Menu Tutup

Unsur-Unsur Pembentuk Nasionalisme

Nasionalisme adalah suatu sikap atau perasaan cinta dan bangga terhadap tanah air, bangsa, dan negara. Nasionalisme juga merupakan suatu ideologi atau paham yang menekankan pentingnya kesatuan dan kemerdekaan bangsa. Nasionalisme dapat mendorong suatu bangsa untuk berjuang melawan penjajahan, mempertahankan kedaulatan, dan membangun kemajuan.

Nasionalisme tidak muncul begitu saja, tetapi terbentuk oleh berbagai unsur yang saling berkaitan. Unsur-unsur pembentuk nasionalisme antara lain adalah sejarah, kebudayaan, suku bangsa, agama, dan bahasa. Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang masing-masing unsur tersebut:

Sejarah

Sejarah adalah catatan peristiwa-peristiwa penting yang dialami oleh suatu bangsa dalam rentang waktu tertentu. Sejarah dapat memberikan inspirasi, motivasi, dan pelajaran bagi bangsa tersebut untuk mengembangkan nasionalismenya. Sejarah juga dapat menumbuhkan rasa hormat dan penghargaan terhadap para pahlawan dan tokoh-tokoh yang berjasa bagi bangsa tersebut.

Salah satu contoh sejarah yang membentuk nasionalisme bangsa Indonesia adalah kejayaan kerajaan-kerajaan besar di Nusantara, seperti Sriwijaya, Mataram, dan Majapahit. Kerajaan-kerajaan ini menunjukkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia memiliki kemampuan untuk menguasai wilayah yang luas, menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa lain, dan menciptakan peradaban yang maju1. Kejayaan ini menjadi sumber kebanggaan dan semangat juang bagi bangsa Indonesia ketika menghadapi penjajahan asing.

Kebudayaan

Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia sebagai hasil interaksi dengan lingkungan fisik dan sosial. Kebudayaan mencakup nilai-nilai, norma-norma, adat-istiadat, seni, ilmu pengetahuan, teknologi, dan lain-lain. Kebudayaan dapat mencerminkan kepribadian, karakteristik, dan jati diri suatu bangsa. Kebudayaan juga dapat memperkaya wawasan, pengetahuan, dan kreativitas suatu bangsa.

Baca Juga:  Kebijakan Jepang Selama Pendudukan di Indonesia

Salah satu contoh kebudayaan yang membentuk nasionalisme bangsa Indonesia adalah Pancasila. Pancasila adalah dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia yang terdiri dari lima sila: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia2. Pancasila mencerminkan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Suku Bangsa

Suku bangsa adalah kelompok manusia yang memiliki kesamaan asal-usul, wilayah, bahasa, adat-istiadat, atau sejarah. Suku bangsa dapat memberikan rasa keterikatan, kebersamaan, dan solidaritas di antara anggota-anggotanya. Suku bangsa juga dapat memberikan kekhasan dan keunikan bagi suatu bangsa.

Salah satu contoh suku bangsa yang membentuk nasionalisme bangsa Indonesia adalah suku Jawa. Suku Jawa adalah suku terbesar di Indonesia yang mendiami pulau Jawa dan sebagian Sumatera3. Suku Jawa memiliki berbagai kebudayaan yang kaya dan beragam, seperti bahasa Jawa, aksara Jawa, wayang kulit, gamelan, batik, keris, tari-tarian tradisional, kesenian rakyat (dangdut), dan lain-lain4. Suku Jawa juga memiliki peranan penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, seperti melahirkan tokoh-tokoh nasional seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan lain-lain5.

Agama

Agama adalah sistem kepercayaan dan ibadah yang mengakui adanya Tuhan atau kekuatan tertinggi yang menciptakan dan mengatur alam semesta. Agama dapat memberikan panduan hidup, nilai-nilai moral, dan norma-norma sosial bagi pengikutnya. Agama juga dapat memberikan rasa ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan bagi pengikutnya.

Salah satu contoh agama yang membentuk nasionalisme bangsa Indonesia adalah Islam. Islam adalah agama mayoritas di Indonesia yang dianut oleh sekitar 87% penduduk Indonesia6. Islam memiliki berbagai ajaran yang sesuai dengan nilai-nilai nasionalisme, seperti tauhid (kesatuan Tuhan), ukhuwah (persaudaraan), ummah (masyarakat), jihad (perjuangan), shura (musyawarah), dan lain-lain. Islam juga memiliki peranan penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, seperti melahirkan organisasi-organisasi nasional seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Sarekat Islam, dan lain-lain.

Baca Juga:  VOC Gulung Tikar: Sejarah, Penyebab, dan Dampaknya

Bahasa

Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan informasi. Bahasa dapat mempermudah interaksi, kerjasama, dan pemahaman di antara manusia. Bahasa juga dapat menunjukkan identitas, asal-usul, dan budaya suatu bangsa.

Salah satu contoh bahasa yang membentuk nasionalisme bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dan bahasa nasional di Indonesia yang digunakan oleh hampir seluruh penduduk Indonesia. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu yang kemudian disempurnakan dan diseragamkan oleh para pejuang kemerdekaan. Bahasa Indonesia memiliki berbagai fungsi yang mendukung nasionalisme, seperti fungsi integratif (menyatukan berbagai suku bangsa), fungsi komunikatif (menyampaikan informasi dan aspirasi), fungsi kultural (melestarikan kebudayaan), fungsi edukatif (meningkatkan pengetahuan), dan lain-lain.

Kesimpulan

Nasionalisme adalah suatu sikap atau perasaan cinta dan bangga terhadap tanah air, bangsa, dan negara. Nasionalisme juga merupakan suatu ideologi atau paham yang menekankan pentingnya kesatuan dan kemerdekaan bangsa. Nasionalisme terbentuk oleh berbagai unsur yang saling berkaitan, yaitu sejarah, kebudayaan, suku bangsa, agama, dan bahasa. Unsur-unsur ini memberikan inspirasi, motivasi, pelajaran, kepribadian, karakteristik, jati diri, keterikatan, kebersamaan, solidaritas, kekhasan, keunikan, panduan hidup, nilai-nilai moral, norma-norma sosial, ketenangan, kedamaian, kebahagiaan, alat komunikasi, identitas, asal-usul, budaya bagi bangsa Indonesia dalam mengembangkan nasionalismenya.

Sumber:

  • (1) “Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional Indonesia.” Academia.edu. Tautan singkat.
  • (2) Achmad Rizali. “Makalah Identitas Nasional (PDF).” Academia.edu. Tautan singkat.
  • (3) Fadhil Mufid Baskoro. “PPT Identitas Nasional (PPT).” Academia.edu. Tautan singkat.
  • (4) “Esensi dan Urgensi Identitas Nasional.” Academia.edu. Tautan singkat.
  • (5) “Nasionalisme dalam Pendidikan (PDF).” Academia.edu. Tautan singkat.
Baca Juga:  Kerajaan Medang Kamulan: Sejarah, Peninggalan, dan Kejayaan
Posted in Ragam

Artikel Terkait: