Menu Tutup

Kepemimpinan Khalifah Utsman Bin Affan

Utsman ibn Affan ibn Abdillah ibn Umayyah ibn ‘Abdi Syams ibn Abdi Manaf ibn Qushayi adalah nama lengakap khalifah Utsman bin Affan. Beliau dilahirkan pada tahun 573 M di Taif, daerah yang paling subur dikawasan Hijaz. ibunya bernama Urwah, putri Ummu Hakim Al-Baidha putri Abdul Mutttalib, sedangkan ayahnya bernama Affan, dia adalah seorang saudagar yang kaya raya dari suku Quraisy-Umayyah. Nasab Utsman bin Affan melalui garis ibunya bertemu dengan nasab Nabi Muhammad s.a.w pada Abdi Manaf ibn Qushayi. Kalau Utsman bersambung melalui Umayyah ibn Abdi Syams ibn Abdi Manaf, sedangkan Rasulullah melalui Abdul Muttalib ibn Hasyim ibn Abdi manaf.[1]

Seperti halnya Umar bin Khattab, Utsman bin Affan diangkat menjadi khalifah melaului proses pemilihan. Bedanya Umar dipilih oleh penunjukan langsung dari Khalifah Abu Bakar sedangkan Utsman diangkat atas penunjukan tidak langsung yaitu melaui badan yang dibentuk oleh Umar sepanjang hidupnya.

Masa pemerintahan Ustman bin Affan adalah yang terpanjang dari semua khalifah di zaman Khulafa’ur Rasyidin yaitu 12 tahun. Zaman pemerintahan Utsman dibagi menjadi dua periode yaitu enam tahun pertama merupakan masa kejayaan pemerintahannya dan enam tahun terakhir merupakan masa yang buruk. Pada masa awal pemerintahannya, Utsman melanjutkan suksesnya para pendahulunya terutama dalam perluasan wilayah kekuasaan Islam.

Daerah-daerah strategis yang sudah dikuasai Islam seperti Mesir dan Irak terus dilindungi dan dikembangkan dengan melakukan serangkaian ekspedisi militer. Selain itu ia berhasil membentuk armada laut dengan kapalnya kokoh dan menghalau serangan-serangan di Laut Tengah yang di rancang oleh tentara bizantium denagn kemenangan perdana dilaut dalam sejarah Islam.

Prestasi terpenting bagi khalifah bagi khalifah Utsman ialah menulis kembali al-Qu’an yang telah ditulis pada zaman Abu Bakar yang pada waktu itu di simpan oleh Khafsoh binti Umar. Dalam penulisan al-Qur’an tersebut, khalifah Utsaman memberikan arahan atau petunjuk-petunjuk dalam penulisan.

Dalam penulisan al-Qur’an, harus mengambil pedoman kepada bacaan mereka yang hafal al-Qu’an.Kalau ada pertikaian antara mereka tentang bacaan tersebut, maka harus dituliskan menurut dialek mereka sebagaimana al-Qur’an diturunkan menurut dialek mereka.

Setelah berhasil membuat salinanya, Zaid Ibn Tsabit mengembalikan naskah yang disalinnya kepada Hafsah. Khalifah Utsman memerintahkan kepada Zaid ibn Tsabit agar membuat sejumlah salinan Mushaf dan dikirim ke Mekkah, Madinah, Basrah, Kufah, dan Syiria dan salah satunya disimpan oleh Utsman ibn Affan yang kemudian disebut Mushaf AL-Imam. Sedangkan mushaf lain selain mushaf yang telah disusun oleh panitiayang dipimpin oleh Zaid ibn Tsabit, diprintahkan untuk dibakar.

Satu dekade pertama kepemimpinan Ustman adalah masa yang dipenuhi dengan prestasi penting dan kesejahteraan ekonomi yang tiada duanya, terkecuali pada dua tahun terakhir yang berbanding terbalik dengan sebelumnya kondisi serba sulit akibat merebaknya fitnah dan kedengkian musuh-musuh Islam yang diarahkan padanya sehingga beliau syahid dengan amat tragis pada jum’at sore 18 Dzulhijjah 35 H ditangan pemberontak Islam.

Baca Juga: