Menu Tutup

Berapa Lama Seorang Janda Boleh Menikah Kembali?

Pernikahan adalah salah satu sunnah Rasulullah SAW yang sangat dianjurkan bagi umat Islam. Pernikahan memiliki banyak hikmah dan manfaat, baik secara agama, psikologis, sosial, maupun biologis. Pernikahan juga merupakan sarana untuk menjaga kehormatan dan kesucian diri dari perbuatan zina dan maksiat.

Namun, tidak semua pernikahan berlangsung harmonis dan bahagia. Ada kalanya terjadi masalah, konflik, atau perceraian yang menyebabkan pasangan suami istri berpisah. Ada pula yang mengalami kematian pasangan yang membuat mereka menjadi duda atau janda. Dalam kondisi seperti ini, apakah seorang janda boleh menikah kembali? Jika boleh, berapa lama masa tunggunya?

Jawabannya adalah: seorang janda boleh menikah kembali setelah menjalani masa iddah yang ditentukan oleh syariat Islam. Masa iddah adalah masa tunggu yang wajib dijalani oleh seorang wanita yang bercerai atau ditinggal mati suaminya sebelum ia boleh menikah lagi dengan laki-laki lain. Masa iddah ini bertujuan untuk menjamin kejelasan nasab atau keturunan anak-anak yang lahir dari pernikahan sebelumnya, serta memberi kesempatan bagi pasangan yang bercerai untuk rujuk atau berbaikan kembali.

Masa iddah bagi janda yang bercerai atau ditalak oleh suaminya adalah tiga kali suci (quru’) atau tiga kali haid. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 228:

وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ ثَلَاثَةَ قُرُوءٍ ۚ وَلَا يَحِلُّ لَهُنَّ أَنْ يَكْتُمْنَ مَا خَلَقَ اللَّهُ فِي أَرْحَامِهِنَّ إِنْ كُنَّ يُؤْمِنَّ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ وَبُعُولَتُهُنَّ أَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ فِي ذَٰلِكَ إِنْ أَرَادُوا إِصْلَاحًا ۚ وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دַرَجَةٌ ۗ وَالل

“Dan wanita-wanita yang diceraikan hendaklah menahan diri (menunggu) tiga quru’. Dan tidak halal bagi mereka menyembunyikan apa yang Allah ciptakan dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa iddah itu, jika mereka ingin berbaikan. Dan bagi mereka (para wanita) ada hak sebagaimana kewajiban mereka, menurut cara yang ma’ruf (patut). Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah: 228)

Masa iddah bagi janda yang suaminya meninggal adalah empat bulan sepuluh hari. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 234:

وَالَّذِينَ يُتَوَفَّوْنَ مِنْكُمْ وَيَذَرُونَ أَزْوَاجًا يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا ۖ فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا فَعَلْنَ فِي أَنْفُسِهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۗ وَالل

“Dan orang-orang yang mati di antara kamu serta meninggalkan istri-istri hendaklah mereka (istri-istri) menunggu empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila mereka sampai pada (akhir) masa iddahnya, maka tidak ada dosa atas kamu terhadap apa yang mereka perbuat terhadap diri mereka menurut yang patut (ma’ruf). Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu perbuat.” (QS. Al-Baqarah: 234)

Masa iddah ini dimulai sejak saat kematian suami dan berakhir pada hari ke-130 setelah kematian suami. Selama masa iddah ini, janda tidak boleh menikah lagi dengan laki-laki lain, tidak boleh menerima pinangan atau melamar laki-laki lain, tidak boleh memperlihatkan perhiasan atau kecantikannya kepada laki-laki lain, dan tidak boleh keluar rumah kecuali ada keperluan mendesak.

Masa iddah bagi janda yang hamil ketika suaminya meninggal adalah sampai melahirkan anaknya. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT dalam surat At-Thalaq ayat 4:

وَاللائي يئسن من المحيض من نسائكم إن ارتبتم فعدتهن ثلاثة أشهر واللائي لم يحضن وأولات الأحمال أجلهن أن يضعن حملهن ومن يتق الله يجعل له من أمره يسرا

“Dan orang-orang yang telah yais (tidak haid lagi) di antara wanita-wanita kamu (isteri-isterimu), jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), maka masa iddahnya ialah tiga bulan; dan demikian pula bagi orang-orang yang belum haid. Adapun orang-orang yang mengandung, masa iddahnya ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS. At-Thalaq: 4)

Masa iddah ini dimulai sejak saat kematian suami dan berakhir pada saat melahirkan anaknya. Selama masa iddah ini, janda tidak boleh menikah lagi dengan laki-laki lain, tidak boleh menerima pinangan atau melamar laki-laki lain, tidak boleh memperlihatkan perhiasan atau kecantikannya kepada laki-laki lain, dan tidak boleh keluar rumah kecuali ada keperluan mendesak.

Baca Juga: