Menu Tutup

Ratu Shima: Sang Ratu Bijaksana dari Kalingga

Masa Kecil dan Keluarga

Ratu Shima dilahirkan di Keling, Sumatra Selatan, pada tahun 611 M. Ayahnya adalah seorang pemuka agama Hindu-Syiwa yang ternama bernama Sanggrama, sedangkan silsilah keturunan ibunya masih diselimuti misteri. Sejak kecil, Ratu Shima menunjukkan kecerdasan dan jiwa kepemimpinan yang luar biasa. Beliau dididik dengan berbagai ilmu pengetahuan, termasuk politik, agama, dan seni.

Pernikahan dan Naik Tahta

Pada usia yang cukup matang, Ratu Shima menikah dengan Raja Kartikeyasinga dari Kerajaan Kalingga. Pernikahan ini merupakan perpaduan politik yang strategis, memperkuat hubungan antara Keling dan Kalingga. Ratu Shima kemudian melahirkan seorang putri bernama Parwati.

Ketika Raja Kartikeyasinga wafat pada tahun 674 M, Ratu Shima naik tahta dan memimpin Kerajaan Kalingga. Pada masa itu, kerajaan tersebut sedang mengalami masa transisi dan penuh dengan berbagai tantangan.

Kebijakan dan Prestasi Ratu Shima

Ratu Shima dikenal sebagai pemimpin yang cakap dan adil. Beliau memiliki beberapa kebijakan penting yang membawa Kerajaan Kalingga mencapai puncak kejayaan:

  • Pembangunan Candi: Ratu Shima membangun banyak candi Hindu di Jawa Tengah, seperti Candi Dieng, Candi Prambanan, dan Candi Sambisari. Pembangunan candi ini tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol kejayaan Kalingga dan pusat kebudayaan.
  • Pengembangan Ekonomi: Ratu Shima mendorong sektor maritim dan perdagangan, menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara dan Asia Tenggara. Hal ini meningkatkan ekonomi Kalingga dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.
  • Peningkatan Kesejahteraan Rakyat: Ratu Shima membuat berbagai kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Beliau juga dikenal sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana, selalu memperhatikan kebutuhan rakyatnya.
  • Hubungan Diplomatik: Ratu Shima menjalin hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, termasuk Kerajaan Sriwijaya. Hal ini memperkuat posisi Kalingga dalam kancah politik regional.
Baca Juga:  Mengapa Jepang Membagi Indonesia Menjadi Tiga Wilayah?

Bukti Kejayaan Kalingga

Bukti kejayaan Kalingga pada masa kepemimpinan Ratu Shima dapat dilihat dari beberapa prasasti yang ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti:

  • Prasasti Canggal: Prasasti ini ditemukan di Desa Canggal, Magelang, Jawa Tengah. Prasasti ini menceritakan tentang pembangunan Candi Canggal oleh Raja Sanjaya dari Kerajaan Mataram Kuno. Prasasti ini juga menyebutkan tentang Ratu Shima sebagai “Rakryan I Sirima”.
  • Prasasti Munggu: Prasasti ini ditemukan di Desa Munggu, Karanganyar, Jawa Tengah. Prasasti ini menceritakan tentang pembangunan Candi Munggu oleh Raja Kartikeyasinga dari Kalingga. Prasasti ini juga menyebutkan tentang Ratu Shima sebagai “Maharani Shima”.
  • Prasasti Telaga Batu: Prasasti ini ditemukan di Desa Telaga Batu, Karanganyar, Jawa Tengah. Prasasti ini menceritakan tentang pembangunan Candi Telaga Batu oleh Ratu Shima.

Akhir Kekuasaan Ratu Shima

Masa pemerintahan Ratu Shima berakhir pada tahun 695 M. Penyebab kematiannya masih belum diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan beliau wafat karena sakit, namun ada pula yang menyebutkan bahwa beliau dibunuh dalam perebutan kekuasaan.

Ratu Shima dalam Budaya Populer

Kisah Ratu Shima telah diabadikan dalam berbagai bentuk budaya populer, seperti:

  • Novel: Novel “Ratu Shima: Kisah Sang Ratu Bijaksana” karya Siska Aprilia
  • Film: Film “Ratu Shima: Legenda Sang Ratu Kalingga”
  • Sinetron: Sinetron “Ratu Shima” yang ditayangkan di MNCTV

Kesimpulan

Ratu Shima adalah sosok pemimpin perempuan yang luar biasa. Kegigihan, ketegasan, dan kebijaksanaannya membawa Kerajaan Kalingga mencapai masa kejayaan. Warisan dan kisahnya terus menginspirasi generasi perempuan Indonesia untuk menjadi pemimpin yang cakap dan berdedikasi.

Baca Juga:  Hukum Tata Negara pada Masa Orde Baru: Sentralisasi Kekuasaan dan Dampaknya
Posted in Ragam

Artikel Terkait: