Menu Tutup

Pengertian Jual-Beli dan Syarat-syarat Jual-Beli

Pengertian Jual-Beli

Jual-beli adalah akad yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu penjual dan pembeli, untuk menukar barang dengan harga tertentu. Jual-beli adalah salah satu aktivitas ekonomi yang dihalalkan oleh Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an. Allah Ta’ala berfirman,

وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا

“Allah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba” (QS. Al Baqarah: 275).

Jual-beli memiliki beberapa macam, seperti jual-beli tunai, jual-beli kredit, jual-beli salam, jual-beli murabahah, dan lain-lain. Setiap macam jual-beli memiliki ketentuan dan hukum tersendiri yang harus diperhatikan oleh para pelaku jual-beli.

Syarat-syarat Jual-Beli

Syarat-syarat jual-beli adalah ketentuan yang harus dipenuhi oleh para pelaku jual-beli agar akad jual-beli sah dan tidak batal. Syarat-syarat jual-beli terbagi menjadi dua, yaitu syarat-syarat yang berkaitan dengan pihak yang berakad (penjual dan pembeli) dan syarat-syarat yang berkaitan dengan barang yang diperjualbelikan.

Syarat-syarat Penjual dan Pembeli

Penjual dan pembeli adalah dua pihak yang melakukan akad jual-beli. Mereka harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

  • Kedua belah pihak harus baligh, maksudnya baik penjual atau pembeli sudah dewasa.
  • Keduanya berakal sehat. Penjual dan pembeli harus berakal sehat, maka orang yang gila dan orang yang bodoh yang tidak mengetahui hitungan tidak sah melakukan akad jual-beli.
  • Bukan pemboros (tidak suka memubazirkan barang).
  • Bukan paksaan, yakni atas kehendak sendiri.

Syarat-syarat Barang Jual-Beli

Barang jual-beli adalah objek yang ditukar antara penjual dan pembeli dengan harga tertentu. Barang jual-beli harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

  • Barang harus ada saat terjadi transaksi, jelas dan dapat dilihat atau diketahui oleh kedua belah pihak. Penjual harus memperlihatkan barang yang akan dijual kepada pembeli secara jelas, baik ukuran dan timbangannya, jenis, sifat maupun harganya.
  • Barang harus dimiliki atau diizinkan untuk dijual oleh penjual. Penjual tidak boleh menjual barang milik orang lain tanpa izinnya atau barang curian atau barang ghasab (dikuasai secara zalim).
  • Barang harus bisa diserahkan kepada pembeli. Barang yang tidak bisa diserahkan seperti hak milik tanah atau bangunan tidak boleh diperjualbelikan.
  • Barang harus bermanfaat dan mubah. Barang yang tidak bermanfaat seperti sampah atau barang yang haram seperti khamr atau babi tidak boleh diperjualbelikan.
  • Barang harus jelas, tidak samar atau gharar. Barang yang samar adalah barang yang tidak diketahui jenis, jumlah, kualitas, atau waktu penyerahannya secara pasti.
  • Harganya harus jelas. Harga barang harus diketahui oleh kedua belah pihak dengan pasti dan tidak mengandung unsur riba atau penipuan.

Baca Juga: