Menu Tutup

Psikologi Islam: Ilmu Tentang Jiwa Manusia dari Perspektif Islam

Psikologi Islam adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia (nafs) dari perspektif Islam dengan menggunakan sumber-sumber formal Islam seperti Al-Quran, Hadis, dan pemikiran para ulama. Psikologi Islam juga membahas topik-topik psikologi yang relevan dengan ajaran, sejarah, nilai-nilai, dan ide-ide Islam sebagai dasar. Psikologi Islam berbeda dengan psikologi Barat yang lebih berorientasi pada empirisme, rasionalisme, dan materialisme.

Sejarah Psikologi Islam

Psikologi Islam memiliki akar sejarah yang panjang dan kaya sejak masa klasik (abad ke-7 hingga ke-13 Masehi) hingga masa kontemporer. Beberapa tokoh psikologi Islam yang terkenal antara lain:

  • Ibn Sina (Avicenna), yang mengusulkan bahwa manusia memiliki tujuh indra batin yang mendukung indra luar. Beliau juga menekankan pentingnya kepercayaan dalam proses penyembuhan fisik dan mental.
  • Muhammad Zakariyah al-Razi (Razi), yang menyumbangkan banyak bidang dalam sains, termasuk psikologi. Beliau membuat pengamatan tentang kondisi emosional manusia dan memberikan saran untuk perawatannya dengan fokus pada nutrisi dan makanan. Beliau juga menggunakan terapi bersyarat untuk mengubah perilaku.
  • Al-Ghazali, yang memperkenalkan sifat ego-sentris anak-anak sejak lahir dan gagasan tentang ketakutan yang dipelajari dari pengalaman. Sebagai seorang sufi, beliau sangat percaya bahwa observasi diri dan analisis diri adalah kunci untuk memahami penyakit mental dan menemukan sumber tersembunyi dari masalah internal.

Konsep-Konsep Psikologi Islam

Psikologi Islam memiliki beberapa konsep-konsep khas yang tidak ditemukan dalam psikologi Barat, antara lain:

  • Pengaruh gaib, yaitu adanya makhluk-makhluk halus seperti malaikat, jin, setan, dan iblis yang dapat mempengaruhi jiwa manusia secara positif atau negatif.
  • Dampak takdir, yaitu adanya ketentuan Allah yang telah ditetapkan sebelum manusia lahir yang mencakup segala hal yang terjadi dalam hidup manusia.
  • Godaan syaitan, yaitu adanya usaha-usaha syaitan untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah dengan menimbulkan bisikan-bisikan jahat di hati manusia.
  • Masuknya ruh, yaitu adanya proses peniupan ruh ke dalam janin manusia pada saat kehamilan keempat puluh hari yang menjadikan manusia sebagai makhluk hidup.

Tujuan Psikologi Islam

Psikologi Islam memiliki tujuan-tujuan yang sesuai dengan tujuan hidup manusia sebagai hamba Allah, antara lain:

  • Mendekatkan manusia kepada Allah dengan mengenal diri sendiri dan potensi-potensi yang dimilikinya.
  • Menjaga keseimbangan jiwa manusia dengan mengatur hubungan antara nafs (jiwa), qalb (hati), aql (akal), dan ruh (spirit).
  • Menyembuhkan penyakit jiwa manusia dengan menggunakan metode-metode yang sesuai dengan syariat Islam seperti doa, dzikir, shalat, puasa, sedekah, dan lain-lain.
  • Mengkritik psikologi Barat yang dianggap telah gagal dalam memberikan kesejahteraan jiwa kepada manusia karena mengabaikan aspek-aspek spiritual dan transendental.

Baca Juga: