Menu Tutup

Kehidupan dan Karya Alan Turing yang Mengubah Dunia

Latar Belakang

Alan Mathison Turing lahir pada 23 Juni 1912 di Maida Vale, London. Ia adalah anak kedua dari pasangan Julius Mathison Turing dan Ethel Sara Stoney, yang keduanya bekerja sebagai pegawai negeri sipil di India. Turing melewati masa kecilnya di berbagai panti asuhan di India dan Inggris, sementara orang tuanya tinggal di luar negeri.

Ia menunjukkan bakat luar biasa dalam bidang matematika dan sains sejak usia dini. Pada 1926, ia masuk ke Sherborne School, sebuah sekolah swasta bergengsi di Dorset, selatan Inggris. Di sana, ia mendapat pengaruh dari guru matematikanya, D.E. Smith, yang mengenalkannya dengan karya-karya logikawan dan matematikawan terkemuka seperti Alonzo Church, Kurt Gödel, David Hilbert, dan Max Newman.

Pada 1931, Turing melanjutkan studinya di King’s College, Cambridge, di mana ia mendapatkan gelar sarjana dan master dalam bidang matematika. Di Cambridge, ia bergabung dengan Cambridge Apostles, sebuah kelompok diskusi rahasia yang beranggotakan para intelektual terkemuka. Ia juga mulai menyadari identitasnya sebagai seorang gay dan menjalin hubungan dengan beberapa teman sejawatnya. Salah satu hubungan yang paling berkesan adalah dengan Christopher Morcom, seorang teman sekolahnya yang meninggal karena tuberkulosis pada 1930. Kematian Morcom sangat mempengaruhi Turing dan membuatnya tertarik dengan hubungan antara jiwa dan tubuh.

Pada 1936, Turing menerbitkan makalahnya yang paling terkenal, “On Computable Numbers, with an Application to the Entscheidungsproblem”, di mana ia membuktikan bahwa ada beberapa pertanyaan ya-tidak dalam matematika yang tidak dapat dijawab oleh komputasi. Ia juga mendefinisikan konsep mesin Turing, sebuah model abstrak dari komputer umum yang dapat melakukan berbagai macam perhitungan dengan mengikuti aturan-aturan tertentu. Ia juga membuktikan bahwa masalah berhenti untuk mesin Turing adalah tidak dapat diputuskan, yaitu tidak ada algoritma yang dapat menentukan apakah mesin Turing akan berhenti atau tidak untuk setiap input.

Makalah Turing ini sangat penting karena menjadi dasar dari teori komputer modern dan keputusan yang tidak dapat dihitung. Ia juga menjadi salah satu orang pertama yang mengajukan ide tentang komputer digital elektronik yang dapat diprogram untuk melakukan berbagai tugas. Untuk prestasinya ini, ia dianugerahi Smith’s Prize pada 1936.

Pada 1936-1938, Turing melanjutkan studinya di Princeton University, Amerika Serikat, di bawah bimbingan Alonzo Church, salah satu ahli logika terkemuka saat itu. Di Princeton, ia mendapatkan gelar doktor dalam bidang matematika dengan disertasinya tentang sistem logika berdasarkan ordinal. Ia juga bertemu dengan John von Neumann, salah satu bapak ilmu komputer modern dan teori permainan.

Baca Juga:  Hubungan Antropologi dengan Ilmu Lainnya

Peran dalam Perang Dunia II

Pada September 1939, Perang Dunia II meletus antara Sekutu (Inggris, Prancis, dan negara-negara lainnya) melawan Poros (Jerman Nazi, Italia Fasis, dan Jepang). Turing bergabung dengan Government Code and Cypher School (GC&CS), sebuah organisasi rahasia yang bertugas memecahkan kode-kode rahasia musuh. Ia ditempatkan di Bletchley Park, sebuah rumah besar di Buckinghamshire, yang menjadi pusat produksi intelijen Ultra, yaitu informasi rahasia yang diperoleh dari pemecahan kode-kode musuh.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh Turing dan rekan-rekannya adalah memecahkan kode Enigma, sebuah mesin penyandian yang digunakan oleh Jerman untuk mengirim pesan-pesan rahasia. Mesin Enigma memiliki tiga sampai lima rotor yang dapat diputar untuk mengubah huruf-huruf yang diketik menjadi huruf-huruf lain secara acak. Setiap hari, operator-operator Enigma akan mengubah pengaturan rotor-rotor ini sesuai dengan buku kode yang telah disepakati sebelumnya. Hal ini membuat sulit bagi Sekutu untuk mengetahui pengaturan yang benar dan menerjemahkan pesan-pesan Enigma.

Turing berperan penting dalam mengembangkan berbagai teknik untuk mempercepat pemecahan kode Enigma, termasuk meningkatkan metode bomba Polandia sebelum perang, sebuah mesin elektromekanik yang dapat mencari pengaturan untuk mesin Enigma. Ia juga merancang sebuah mesin yang disebut bombe, yang merupakan versi lebih canggih dari bomba, yang dapat menangani lebih banyak variasi pengaturan. Selain itu, ia juga menciptakan beberapa metode kriptanalisis manual, seperti metode Banburismus dan metode Turingery.

Turing juga memimpin Hut 8, bagian yang bertanggung jawab untuk kriptanalisis angkatan laut Jerman. Di sini, ia berhasil memecahkan kode Enigma angkatan laut, yang lebih rumit daripada kode Enigma angkatan darat dan udara. Ia juga berhasil memecahkan kode Lorenz, sebuah mesin penyandian yang digunakan oleh komando tinggi Jerman untuk mengirim pesan-pesan strategis. Untuk membantu memecahkan kode Lorenz, Turing bekerja sama dengan Max Newman dan Tommy Flowers untuk mengembangkan Colossus, sebuah komputer elektronik pertama di dunia yang dapat memproses data secara cepat dan otomatis.

Kerja keras Turing dan rekan-rekannya dalam memecahkan kode-kode rahasia Jerman sangat berdampak dalam membantu Sekutu memenangkan perang. Salah satu contoh adalah Pertempuran Atlantik, di mana Sekutu berhasil mengalahkan armada kapal selam U-boat Jerman dengan bantuan informasi dari pesan-pesan Enigma angkatan laut. Diperkirakan bahwa pemecahan kode-kode rahasia Jerman oleh Turing dan rekan-rekannya telah mempersingkat perang hingga dua tahun dan menyelamatkan jutaan nyawa.

Karier Pasca-Perang

Setelah perang berakhir pada 1945, Turing bekerja di National Physical Laboratory (NPL), sebuah lembaga penelitian ilmiah di London. Di sana, ia merancang Automatic Computing Engine (ACE), salah satu desain pertama untuk komputer berprogram tersimpan, yaitu komputer yang dapat menyimpan program dan data dalam memori internalnya. Meskipun desain Turing sangat inovatif dan visioner, ia mengalami banyak kendala dalam merealisasikannya. NPL tidak memberikan dukungan dan sumber daya yang cukup untuk proyek Turing, sehingga proyek tersebut tertunda dan tertinggal dari proyek-proyek serupa di Amerika Serikat.

Baca Juga:  Maluku Angkat Senjata: Perlawanan Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme

Pada 1948, Turing pindah ke Computing Machine Laboratory milik Max Newman di Victoria University of Manchester, di mana ia membantu mengembangkan Manchester Mark 1 dan Manchester Mark 2, dua komputer berprogram tersimpan pertama di Inggris. Di Manchester, Turing juga mulai tertarik dengan bidang biologi matematika, yaitu bidang yang menggunakan matematika untuk menjelaskan fenomena-fenomena biologis. Ia terutama tertarik dengan pola-pola alami yang terbentuk pada kulit binatang atau tumbuhan, seperti belang macan atau bintik-bintik bunga matahari.

Pada 1952, Turing menerbitkan makalahnya yang paling terkenal dalam bidang biologi matematika. Makalah tersebut berjudul “The Chemical Basis of Morphogenesis”, di mana ia mengusulkan sebuah model matematika untuk menjelaskan bagaimana pola-pola alami dapat terbentuk dari reaksi kimia antara zat-zat yang disebut morfogen.

Model Turing ini melibatkan persamaan diferensial parsial yang menggambarkan bagaimana morfogen dapat berdifusi dan bereaksi dalam ruang dan waktu. Ia menunjukkan bahwa dengan asumsi-asumsi tertentu, modelnya dapat menghasilkan pola-pola yang stabil dan bervariasi, seperti garis-garis, lingkaran, atau bintik-bintik. Makalah Turing ini sangat berpengaruh dalam perkembangan bidang biologi teoretis dan ilmu komputer.

Selain biologi matematika, Turing juga tertarik dengan bidang kecerdasan buatan, yaitu bidang yang mencoba membuat mesin atau program yang dapat meniru kemampuan manusia dalam berpikir, belajar, dan berkomunikasi. Pada 1950, Turing menerbitkan makalahnya yang paling terkenal dalam bidang kecerdasan buatan, yaitu “Computing Machinery and Intelligence”, di mana ia mengajukan pertanyaan: “Bisakah mesin berpikir?” Ia juga mengusulkan sebuah metode untuk menguji kemampuan mesin dalam berpikir, yang disebut tes Turing.

Tes Turing ini melibatkan tiga peserta: seorang manusia (penanya), seorang mesin (terdakwa), dan seorang manusia lain (hakim). Penanya akan mengirimkan pertanyaan-pertanyaan kepada terdakwa dan hakim melalui teks, tanpa mengetahui identitas mereka. Hakim akan mencoba menebak siapa yang merupakan mesin dan siapa yang merupakan manusia, berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan. Jika hakim tidak dapat membedakan antara mesin dan manusia, maka mesin tersebut dianggap lulus tes Turing.

Makalah Turing ini sangat penting karena menjadi salah satu karya pionir dalam bidang kecerdasan buatan dan filosofi pikiran. Ia juga menjadi salah satu orang pertama yang mengajukan ide tentang mesin tidak terorganisir, yaitu mesin yang dapat belajar dari pengalaman dan mengubah perilakunya secara adaptif. Ia juga merancang sebuah permainan yang disebut catur Turing, yaitu catur dengan aturan-aturan yang dapat berubah secara acak selama permainan.

Kehidupan Pribadi dan Kematian

Meskipun Turing adalah seorang jenius dan pahlawan perang, ia juga menghadapi diskriminasi dan penganiayaan karena orientasi seksualnya sebagai seorang gay, yang ilegal pada saat itu di Inggris. Ia pernah bertunangan dengan Joan Clarke, seorang kriptanalis wanita yang bekerja bersamanya di Bletchley Park, tetapi hubungan tersebut tidak berlanjut karena Turing mengaku bahwa ia lebih tertarik pada pria. Ia juga pernah menjalin hubungan dengan beberapa pria, termasuk Arnold Murray, seorang pekerja kasar yang ia temui di Manchester.

Baca Juga:  Pedagang, Penguasa, dan Pujangga pada Masa Klasik (Hindu-Buddha)

Pada 1952, Turing dituntut karena tindak pidana homoseksualitas setelah ia melaporkan bahwa rumahnya telah dibobol oleh teman Murray. Ia mengaku bersalah dan dipaksa menjalani terapi hormonal sebagai hukuman alternatif dari penjara. Terapi ini menyebabkan efek samping seperti ginekomastia (pembesaran payudara) dan impotensi. Ia juga dilarang bekerja untuk pemerintah atau proyek-proyek rahasia.

Pada 8 Juni 1954, Turing ditemukan tewas di kamarnya dengan sebuah apel setengah dimakan di sampingnya. Pemeriksaan forensik menunjukkan bahwa ia meninggal akibat keracunan sianida. Banyak orang yang percaya bahwa ia bunuh diri dengan menenggak sianida dari apel tersebut, sebagai simbol dari kisah dongeng Snow White and the Seven Dwarfs yang ia sukai.

Namun, ada juga kemungkinan lain bahwa kematian Turing adalah akibat kecelakaan atau pembunuhan. Beberapa bukti yang mendukung kemungkinan ini adalah bahwa Turing tidak menunjukkan tanda-tanda depresi atau niat bunuh diri sebelum kematiannya, bahwa ia sedang mengerjakan beberapa proyek dan rencana masa depan, bahwa ia tidak meninggalkan surat wasiat atau pesan apapun, dan bahwa apel tersebut tidak pernah diperiksa untuk mengandung sianida.

Penutup

Alan Turing adalah seorang tokoh yang luar biasa dalam sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia memberikan kontribusi besar dalam bidang matematika, kriptanalisis, ilmu komputer, biologi teoretis, dan kecerdasan buatan. Ia juga membantu Sekutu memenangkan Perang Dunia II dengan memecahkan kode-kode rahasia Jerman. Namun, ia juga mengalami nasib tragis karena diskriminasi dan penganiayaan yang ia terima karena orientasi seksualnya. Ia meninggal pada usia 41 tahun dengan cara yang misterius dan menyedihkan.

Warisan Turing tetap hidup hingga saat ini dan dihormati oleh banyak orang. Ia telah mendapatkan banyak penghargaan dan penghormatan secara anumerta, seperti pengampunan kerajaan pada tahun 2013, medali OBE (Order of the British Empire), medali FRS (Fellow of the Royal Society), Smith’s Prize, dan Alan Turing Year pada tahun 2012. Ia juga dianggap sebagai salah satu bapak ilmu komputer modern dan kecerdasan buatan. Ia juga menjadi inspirasi bagi banyak peneliti, ilmuwan, programmer, aktivis, dan seniman.

Sumber:

(1) (PDF) Andew Hodges Alan Turing The Enigma – Academia.edu.
(2) (PDF) Alan Turing | Jonathan Bowen – Academia.edu.
(3) (DOC) Biograafi Alan Mathison Turing – Academia.edu.
(4) Alan Turing – Wikipedia.
(5) Alan Turing: The Enigma – Wikipedia. 

Posted in Ragam

Artikel Terkait: