Menu Tutup

Kerajaan Cirebon: Sejarah Berdiri, Kejayaan dan Peninggalan

#

Kerajaan Cirebon adalah salah satu kerajaan Islam tertua di Pulau Jawa yang berdiri pada abad ke-15 Masehi. Kerajaan ini terletak di pantai utara Jawa, antara perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Kerajaan ini pernah menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam di wilayah Sunda.

Pendiri dan Penguasa Kerajaan Cirebon

Kerajaan Cirebon didirikan oleh Pangeran Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana, putra dari Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran⁴. Ia mendirikan kerajaan ini pada tahun 1430 Masehi dengan nama Kebon Pesisir atau Tegal Alang-Alang¹. Ia kemudian memeluk agama Islam dan berguru kepada Sunan Ampel, salah satu dari Wali Songo.

Pangeran Walangsungsang menyerahkan kekuasaannya kepada keponakannya, Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, yang merupakan putra dari Syarif Abdullah Maulana Huda dari Mesir dan Nyai Rara Santang, putri Prabu Siliwangi⁴. Sunan Gunung Jati memerintah kerajaan ini dari tahun 1479 hingga 1568 Masehi. Ia juga mendirikan Kesultanan Banten dengan menunjuk anaknya, Maulana Hasanuddin, sebagai sultan pertama⁵.

Sunan Gunung Jati meninggal pada tahun 1568 Masehi dan dimakamkan di Gunung Jati, Cirebon. Ia digantikan oleh putranya yang lain, Pangeran Pasarean, yang bergelar Panembahan Ratu I. Ia memerintah hingga tahun 1570 Masehi dan digantikan oleh putranya, Pangeran Karimuddin, yang bergelar Panembahan Ratu II. Ia memerintah hingga tahun 1649 Masehi dan digantikan oleh putranya, Pangeran Martawijaya, yang bergelar Panembahan Girilaya atau Sultan Abdul Karim⁴.

Baca Juga:  Maluku Angkat Senjata: Perlawanan Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme

Sultan Abdul Karim adalah penguasa terakhir Kesultanan Cirebon sebelum terjadi pembagian wilayah menjadi dua kesultanan, yaitu Kesultanan Kasepuhan dan Kesultanan Kanoman. Pembagian ini terjadi karena adanya perselisihan antara dua putra Sultan Abdul Karim, yaitu Pangeran Kartawijaya dan Pangeran Wangsakerta. Pangeran Kartawijaya mendirikan Kesultanan Kasepuhan dengan ibu kota di Keraton Kasepuhan. Pangeran Wangsakerta mendirikan Kesultanan Kanoman dengan ibu kota di Keraton Kanoman⁴.

Masa Kejayaan Kerajaan Cirebon

Masa kejayaan Kerajaan Cirebon terjadi pada masa pemerintahan Sunan Gunung Jati. Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga mencakup Banten, Indramayu, Brebes, Tegal, Pekalongan, Demak, dan sebagian Jawa Tengah. Ia juga berhasil menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara maupun di luar negeri, seperti Aceh, Malaka, Turki Utsmani, Portugal, dan Spanyol⁴.

Sunan Gunung Jati juga berperan besar dalam menyebarkan agama Islam di wilayah Sunda. Ia menggunakan pendekatan budaya dan seni untuk menarik simpati masyarakat. Ia mengembangkan seni wayang golek cepak yang menggabungkan unsur-unsur Hindu-Buddha dan Islam. Ia juga mengembangkan seni batik dengan motif-motif khas Cirebon, seperti megamendung, parang rusak, dan macan ali⁴.

Selain itu, Sunan Gunung Jati juga membangun berbagai fasilitas publik, seperti masjid, pesantren, pasar, pelabuhan, dan benteng. Ia membangun Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang merupakan masjid tertua di Jawa Barat. Ia juga membangun Pesantren Gunoong Jati yang merupakan pesantren tertua di Indonesia. Ia juga membangun Pelabuhan Cirebon yang menjadi pusat perdagangan antar pulau dan antar negara⁴.

Peninggalan Kerajaan Cirebon

Kerajaan Cirebon meninggalkan banyak peninggalan berupa bangunan, seni, budaya, dan tradisi yang masih dilestarikan hingga kini. Beberapa peninggalan kerajaan ini antara lain:

Baca Juga:  Sungai Batanghari: Sungai Terpanjang di Pulau Sumatera

– Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman, yang merupakan istana-istana dari dua kesultanan yang berasal dari Kerajaan Cirebon. Di dalam keraton-keraton ini terdapat berbagai koleksi benda-benda bersejarah, seperti pusaka, keris, gamelan, wayang, batik, dan lain-lain.
– Makam Sunan Gunung Jati, yang merupakan tempat peristirahatan terakhir dari pendiri Kerajaan Cirebon. Makam ini terletak di Gunung Jati, Cirebon. Di sekitar makam ini terdapat kompleks masjid dan pesantren yang masih berfungsi hingga kini.
– Masjid Agung Sang Cipta Rasa, yang merupakan masjid tertua di Jawa Barat. Masjid ini dibangun oleh Sunan Gunung Jati pada tahun 1480 Masehi. Masjid ini memiliki arsitektur yang unik dengan pengaruh Hindu-Buddha, Islam, dan Eropa.
– Seni batik Cirebon, yang merupakan salah satu jenis batik khas Indonesia. Seni batik Cirebon memiliki motif-motif yang bercorak Islam, seperti megamendung, parang rusak, macan ali, dan lain-lain. Seni batik Cirebon juga memiliki warna-warna yang cerah dan kontras.
– Seni wayang golek cepak, yang merupakan salah satu jenis wayang golek yang dikembangkan oleh Sunan Gunung Jati. Seni wayang golek cepak menggabungkan unsur-unsur Hindu-Buddha dan Islam dalam cerita dan tokohnya. Seni wayang golek cepak juga memiliki ciri khas berupa kepala wayang yang berbentuk bulat atau cepak.

Sumber:
(1) Kerajaan Cirebon: Letak, Pendiri, Masa Kejayaan, dan Peninggalan. https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/28/162453079/kerajaan-cirebon-letak-pendiri-masa-kejayaan-dan-peninggalan.
(2) Sejarah Singkat Kesultanan Cirebon: Kerajaan Islam Sunda Pertama – Tirto.ID. https://tirto.id/sejarah-singkat-kesultanan-cirebon-kerajaan-islam-sunda-pertama-ga1T.
(3) Kesultanan Cirebon – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Cirebon.
(4) Masa Kejayaan Kerajaan Cirebon dan Rajanya. https://www.msn.com/id-id/berita/other/masa-kejayaan-kerajaan-cirebon-dan-rajanya/ar-AA1c4FbE.
(5) Masa Kejayaan Kerajaan Banten dan Rajanya. https://www.msn.com/id-id/berita/other/masa-kejayaan-kerajaan-banten-dan-rajanya/ar-AA1bWqa1.

Baca Juga:  Prasasti Peninggalan Kerajaan Singasari

 

Posted in Ragam

Artikel Terkait: