Menu Tutup

Dalil Istidraj dalam Al-Qur’an dan Hadis: Makna, Bahaya, dan Cara Menghindarinya

Istidraj adalah konsep dalam Islam yang merujuk pada pemberian nikmat oleh Allah kepada seseorang yang terus-menerus melakukan maksiat, sebagai bentuk ujian atau hukuman yang berangsur-angsur. Fenomena ini dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadis, memberikan peringatan kepada umat manusia agar tidak terpedaya oleh kenikmatan dunia yang dapat menjauhkan mereka dari ketaatan kepada Allah.

Dalil Istidraj dalam Al-Qur’an

Al-Qur’an menyebutkan istidraj dalam beberapa ayat, antara lain:

  1. Surat Al-An’am ayat 44:“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”

    Ayat ini menjelaskan bahwa ketika manusia mengabaikan peringatan Allah, Dia membuka pintu-pintu kesenangan dunia bagi mereka. Namun, ketika mereka sedang bergembira dengan kenikmatan tersebut, Allah menimpakan azab secara tiba-tiba, membuat mereka terdiam dalam keputusasaan.

  2. Surat Al-A’raf ayat 182:“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.”

    Ayat ini menegaskan bahwa Allah akan menjerumuskan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya secara perlahan-lahan menuju kebinasaan, melalui cara yang tidak mereka sadari.

Dalil Istidraj dalam Hadis

Konsep istidraj juga dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW. Salah satunya adalah:

“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.”

Hadis ini mengingatkan bahwa jika seseorang yang terus-menerus melakukan maksiat mendapatkan kenikmatan dunia yang diinginkannya, hal tersebut merupakan bentuk istidraj dari Allah.

Makna dan Bahaya Istidraj

Istidraj merupakan bentuk ujian atau hukuman dari Allah yang diberikan secara bertahap kepada hamba-Nya yang terus-menerus melakukan dosa dan maksiat. Kenikmatan dunia yang diberikan bukanlah tanda kasih sayang, melainkan jebakan yang dapat membuat seseorang semakin lalai dan jauh dari Allah. Bahaya istidraj terletak pada ilusi kenikmatan yang membuat pelakunya merasa aman dan terus melakukan dosa, hingga akhirnya mereka menghadapi azab yang tiba-tiba tanpa disadari.

Cara Menghindari Istidraj

Untuk terhindar dari istidraj, seorang Muslim hendaknya:

  1. Meningkatkan Ketaatan kepada Allah: Melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
  2. Bersyukur atas Nikmat: Selalu mengingat bahwa segala kenikmatan berasal dari Allah dan digunakan untuk kebaikan serta mendekatkan diri kepada-Nya.
  3. Bertaubat dari Dosa: Segera memohon ampunan atas dosa yang dilakukan dan bertekad untuk tidak mengulanginya.
  4. Meningkatkan Kualitas Ibadah: Memperbaiki kualitas shalat, puasa, zakat, dan ibadah lainnya sebagai bentuk penghambaan yang tulus.

Dengan memahami konsep istidraj dan berusaha menghindarinya, seorang Muslim dapat menjaga diri dari jebakan kenikmatan dunia yang menyesatkan dan tetap berada di jalan yang diridhai Allah SWT.

Lainnya