Menu Tutup

Bahaya Istridaj dalam Islam

Istridaj adalah sebuah istilah dalam Islam yang berarti kenikmatan yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya yang durhaka dan lalai dalam beribadah. Kenikmatan itu bisa berupa harta, kesehatan, kekuasaan, atau kesenangan dunia lainnya. Namun, kenikmatan itu bukanlah sebagai rahmat atau kasih sayang dari Allah SWT, melainkan sebagai jebakan atau hukuman yang berangsur-angsur.

Istridaj berasal dari kata dasar “daraja” yang artinya naik dari satu tingkat ke tingkat selanjutnya. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang mendapat istridaj akan merasa semakin tinggi dan semakin baik kedudukannya di dunia. Namun, sebenarnya ia semakin jauh dari Allah SWT dan semakin dekat dengan kebinasaan.

Istridaj adalah salah satu ujian yang diberikan Allah SWT kepada manusia. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:

“Nanti Kami akan menghukum mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.” (Qs Al-Qalam: 44).

“Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istridaj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad).

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (Qs Al-An’am: 44).

Dari ayat-ayat dan hadits di atas, kita dapat mengetahui bahwa istridaj adalah suatu bentuk murka Allah SWT kepada hamba-Nya yang tidak bersyukur dan tidak taat kepada-Nya. Allah SWT memberikan kenikmatan dunia kepada mereka agar mereka semakin lalai dan sombong, sehingga mereka tidak menyadari bahwa kenikmatan itu sebenarnya adalah musibah bagi mereka.

Ciri-ciri orang yang mendapat istridaj antara lain:

  • Mendapat kenikmatan dunia yang berlimpah tanpa disertai dengan ketaatan dan keimanan kepada Allah SWT.
  • Merasa puas dan bangga dengan apa yang dimilikinya tanpa mengucapkan syukur dan membagikannya kepada orang lain.
  • Melupakan perintah dan larangan Allah SWT serta mengabaikan akhirat.
  • Menyombongkan diri dan merendahkan orang lain.
  • Tidak mau mendengar nasihat dan teguran dari orang-orang yang shalih.
  • Tidak mau bertaubat dari dosa-dosa yang dilakukannya.

Orang-orang yang mendapat istridaj harus segera menyadari kesalahannya dan bertaubat kepada Allah SWT sebelum terlambat. Mereka harus mengingat bahwa kenikmatan dunia itu hanya sementara dan tidak akan membawa manfaat apapun di akhirat. Mereka harus bersyukur atas nikmat Allah SWT dan menggunakannya untuk kebaikan. Mereka harus meningkatkan kualitas ibadahnya dan menjauhi kemaksiatan. Mereka harus memperbaiki hubungannya dengan Allah SWT dan sesama manusia.

Baca Juga: