arteri pulmonalis (ke ventrikel kanan), dan aorta (ke ventrikel kiri). Katup semilunar menutup untuk mencegah aliran balik darah ke ventrikel. Tekanan darah diastolik atrium dan ventrikel mencapai sekitar 0-2 mmHg4

Siklus kardiak diatur oleh sistem konduksi jantung yang terdiri dari simpul sinoatrial (SA), simpul atrioventrikular (AV), bundel His, serat Purkinje, dan miokardium. Simpul SA menghasilkan impuls listrik yang merangsang kontraksi atrium (tahap I). Impuls listrik kemudian ditransmisikan ke simpul AV yang menghambatnya sejenak untuk memberi waktu ventrikelar ventrikel (tahap II). Impuls listrik kemudian bergerak ke bundel His dan serat Purkinje yang merangsang kontraksi ventrikel (tahap II). Miokardium adalah jaringan otot jantung yang berkontraksi dan berelaksasi sesuai dengan impuls listrik (tahap I, II, dan III).

Siklus kardiak dapat dipantau dengan menggunakan elektrokardiogram (EKG) yang merekam aktivitas listrik jantung, atau fonokardiogram (FKG) yang merekam suara jantung. Suara jantung terdiri dari dua bunyi utama yaitu “lub” dan “dub”. Bunyi “lub” terjadi ketika katup trikuspidalis dan bikuspidalis menutup pada awal sistol ventrikel. Bunyi “dub” terjadi ketika katup semilunar menutup pada akhir sistol ventrikel.

Hubungan Tekanan Darah dan Siklus Kardiak

Tekanan darah dan siklus kardiak saling berhubungan karena keduanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama yaitu volume darah, resistensi pembuluh darah, denyut jantung, dan kekuatan kontraksi jantung.

Volume darah adalah jumlah darah yang beredar dalam tubuh. Volume darah dapat berubah akibat dehidrasi, perdarahan, transfusi darah, atau retensi cairan. Volume darah yang meningkat akan meningkatkan tekanan darah dan mempercepat siklus kardiak. Volume darah yang menurun akan menurunkan tekanan darah dan memperlambat siklus kardiak.

Resistensi pembuluh darah adalah hambatan aliran darah yang disebabkan oleh diameter pembuluh darah, viskositas darah, dan panjang pembuluh darah. Resistensi pembuluh darah dapat berubah akibat vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah), vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah), anemia (penurunan sel darah merah), polisitemia (peningkatan sel darah merah), atau aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah). Resistensi pembuluh darah yang meningkat akan meningkatkan tekanan darah dan memperlambat siklus kardiak. Resistensi pembuluh darah yang menurun akan menurunkan tekanan darah dan mempercepat siklus kardiak.

Denyut jantung adalah jumlah denyutan jantung per menit. Denyut jantung dapat berubah akibat aktivitas fisik, emosi, hormon, obat-obatan, atau gangguan irama jantung. Denyut jantung yang meningkat akan meningkatkan tekanan darah dan mempercepat siklus kardiak. Denyut jantung yang menurun akan menurunkan tekanan darah dan memperlambat siklus kardiak.

Kekuatan kontraksi jantung adalah gaya yang dihasilkan oleh jantung untuk memompa darah. Kekuatan kontraksi jantung dapat berubah akibat faktor-faktor yang sama dengan denyut jantung, serta kondisi-kondisi seperti gagal jantung, infark miokard, atau stenosis katup. Kekuatan kontraksi jantung yang meningkat akan meningkatkan tekanan darah dan mempercepat siklus kardiak. Kekuatan kontraksi jantung yang menurun akan menurunkan tekanan darah dan memperlambat siklus kardiak.