Pengertian dan Pentingnya Husnudzan
Salah satu akhlak terpuji kepada sesama manusia adalah husnudzan. Secara bahasa berasal dari bahasa Arab, husnu yang artinya baik, dan dzan berarti dugaan, sangkaan atau keyakinan. Menurut istilah husnudzan adalah adanya pemikiran yang positif terhadap manusia lain, bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai kebaikan yang bermanfaat bagi yang lainnya.
Semua ciptaan Allah itu mempunyai kebaikan dan kemanfaatan, juga setiap manusia itu oleh Allah Swt. telah diberi rahmat karunia yang masing-masing berbeda. Dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 237 ditegaskan bahwa manusia itu tidak boleh melupakan keutamaan atau kebaikan orang lain.
Artinya:“dan janganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha melihat segala apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah [2]:237)
Hukum Husnudzan kepada Sesama Manusia
Dalam dalil-dalil al-Qur’an dan hadis diterangkan beberapa hukum berprasangka (dzan) yaitu dalam Al Qur’an surah Al-Hujurat (49) ayat 12:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa.” (QS. Al-Hujurat [49]:12)
Artinya: “Dari Abu Hurairah Ra, sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda :”Sekali- kali janganlah engkau berburuk sangka karena sesungguhnya berburuk sangka itu adalah perkataan yang paling bohong.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Diterangkan dalam sebuah hadis :
Artinya: “Dari Abu Hurairah Ra. dari Nabi Saw. sabdanya : “Berbaik sangka adalah termasuk kebaikan ibadah”. (HR Ibnu Hibban dan Abu Daud).
Ada beberapa hukum Husnudzan kepada manusia:
Wajib, yaitu Husnudzan kepada Allah dan para Rasul Allah Swt. Kita harus yakin bahwa Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah juga Maha
Memelihara semua makhluk-Nya, terutama manusia. Maka apapun yang Allah berikan dalam kehidupan kita, patut kita syukuri dan kita ambil hikmahnya dengan berhusnudzan kepada Allah. Kita juga harus husnudzan kepada para nabi dan Rasul yang diutus di dunia bertugas untuk membawa rahmat dari Allah Swt., dan tidak membutuhkan balasan dari manusia, sebagaimana disebutkan pada surah Yaasin (36) ayat 21:
Artinya: “Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” ( QS.Yaasin [36]:21)
Mandub (sunnah), yakni kepada saudara–saudaranya yang seiman, karena sesama muslim itu sama terikat oleh iman dan perjuangan untuk mewujudkan kebaikan melalui ibadah, dakwah dan amalan saleh lainnya.
Jaiz, atau mubah kepada sesama manusia pada umumnya. Karena pada dasarnya, semua manusia itu merasa saling membutuhkan dan mempunyai
Contoh-contoh Husnudzan kepada Sesama Manusia
Bentuk-bentuk sikap Husnudzan kepada sesama manusia antara lain :