Ploidi: Pengertian, Macam, dan Dampaknya pada Makhluk Hidup

Ploidi adalah istilah dalam biologi yang menunjuk pada satuan banyaknya genom (himpunan kromosom) dasar yang dimiliki oleh sel makhluk hidup1. Penyebutannya biasanya menyertai awalan yang menunjukkan jumlah, seperti “monoploid” (satu set), “diploid” (dua set), dan sebagainya. Penyebutan biasanya disingkat sebagai x, jadi 1x berarti monoploid. Bilangan dasar dimiliki oleh “tipe normal” sel tubuh dilambangkan sebagai 2n1.

Jenis-Jenis Ploidi

Berdasarkan jumlah set kromosom, ploidi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

  • Monoploid: satu set kromosom. Contoh: sel-sel haploid pada organisme yang memiliki siklus hidup haplodiplontik, seperti alga, lumut, dan paku1.
  • Haploid: jumlah genom dasar. Contoh: sel-sel gamet (sel kelamin) pada organisme yang memiliki siklus hidup diplontik, seperti hewan dan manusia1.
  • Diploid: dua set kromosom. Contoh: sel-sel somatik (sel tubuh) pada organisme yang memiliki siklus hidup diplontik, seperti hewan dan manusia1.
  • Triploid: tiga set kromosom. Contoh: sel-sel endosperma (jaringan penyimpan makanan pada biji) pada tumbuhan berbiji1.
  • Tetraploid: empat set kromosom. Contoh: kentang, pisang, dan kapas1.
  • Pentaploid: lima set kromosom. Contoh: apel2.
  • Heksaploid: enam set kromosom. Contoh: gandum roti1.
  • Oktaploid: delapan set kromosom. Contoh: tebu dan stroberi1.
  • Poliploid: banyak set kromosom (nama umum untuk 3x ke atas). Contoh: banyak tumbuhan budidaya dan beberapa hewan, seperti ikan lele dan katak1.
Baca Juga:  Pengenalan Ciri-Ciri Fisik, Kimia, dan Biologi Tanah

Perubahan Tingkat Ploidi

Tingkat ploidi suatu organisme dapat berubah akibat beberapa faktor, seperti mutasi, hibridisasi, atau pengaruh zat kimia2. Perubahan tingkat ploidi dapat mempengaruhi karakteristik morfologi, fisiologi, dan genetik organisme tersebut. Beberapa dampak perubahan tingkat ploidi adalah:

  • Meningkatkan variasi genetik. Organisme poliploid memiliki lebih banyak variasi alel untuk gen tertentu, sehingga dapat menunjukkan sifat-sifat baru yang berbeda dari induknya2.
  • Meningkatkan ukuran sel dan organ. Organisme poliploid memiliki lebih banyak materi genetik di dalam inti sel, sehingga memerlukan ruang yang lebih besar. Hal ini dapat menyebabkan ukuran sel dan organ-organ tertentu, seperti daun, bunga, dan buah, menjadi lebih besar2.
  • Meningkatkan toleransi terhadap stres lingkungan. Organisme poliploid memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang ekstrem, seperti suhu, kekeringan, atau salinitas. Hal ini dikarenakan organisme poliploid memiliki lebih banyak gen yang berperan dalam mekanisme pertahanan sel2.
  • Meningkatkan produktivitas. Organisme poliploid dapat menghasilkan lebih banyak biomassa, biji, atau buah daripada organisme diploid. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil pertanian atau perkebunan2.

Kesimpulan

Ploidi adalah istilah yang menggambarkan jumlah set kromosom yang dimiliki oleh sel makhluk hidup. Ploidi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti monoploid, haploid, diploid, triploid, dan sebagainya. Tingkat ploidi suatu organisme dapat berubah akibat beberapa faktor, dan dapat mempengaruhi karakteristik morfologi, fisiologi, dan genetik organisme tersebut. Perubahan tingkat ploidi dapat memberikan keuntungan atau kerugian bagi organisme tersebut, tergantung pada kondisi lingkungan dan seleksi alam yang terjadi.

Baca Juga:  Kawasan Asia Timur Raya: Konsep dan Realitas