Menu Tutup

Prinsip Evaluasi Pendidikan

 Evaluasi adalah penilaian tentang suatu aspek yang dihubungkan dengan situasi aspek yang lain. Dalam evaluasi ada beberapa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan antara lain:

  1. Prinsip Kesinambungan (Kontinuitas)

Evaluasi tidak hanya dilakukan sekali atau dua kali saja, tetapi harus diakukan secara terus menerus, seperti halnya dalam dunia pendidikan misalnya mulai dari proses belajar mengajar sambil memperhatikan keadaan peserta didiknya hingga tamat sekolah. Dalam islam sangat dianjurkan prinsip ini, klarena dengan berpegang pada prinsip ini keputusan yang diambil oleh seseorang menjadi jelas dan stabil (QS. Fusshilat : 30), serta dapat menghasilkan suatu tindakan yang menguntungkan (QS. Al-Ahqaf: 13-14).[7]

  1. Prinsip Menyeluruh (Komprehensif )

Dalam prinsip ini melihat semua aspek dari kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama, tanggung jawab dan lainnya. Karena tidak semua peserta didik dapat menguasai seluruh atau beberapa pengetahuan atau keterampilan secara utuh.

  1. Prinsip Objektivitas

Prinsip ini dalam melakukan evaluasi dilakukan dengan berdasrkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. Allah , memerintahkan agar seseorang berlaku adil dalam mengevaluasi,  jangan karena kebencian menjadikan ketikobjektifan suatu evaluassi yang dilakukan(QS. Al-Maidah: 8). Nabi SAW juga bersabda “Andaikan Fathimah binti Muhammad itu mencuri, pasti aku tidak segan-segan memotong kedua tangannya”. Begitupun dengan Umar bin Khatab yang mencambuk anaknya karena berbuat zina. Prinsip ini dapat diterapkan dalam pelaksanaan pendidikan sifat-sifat utama contohnya sifaf siddiq (benar atau jujur), ikhlas, amanah, ta’awun, dan ramah.[8]

Selain itu, evaluasi juga dilaksanakan dengan dengan prinsip bahwa apa yang dievaluasikan merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar, bersifat komparabel, yakni dapat dibandingkan antara satu tahap penilaian dengan tahap penilaian lainnya, serta memiliki kejelasan bag para siswa, dan bagi pengajar itu sendiri. Prinsip-prinsip itu sejalan dengan aturan islam sebagaimana dalam ayat al-Qur’an dan hadis sebagai berikut:

“Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama-sama dengan orang yang jujur.” (Q.S At-Taubah: 119)

“Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa kepada surga.” (HR. Buhari-Muslim).

“Tinggalkan apa yang engkau ragu-ragu, kepada yang engkau tidak ragu-ragu. Sebenarnya kebenaran itu membawa kepada ketenangan, dan dusta itu membaw kepada keragu-raguan.” (HR. Turmudzi).[9]

Baca Juga: