Menu Tutup

Pengertian Ilmu Ekomoni Islam

Ekonomi Islam dalam bahasa arab diistilahkan dengan al-iqtishad al-islamiAl-iqtishad secara bahasa berarti al-qhasdu yaitu pertengahan dan keadilan. Pengertian pertengahan dan keadilan ini banayak ditemukan dalm Al-Quran diantaranya “dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan” (Luqman: 19) dan “diantara mereka ada golongan yang prtengahan” (al-Maidah: 66) maksudnya, orang yang berakata jujur, lurus, dn tidak menyimpang dari kebenaran.

Ekonomi didefinisikan dengan pengetahuan tentang aturn yang berkaitan dengan produksi kekayaan, mendistribusikan, dan mengkonsumsi. Ada beberapa pentafsiran tentang istilah “ekonomi Islam”.

  1. Yang di maksud adalah “ilmu ekonomi” yang berdasarkan nilai-nilai atau ajaran Islam. Beberapa ahli ekonomi Muslim memberanikan diri dalam mendefinisikan tentang ekonomi Islam, yang beberapa sub-bahagian ini akan menyajikan secara kritis dan paling popular. Ada dua kategori utama daripada definisi. Kategori pertama terdiri daripada definisi yang menumpu pada prinsip-prinsip syariah yang membentuk rangka kerja atau persekitaran perilaku ejen ekonomi, manakala kategori kedua berfokus pada perilaku pelaku sendiri.

Zaman Hasanuz mentakrifkan ekonomi Islam sebagai “pengetahuan dan pelaksanaan perintah-perintah dan peraturan syariah yang menghalang ketidakadilan dalam pengambilalihan dan membolehkan mereka untuk melakukan kewajipan mereka kepada Allah dan masyarakat

Demikian pula, Zaidan Abu al Makarim mendefinisikan ekonomi Islam sebagai “ilmu yang berkaitan dengan kekayaan dan hubungannya dari sudut pandang perwujudan keadilan dalam segala bentuk kegiatan ekonomi Dua definisi ini menumpukan pada determinan dari kerangka normatif kegiatan ekonomi, mereka melihat ekonomi Islam sebagai cabang pengajian Islam serupa dengan Fiqah atau tafsiran Al-Quran. Berikutnya definisi yang di utarakan oleh Masudul Alam Choudhury menyebutkan bahawa ekonomi Islam adalah pengkajian sejarah, empirik dan berteori yang akan menganalisis keperluan manusia dan masyarakat melalui pancaran panduan sistem nilai Islam.

  1. Ekonomi Islam itu dalam ertian “sistem ekonomi” (Islam). Sistem menyangkut pengaturan, iaitu pengaturan kegiatan ekonomi dalam suatu masyarakat atau negara berdasarkan suatu cara metode tertentu. Misalnya, bank Islam dapat disebut sebagai unit (terbatas) dari beroperasinya suatu sistem ekonomi Islam, bisa dalam ruang lingkup makro atau mikro. Bank Islam disebut unit sistem ekonomi Islam, khususnya doktrin larangan riba. Dan ketiga, ekonomi Islam itu bererti perekonomian umat Islam atau perekonomian di dunia Islam, maka kita akan mendapat sedikit penjelasan dan gambaran dalam sejarah umat Islam baik pada masa Nabi sampai sekarang. Hal ini bisa kita temukan, misalnya, bagaimana keadaan perekonomian umat Islam di Arab Saudi, Mesir, Irak, Iran, Malaysia, Indonesia, dan sebagainya, atau juga perekonomian umat Islam di negara non-Islam seperti Amerika, Cina, Perancis, dan sebagainya

Berbeda dengan sistem ekonomi konvensional, yang lahir dari paradigma enlightenment yang ditandai dengan pendekatan utama untuk mewujudkan kesejahteraan manusia serta analisisnya tentang problem-problem manusia yang bersifat sekular. Sekular di sini dimaksudkan sebagai lebih mementingkan konsumsi dan pemilikan materi sebagai sumber kebahagiaan manusia, tanpa mengindahkan peranan nilai moral dalam reformasi individu dan sosial, terlalu berlebihan menekankan peranan pasar atau negara. Ia tidak memiliki komitmen kuat kepada persaudaraan (brotherhood) dan keadilan sosio-ekonomi dan tidak pula mempunyai mekanisme filter nilai-nilai moral

Ekonomi Islam juga dikenal sebagai ekonomi etis iaitu ilmu ekonomi yang tidak mengajarkan keserakahan manusia atas alam benda, tetapi justeru mampu mengajar manusia untuk mengatur dan mengendalikan diri. Dengan perkataan lain, ekonomi etis berbeza dengan ekonomi konvensional, tidak mengacu pada sifat manusia segai homo economikus yang cenderung serakah, sebaliknya sebagai manusia etik yang utuh atau manusia seutuhnya.  Manusia yang utuh selalu berusaha mengendalikan pencapaian  kebutuhan sampai batas-batas yang pantas dan wajar sesuai ukuran-ukuran sosial dan moral.

DAFTAR PUSTAKA

Zaidan Abu al Makarim (1974), “‘Ilmi al ‘Adl al Iqtisadi”, Cairo, Dar al Turath.

M. Dawam Rahardjo (1999), “Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi”, dalam Muhammad Iswadi (2007), “Ekonomi Islam: Kajian Konsep dan Model Pendekatan”, Jurnal Mazahib, Vol. 1.,  Penerbit: STAIN Samarinda.

Agustiano, “Kegagalan Kapitalisme; Perspektif Ekonomi Islam”http://www.waspadaonline.com

Mubyarto (1988), “Etika Keadilan Sosial dalam Islam”, dalam A. Dimyati (2007), “Ekonomi Etis: Paradigma Baru Ekonomi Islam”, Jurnal Ekonomi Islam, La_Riba, Vol. I, No. 2

Baca Juga: