Tempat-Tempat Bersejarah di Yogyakarta

Yogyakarta adalah salah satu kota yang memiliki banyak tempat bersejarah yang menarik untuk dikunjungi. Kota ini menyimpan jejak-jejak sejarah dari berbagai zaman, mulai dari kerajaan Mataram Islam, kolonial Belanda, hingga perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tempat-tempat bersejarah di Yogyakarta tidak hanya menawarkan keindahan arsitektur dan budaya, tetapi juga memberikan wawasan dan pengetahuan tentang sejarah bangsa ini. Berikut adalah beberapa tempat bersejarah di Yogyakarta yang wajib dikunjungi:

Keraton Kotagede

Keraton Kotagede adalah kota kuno yang pernah menjadi ibu kota Kesultanan Mataram sekitar tahun 1586-1613. Keraton ini dibangun oleh Panembahan Senapati, pendiri Mataram Islam, dengan konsep perpaduan Islam dan zaman pra-Islam, yaitu empat konfigurasi masjid-keraton-pasar-alun-alun yang disebut catur gatra tunggal. Keraton ini juga dikelilingi oleh benteng pertahanan cepuri (benteng dalam) dan baluwarti (benteng luar). Kini, peninggalan yang tersisa dari keraton ini adalah reruntuhan beberapa bangunan kerajaan, yaitu benteng, pasar, masjid, dan permakaman. Di sini, pengunjung dapat menyaksikan sisa-sisa kemegahan Mataram Islam dan mengenal sejarah awal berdirinya Yogyakarta.

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat adalah salah satu tempat wisata bersejarah di Yogyakarta yang selalu ramai didatangi oleh pengunjung. Keraton ini merupakan tempat tinggal Sultan dan keluarganya sekaligus pusat pemerintahan Kesultanan Yogyakarta yang didirikan oleh Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengkubuwono I) pada tahun 1755-1756. Keraton ini memiliki arsitektur yang indah dan megah dengan ornamen-ornamen Jawa klasik. Di dalamnya terdapat berbagai bangunan, museum, dan koleksi seni yang menampilkan kebudayaan dan sejarah keraton. Pengunjung juga dapat menyaksikan upacara-upacara adat dan pertunjukan kesenian yang rutin digelar di keraton.

Situs Taman Sari

Situs Taman Sari adalah bekas taman istana atau tempat rekreasi Sultan Yogyakarta yang dibangun pada tahun 1758-1765 oleh Sultan Hamengkubuwono I dengan bantuan arsitek Portugis bernama Demang Tegis. Situs ini terletak sekitar 2 km di sebelah barat daya keraton dan memiliki luas sekitar 10 hektar. Situs ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu Umbul Binangun (kolam pemandian), Sumur Gumuling (masjid bawah tanah), Pasarean Ledok Sari (taman bunga), Gedhong Gapura Hageng (pintu gerbang), dan Gedhong Kenongo (bangunan utama). Situs ini menampilkan keindahan arsitektur Jawa dengan pengaruh Eropa dan Timur Tengah.

Situs Warungboto

Situs Warungboto adalah bekas kompleks pemukiman kerajaan Mataram Islam yang terletak di Desa Warungboto, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Situs ini diperkirakan dibangun pada abad ke-17 oleh Sultan Agung sebagai tempat peristirahatan dan pertahanan. Situs ini memiliki luas sekitar 4 hektar dan terdiri dari beberapa bangunan, yaitu gapura, pendopo, kolam, masjid, dan makam. Situs ini memiliki arsitektur yang khas dengan ukiran-ukiran bercorak flora dan fauna. Situs ini juga menyimpan sejarah tentang perlawanan rakyat Yogyakarta melawan penjajah Belanda pada tahun 1948-1949.

Makam Ratu Mas Malang

Makam Ratu Mas Malang adalah makam dari salah satu tokoh wanita penting dalam sejarah Mataram Islam, yaitu Ratu Mas Malang atau Nyai Ageng Ngerang. Ia adalah istri dari Ki Ageng Pemanahan, ayah angkat dari Panembahan Senapati. Ia juga dikenal sebagai tokoh pejuang yang berperan dalam perlawanan melawan VOC pada tahun 1628-1629. Makamnya terletak di Desa Ngerang, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, sekitar 15 km di sebelah selatan Kota Yogyakarta. Makamnya berbentuk kuburan batu dengan ukiran-ukiran yang indah. Di sekitar makamnya terdapat beberapa makam lain yang diduga sebagai makam keluarga dan pengikutnya.

Ndalem Jayadipuran

Ndalem Jayadipuran adalah salah satu bangunan bersejarah yang terletak di Jalan Jayadipuran No. 1, Kota Yogyakarta. Bangunan ini merupakan bekas kediaman dari Pangeran Jayadiningrat, salah satu putra dari Sultan Hamengkubuwono VII yang juga menjabat sebagai bupati Bantul pada tahun 1918-1927. Bangunan ini dibangun pada tahun 1917 dengan arsitektur Jawa klasik yang elegan. Di dalamnya terdapat berbagai koleksi barang antik dan seni yang menarik, seperti lukisan, patung, keris, wayang, dan lain-lain. Bangunan ini juga menjadi tempat lahirnya salah satu seniman besar Indonesia, yaitu Affandi.

Ndalem Brontokusuman

Ndalem Brontokusuman adalah bangunan bersejarah yang terletak di Jalan Brontokusuman No. 3, Kota Yogyakarta. Bangunan ini merupakan bekas kediaman dari Pangeran Brontokusumo, salah satu putra dari Sultan Hamengkubuwono VIII yang juga menjabat sebagai bupati Kulon Progo pada tahun 1936-1942. Bangunan ini dibangun pada tahun 1920 dengan arsitektur Jawa klasik yang megah. Di dalamnya terdapat berbagai koleksi barang antik dan seni yang bernilai sejarah, seperti foto-foto keluarga keraton, keris-keris pusaka, wayang kulit, dan lain-lain. Bangunan ini juga menjadi tempat persembunyian para pejuang kemerdekaan Indonesia pada masa penjajahan Jepang.

Monumen Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia

Monumen Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau Monumen PSSI adalah monumen yang didirikan untuk mengenang sejarah berdirinya organisasi sepak bola nasional Indonesia, yaitu PSSI pada tahun 1930. Monumen ini terletak di Jalan Brigjen Katamso No. 1, Kota Yogyakarta, tepat di depan Stadion Kridosono. Monumen ini berbentuk sebuah bola sepak berwarna emas dengan tulisan PSSI di atasnya dan dikelilingi oleh patung-patung pemain sepak bola yang sedang beraksi. Monumen ini menjadi saksi bisu perkembangan sepak bola Indonesia dari masa ke masa.

Kelenteng Fuk Ling Miau

Kelenteng Fuk Ling Miau adalah salah satu kelenteng tertua di Yogyakarta yang didirikan pada tahun 1778 oleh para pedagang Tionghoa yang bermukim di Kampung Pecinan Ketandan. Kelenteng ini terletak di Jalan Malioboro No. 10, Kota Yogyakarta, tidak jauh dari Pasar Beringharjo. Kelenteng ini merupakan tempat ibadah bagi umat Konghucu yang memuja Dewa Fuk Ling atau Dewa Kesejahteraan. Kelenteng ini memiliki arsitektur yang khas dengan ukiran-ukiran naga dan burung phoenix yang melambangkan kekuatan dan kemakmuran. Di dalamnya terdapat altar-altar yang berisi patung-patung dewa dan dewi, serta lampion-lampion yang berwarna-warni. Kelenteng ini juga menjadi tempat perayaan Imlek dan Cap Go Meh yang meriah setiap tahunnya.

Panggung Krapyak

Panggung Krapyak adalah sebuah bangunan bersejarah yang terletak di Desa Krapyak, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, sekitar 7 km di sebelah barat Kota Yogyakarta. Bangunan ini merupakan bekas tempat peristirahatan Sultan Hamengkubuwono I yang dibangun pada tahun 1765. Bangunan ini berbentuk panggung kayu yang dikelilingi oleh kolam ikan dan taman bunga. Di sini, Sultan Hamengkubuwono I sering mengadakan pesta rakyat dan pertunjukan kesenian, seperti wayang kulit dan tari topeng. Bangunan ini juga menjadi tempat perundingan antara Sultan Hamengkubuwono I dengan Gubernur Jenderal VOC Nicolaas Hartingh pada tahun 1772.

Sumber:
(1) 10 Tempat Bersejarah di Yogyakarta yang Wajib Dikunjungi. https://www.gramedia.com/literasi/tempat-bersejarah-di-yogyakarta/.
(2) 5 Tempat Wisata Bersejarah di Yogyakarta – Paket Wisata Jogja. https://paketwisatajogja.co.id/informasi-wisata-5-tempat-wisata-bersejarah-di-yogyakarta-46.html.
(3) 10 Bangunan bersejarah di Yogya ini patut dikunjungi, sumpah kere. https://www.brilio.net/news/10-bangunan-bersejarah-di-yogya-ini-patut-dikunjungi-sumpah-keren-1511043.html.
(4) . https://bing.com/search?q=tempat+tempat+bersejarah+di+yogyakarta.
(5) Yogyakarta Palace. https://www.indonesia.travel/en/destination/458/the-kraton.
(6) Vun Studio – Yogyakarta. http://vunstudio.business.site/.