Menu Tutup

Mengganti Utang Puasa Ramadan pada Bulan Ramadan Berikutnya: Bagaimana Caranya?

Puasa Ramadan adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan oleh setiap muslim yang mampu. Namun, ada beberapa hal yang dapat menghalangi seseorang untuk berpuasa, seperti sakit, haid, nifas, hamil, menyusui, musafir, dan lain-lain. Dalam hal ini, seseorang harus mengganti puasa yang ditinggalkan pada hari-hari lain di luar bulan Ramadan.

Namun, bagaimana jika seseorang tidak sempat mengganti puasa Ramadan sebelum bulan Ramadan berikutnya datang? Apakah ia harus membayar fidyah atau kaffarah? Bagaimana cara mengganti puasa Ramadan yang tertunda?

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui tentang mengganti utang puasa Ramadan pada bulan Ramadan berikutnya:

  1. Mengganti utang puasa Ramadan adalah wajib dan tidak boleh ditunda-tunda tanpa alasan yang syar’i. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib baginya) berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  2. Jika seseorang tidak mengganti utang puasa Ramadan sebelum bulan Ramadan berikutnya datang tanpa alasan yang syar’i, maka ia berdosa dan harus bertaubat kepada Allah SWT. Selain itu, ia tetap harus mengganti utang puasa Ramadan tersebut setelah bulan Ramadan berakhir.
  3. Jika seseorang tidak mengganti utang puasa Ramadan sebelum bulan Ramadan berikutnya datang karena alasan yang syar’i, seperti sakit terus-menerus atau hamil dan menyusui terus-menerus, maka ia tidak berdosa dan tidak harus membayar fidyah atau kaffarah. Namun, ia tetap harus mengganti utang puasa Ramadan tersebut jika sudah mampu.
  4. Jika seseorang tidak mampu mengganti utang puasa Ramadan sampai meninggal dunia karena alasan yang syar’i, maka ia tidak berdosa dan tidak harus membayar fidyah atau kaffarah. Namun, jika ia meninggalkan wasiat untuk membayar fidyah atau kaffarah atas utang puasa Ramadan tersebut, maka wasiatnya harus dilaksanakan oleh ahli warisnya.
  5. Cara mengganti utang puasa Ramadan adalah dengan berpuasa pada hari-hari lain di luar bulan Ramadan dengan niat mengganti utang puasa Ramadan. Tidak ada ketentuan khusus tentang urutan atau jarak antara hari-hari penggantian puasa tersebut. Namun, disunnahkan untuk mengganti utang puasa Ramadan secepat mungkin dan tidak menunggu sampai tahun berikutnya.
  6. Jika seseorang memiliki utang puasa Ramadan lebih dari satu tahun, maka ia harus mengganti utang puasa Ramadan tersebut sesuai dengan jumlah tahun yang ditinggalkannya. Misalnya, jika seseorang memiliki utang puasa Ramadan selama tiga tahun, maka ia harus mengganti 90 hari puasa (30 hari x 3 tahun).
  7. Jika seseorang memiliki utang puasa Ramadan dan juga puasa sunnah seperti puasa Senin-Kamis atau puasa Arafah, maka ia harus mengutamakan mengganti utang puasa Ramadan terlebih dahulu. Jika ia ingin mendapatkan pahala puasa sunnah juga, maka ia bisa berniat dua niat sekaligus: niat mengganti utang puasa Ramadan dan niat puasa sunnah.

Baca Juga: