Menu Tutup

Rancangan Pementasan dan Langkah-langkahnya

Rancangan pementasan adalah suatu kegiatan berupa rangkaian tindakan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dengan langkah-langkah memahami secara konseptual, teknik dan prosedural untuk menghasilkan tujuan pementasan1. Rancangan pementasan dapat diterapkan pada berbagai jenis seni pertunjukan, seperti teater, musik, tari, dan lain-lain. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang rancangan pementasan untuk seni teater tradisional.

Seni Teater Tradisional

Seni teater tradisional adalah bentuk tontonan pertunjukan yang diwariskan nenek moyang secara turun temurun2. Seni teater tradisional biasanya mengandung unsur-unsur musik, tarian, drama, dan lawakan yang disajikan dengan cara yang khas sesuai dengan budaya daerah masing-masing2. Di Indonesia, terdapat berbagai macam seni teater tradisional, seperti ketoprak, ludruk, wayang orang, komidi stambul, sandiwara srimulat, dan lain-lain2.

Tujuan utama pementasan seni teater tradisional adalah menyampaikan atau menyalurkan pesan-pesan tertentu pada para penonton dengan pendekatan pertunjukan agar penonton terhibur2. Pesan-pesan tersebut bisa berupa nilai-nilai moral, sosial, budaya, sejarah, agama, atau kritik terhadap kondisi masyarakat2. Selain itu, pementasan seni teater tradisional juga memiliki fungsi-fungsi lain, seperti:

  • Mendapatkan keterampilan dalam berkesenian
  • Mengembangkan kepribadian yang baik dan mantap
  • Belajar bekerjasama dengan orang lain
  • Menemukan kebenaran
  • Mengembangkan kemampuan pengutaraan pemikiran
  • Mengembangkan apresiasi estetik serta konsep budaya3
Baca Juga:  7 Jenis Strategi Bisnis yang Efektif dan Menguntungkan bagi Badan Usaha

Langkah-Langkah Merancang Pementasan Seni Teater Tradisional

Untuk menggelar pementasan seni teater tradisional yang sukses, diperlukan beberapa langkah-langkah dalam merancang pementasan. Berikut adalah langkah-langkah tersebut234:

1. Penentuan Bentuk Pementasan

Langkah pertama adalah menentukan bentuk pementasan yang sesuai dengan jenis seni teater tradisional yang ingin digunakan. Bentuk pementasan meliputi hal-hal seperti:

  • Tema atau ide cerita yang ingin disampaikan
  • Genre atau gaya pertunjukan yang ingin ditampilkan (misalnya: komedi, tragedi, romantis, dll)
  • Format atau struktur pertunjukan (misalnya: monolog, dialog, narasi, dll)
  • Durasi atau lama waktu pertunjukan
  • Target atau segmen penonton yang ingin dijangkau

2. Pembuatan Naskah Drama

Langkah kedua adalah membuat naskah drama yang merupakan tulisan rinci tentang dialog-dialog dan adegan-adegan yang akan dipertunjukkan. Naskah drama harus sesuai dengan bentuk pementasan yang telah ditentukan sebelumnya. Naskah drama harus memperhatikan hal-hal seperti:

  • Alur atau urutan cerita yang logis dan menarik
  • Karakter atau tokoh-tokoh yang memiliki latar belakang dan sifat yang jelas
  • Konflik atau masalah yang menjadi inti cerita
  • Dialog-dialog yang hidup dan sesuai dengan karakter tokoh-tokoh
  • Bahasa atau gaya bicara yang sesuai dengan budaya daerah dan genre pertunjukan

3. Pemilihan Pemeran dan Kru

Langkah ketiga adalah memilih pemeran dan kru yang akan terlibat dalam pementasan. Pemeran adalah orang-orang yang akan memerankan tokoh-tokoh dalam naskah drama. Kru adalah orang-orang yang bertugas membantu proses pementasan dari segi teknis. Pemilihan pemeran dan kru harus memperhatikan:

  • Keterampilan atau kemampuan yang dibutuhkan untuk memerankan tokoh-tokoh
  • Ketersediaan atau komitmen untuk mengikuti proses latihan dan pementasan
  • Kerjasama atau koordinasi yang baik antara pemeran dan kru
Baca Juga:  Tahun Berapakah Futsal Dikenal di Indonesia? Berikut Sejarahnya

4. Penyusunan Rencana Pementasan

Langkah keempat adalah menyusun rencana pementasan yang berisi rincian tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pementasan. Rencana pementasan meliputi hal-hal seperti:

  • Jadwal atau waktu latihan dan pementasan
  • Tempat atau lokasi latihan dan pementasan
  • Anggaran atau biaya yang dibutuhkan untuk pementasan
  • Perlengkapan atau peralatan yang dibutuhkan untuk pementasan (misalnya: kostum, properti, alat musik, sound system, dll)
  • Promosi atau cara menarik minat penonton untuk datang menonton

5. Pelaksanaan Latihan

Langkah kelima adalah melaksanakan latihan yang bertujuan untuk mempersiapkan pemeran dan kru secara fisik, mental, dan teknis untuk pementasan. Latihan harus dilakukan secara rutin, intensif, dan disiplin. Latihan harus memperhatikan hal-hal seperti:

  • Penguasaan naskah drama oleh para pemeran
  • Penghayatan peran oleh para pemeran
  • Penyampaian dialog oleh para pemeran
  • Gerak tubuh dan ekspresi wajah oleh para pemeran
  • Penyesuaian tempo, irama, dan intonasi oleh para pemeran
  • Kerjasama antara pemeran dan kru dalam mengatur panggung, pencahayaan, suara, dll

6. Pelaksanaan Pementasan

Langkah keenam adalah pelaksanaan pementasan yang merupakan tahap akhir dari rancangan pementasan. Pelaksanaan pementasan harus dilakukan dengan profesional, kreatif, dan responsif. Pelaksanaan pementasan harus memperhatikan hal-hal seperti:

  • Kesiapan atau kesiapan para pemeran dan kru sebelum tampil
  • Kedisiplinan atau ketaatan pada jadwal dan aturan yang telah ditetapkan
  • Kekompakan atau keselarasan antara para pemeran dan kru dalam tampil
  • Kejelasan atau kejelasan dalam menyampaikan pesan-pesan kepada penonton
  • Keberanian atau keberanian dalam menghadapi situasi-situasi tak terduga yang mungkin terjadi
Baca Juga:  6 Oktober Hari Cerebral Palsy Sedunia

7. Evaluasi Pementasan

Langkah ketujuh adalah evaluasi pementasan yang bertujuan untuk menilai keberhasilan dan kekurangan dari pementasan. Evaluasi pementasan dapat dilakukan dengan cara:

  • Mengumpulkan umpan balik atau tanggapan dari penonton, kritikus seni, media massa, dll
  • Menganalisis kekuatan dan kelemahan dari aspek-aspek seperti naskah drama, pemeranan, penyutradaraan, teknis, dll
  • Menyimpulkan hasil-hasil evaluasi dan memberikan saran-saran perbaikan untuk pementasan selanjutnya.

Sumber:
(1) Pengertian Merancang Pementasan – MaoliOka. https://www.maolioka.com/2017/12/pengertian-merancang-pementasan.html.
(2) Proses Perancangan Pementasan Seni Teater Tradisional: Ada 5 Tahap. https://tirto.id/proses-perancangan-pementasan-seni-teater-tradisional-ada-5-tahap-gi7h.
(3) Materi Seni Budaya: Langkah-Langkah Merancang Pementasan Teater – Tirto.ID. https://tirto.id/materi-seni-budaya-langkah-langkah-merancang-pementasan-teater-gjcB.
(4) Merancang Pementasan Teater Tradisional – Kompas.com. https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/14/200134469/merancang-pementasan-teater-tradisional.

Posted in Ragam

Artikel Terkait: